Tes Darah Deteksi Kanker Paru
Banyak yang berpikir tidak merokok setiap hari atau kurang dari lima batang per hari aman bagi kesehatan. Ini adalah pemikiran yang sangat keliru.
Wanita merokok? Banyak juga. Shirley Dolan,57, biasa menghisap rata-rata 20 batang rokok per hari. Ia telah menjadi seorang perokok selama 45 tahun. Selama menjadi perokok berat, Shirley mengaku tak penah mengeluh sakit apapun.
Hingga akhirnya, ia diajak mengikuti tes darah untuk deteksi dini kanker paru yang akan diteliti di pusat penelitian kanker sekolah kedokteran Universitas Dundee-Ninewells Hospital.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko berbagai jenis kanker, salah satunya kanker paru. Shirley tak merasa khawatir mengikuti tes karena merasa tak ada masalah kesehatan selama ini. Namun, empat minggu setelah hasil tes keluar, Shirley diminta segera melakukan X-Ray.
"Saya mendapat surat yang mengatakan saya harus X-ray dan saya langsung tahu ada sesuatu yang salah," kata Shirley seperti dilansir dailymail.
Saat X-Ray, dokter menunjukkan adanya titik hitam di sisi kanan paru-parunya. Titik hitam itu merupakan tumor sebesar 3 cm. Shirley mulai khawatir, karena sebagian besar kasus kanker paru-paru sulit disembuhkan.
Kebanyakan kasus kanker paru tidak terdeteksi sejak dini karena tidak memunculkan gejala. Jika gejala sudah muncul, sepeti batuk kronis, sesak napas, umumnya kanker sudah ditemukan menyebar ke organ lain.
Neal Navani dari University College London Hospitals mengungkapkan, kurang dari 20 persen kasus kanker paru yang terdeteksi sejak dini atau dalam tahap masih bisa diobati.
Shirley adalah salah satu orang yang beruntung karena tumor ditemukan sejak dini. Dengan diketahui lebih awal, Shirley langsung menjalani operasi pengangkatan tumor di paru-parunya.
Tumor ganas itu pun belum menyebar ke organ lain, sehingga Shirley tak harus menjalani radioterapi dan kemoterapi. Tes darah itu telah menyelamatkan nyawa Shirley.
Tes darah memang merupakan cara baru yang sedang dikembangkan para peneliti untuk mendeteksi kanker paru. Tes darah bekerja dengan mendeteksi tujuh kelompok protein, yang dikenal sebagai autoantibodi.
Autoantibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh, ketika menanggapi protein abnormal atau antigen, yang bisa menjadi tanda awal munculnya kanker paru-paru.
Tes darah ini nantinya diharapkan dapat menjadi langkah awal melakukan deteksi dini kanker paru pada kelompok berisiko, seperti perokok dan mantan perokok, atau bahkan orang-orang yang sering terpapar asap rokok.
Tidak merokok setiap hari atau hanya merokok ketika berkumpul dengan teman-teman biasanya disebut social smoker. Hal ini kebanyakan dilakukan oleh para wanita.
Sayangnya, banyak yang berpikir tidak merokok setiap hari atau kurang dari lima batang per hari aman bagi kesehatan. Ini adalah pemikiran yang sangat keliru.
Dokter spesialis paru di Lenox Hill Hospital, New York City, Len Horovitz, mengungkapkan, merokok pada tingkat yang ringan tetap berdampak buruk bagi kesehatan. Ia mengatakan, merokok kurang dari lima batang per hari masih berisiko tiga kali lipat terkena penyakit jantung.
Bahkan, sebuah penelitian oleh British Heart Foundation tahun lalu juga menemukan merokok hanya satu batang per hari dapat meningkatkan hingga tiga kali lipat risiko penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.
Risiko menderita kanker paru juga lebih tinggi pada wanita yang merokok setidaknya satu batang per hari.
Menurut peneliti, banyak wanita terjebak pada pemikiran menjadi perokok ringan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam penelitian ini, dokter Carole Holahan dari University of Texas di Austin menyurvei sekitar 9.800 wanita berusia 18 sampai 25 tahun. Sekitar 60 persen merupakan perokok ringan atau tidak merokok setiap hari.
"Mereka bahkan menganggap dirinya bukan sebagai perokok dan dapat berhenti merokok dengan mudah," kata Patricia Folan, Direktur Pusat Pengendalian Tembakau di North Shore-LIJ seperti dilansir dailymail.
Padahal, menurut Folan, kebanyakan perokok ringan tanpa disadari akan meningkatkan intensitas merokoknya sehingga menjadi perokok berat. Dan dampak jangka panjangnya penderita akan mengalami kanker paru.
Selanjutnya...
1
2
Komentar