KPU Bali Rancang Rekor MURI
Seluruh parpol dan konstituen diajak memenuhi Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar pada 24 Maret 2019 atau tiga pekan sebelum coblosan.
Ingin Bali Jadi Barometer Pelaksanaan Pemilu 2019 Damai
DENPASAR, NusaBali
Kontestasi Pemilu yang biasanya identik dengan suhu memanas tak diinginkan terjadi di Bali. Karena itulah KPU Bali mendesain Pemilu yang adem dan tenang pada tahun 2019 mendatang. KPU Bali merancang seluruh parpol dan konstituennya dibuatkan acara khusus berkumpul dalam suasana damai. Kegiatan ini pun direncanakan didaftarkan untuk bisa mendapatkan rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia).
”Saya ingin Pemilu di Bali berjalan demokratis dan bahagia,” tukas Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan saat memberi pembekalan calon legislatif DPRD Provinsi Bali dari Partai Hanura di Hotel Puri Ayu Denpasar, Minggu (25/11).
Sebuah konsep pun disiapkan oleh mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli ini. Dalam rancangannya, seluruh parpol dan konstituen diajak memenuhi Lapangan Puputan Margarana (Renon), Niti Mandala, Denpasar pada 24 Maret 2019 atau sekitar tiga pekan sebelum pelaksanaan pesta demokrasi tanggal 17 April 2019.
“Kami ingin jaga Bali dan menjadikan Bali sebagai barometer. Jadi, akan luar biasa jika Lapangan Renon dipenuhi berbagai bendera parpol dan berbagai konstituen. Masyarakat akan melihat langsung tanpa terkotak-kotak,” kata Lidartawan yang pada akhir September lalu terpilih aklamasi sebagai Ketua KPU Bali.
Diakui oleh Lidartawan bahwa usulannya sudah sampai di KPU Pusat dan mendapat isyarat untuk dilaksanakan. “Ya, KPU Pusat sudah ‘manggut-manggut’, mudah-mudahan Sang Hyang Widi Wasa merestui acara tersebut,” ujarnya.
Pada ajang ini, lanjut Lidartawan, para caleg dipersilakan mengkampanyekan diri dengan bertemu langsung dengan masyarakat. Para caleg pun punya kesempatan menjangkau calon pemilihnya dengan membagi kartu nama ataupun flyers. “Bagi kartu nama ataupun flyers sebenarnya lebih efektif daripada baliho caleg. Efektivitas baliho hanya 5 persen, atau di bawah kartu nama dan flyers,” ujarnya merujuk sebuah studi.
Lidartawan pun memberi tips kepada para caleg agar dana kampanye lebih didistribusikan untuk souvenir, asalkan memenuhi kriteria dan besaran harga maksimal Rp 60.000 per souvenir. “Buat apa pasang baliho? Apalagi Bali daerah pariwisata, mending buat souvenir untuk masyarakat,” saran dia.
Sementara itu menguji kualitas caleg, Lidartawan pun lebih setuju jika dilakukan ajang diskusi antar caleg lintas parpol. Konsep diskusi ataupun debat caleg ini sebelumnya diakui sudah dilakukan Lidartawan saat menjadi Ketua KPUD Bangli sejak 10 tahun silam. “Prinsip kampanye kan; jujur, terbuka dan dialogis,” katanya. *mao
DENPASAR, NusaBali
Kontestasi Pemilu yang biasanya identik dengan suhu memanas tak diinginkan terjadi di Bali. Karena itulah KPU Bali mendesain Pemilu yang adem dan tenang pada tahun 2019 mendatang. KPU Bali merancang seluruh parpol dan konstituennya dibuatkan acara khusus berkumpul dalam suasana damai. Kegiatan ini pun direncanakan didaftarkan untuk bisa mendapatkan rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia).
”Saya ingin Pemilu di Bali berjalan demokratis dan bahagia,” tukas Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan saat memberi pembekalan calon legislatif DPRD Provinsi Bali dari Partai Hanura di Hotel Puri Ayu Denpasar, Minggu (25/11).
Sebuah konsep pun disiapkan oleh mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli ini. Dalam rancangannya, seluruh parpol dan konstituen diajak memenuhi Lapangan Puputan Margarana (Renon), Niti Mandala, Denpasar pada 24 Maret 2019 atau sekitar tiga pekan sebelum pelaksanaan pesta demokrasi tanggal 17 April 2019.
“Kami ingin jaga Bali dan menjadikan Bali sebagai barometer. Jadi, akan luar biasa jika Lapangan Renon dipenuhi berbagai bendera parpol dan berbagai konstituen. Masyarakat akan melihat langsung tanpa terkotak-kotak,” kata Lidartawan yang pada akhir September lalu terpilih aklamasi sebagai Ketua KPU Bali.
Diakui oleh Lidartawan bahwa usulannya sudah sampai di KPU Pusat dan mendapat isyarat untuk dilaksanakan. “Ya, KPU Pusat sudah ‘manggut-manggut’, mudah-mudahan Sang Hyang Widi Wasa merestui acara tersebut,” ujarnya.
Pada ajang ini, lanjut Lidartawan, para caleg dipersilakan mengkampanyekan diri dengan bertemu langsung dengan masyarakat. Para caleg pun punya kesempatan menjangkau calon pemilihnya dengan membagi kartu nama ataupun flyers. “Bagi kartu nama ataupun flyers sebenarnya lebih efektif daripada baliho caleg. Efektivitas baliho hanya 5 persen, atau di bawah kartu nama dan flyers,” ujarnya merujuk sebuah studi.
Lidartawan pun memberi tips kepada para caleg agar dana kampanye lebih didistribusikan untuk souvenir, asalkan memenuhi kriteria dan besaran harga maksimal Rp 60.000 per souvenir. “Buat apa pasang baliho? Apalagi Bali daerah pariwisata, mending buat souvenir untuk masyarakat,” saran dia.
Sementara itu menguji kualitas caleg, Lidartawan pun lebih setuju jika dilakukan ajang diskusi antar caleg lintas parpol. Konsep diskusi ataupun debat caleg ini sebelumnya diakui sudah dilakukan Lidartawan saat menjadi Ketua KPUD Bangli sejak 10 tahun silam. “Prinsip kampanye kan; jujur, terbuka dan dialogis,” katanya. *mao
Komentar