Besok Hadiri Hari Guru Nasional di Istana Bogor
Ayu Putu Dewi, Guru SLB Negeri Badung Penerima Satya Lencana Pendidikan
MANGUPURA, NusaBali
Guru SLB Negeri Badung, Ayu Putu Dewi Ary Sukanti SAG, MPdH salah satu guru berprestasi nasional dari Bali yang menerima Satya Lencana Pendidikan. Penghargaan dari Presiden RI ini diterimanya dalam acara peringatan Hari Guru di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Jakarta, Senin (26/11). Ayu Putu Dewi merupakan salah satu dari dua guru SLB dari seluruh Indonesia yang mendapat penghargaan bersama salah seorang guru SLB dari Provinsi Jawa Barat.
Pada Oktober 2018 dirinya meraih juara tiga simposium guru pendidikan menengah dan pendidikan khususus tingkat nasional. Agustus 2017, perempuan berambut pendek ini meraih juara dua guru SLB berprestasi tingkat nasional.
Ditemui di SLB Negeri Badung di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (27/11), Ayu Putu Dewi mengungkapkan kebanggaannya menerima anugerah Satya Lencana yang diberikan presiden kepadanya. Sebagai pendidik, dirinya merasa terpacu untuk terus berkarya dan meningkatkan kompetensi.
Ayu Putu Dewi mengungkapkan untuk mendapatkan penghargaan berupa Satya Lencana Pendidikan dari presiden ada banyak tahapan yang dilalui. Salah satu syarat bagi guru SLB minimal pernah meraih juara dua tingkat nasional. Berkat juara yang diraihnya pada 2017 itu, Ayu Putu Dewi bisa mengikut seleksi untuk menerima Satya Lencana Pendidikan.
“Prosesnya dimulai dari verifikasi oleh tim Kesharlindo Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Yang masuk nominasi adalah guru-guru yang berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional. Untuk guru yang ikut seleksi hanya terpilih 22 orang dari seluruh Indonesia dan dari seluruh tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Dari satuan pendidikan SLB ada 2 orang. Satu dari Bali, yaitu saya sendiri dan satu dari Jawa Barat. Selain guru-guru yang berdedikasi dan berprestasi yang masuk nominasi juga juara olimpiade guru nasional dari UGM dan juara dari Mahkamah Konstitusi sebanyak 8 orang,” ungkapnya.
Dokumen itu diseleksi lagi oleh tim Kemendikbud. Setelah itu dokumen tersebut dimasukkan ke Sekretariat Militer (Kesekmil) Kepresidenan. Di sana kembali diverifikasi berlapis oleh dewan kabinet BPK yang terdiri dari para mantan menteri untuk menilai layak atau tidak untuk menerima tanda kehormatan dari presiden.
Setelah dinyatakan lolos, para nominator menerima SK dari presiden. Selanjutnya dipanggil ke Jakarta untuk penyematan tanda kehormatan. “Nanti kami penerima tanda kehormatan itu kembali diundang, pada Kamis ini (besok) untuk datang ke Bogor menghadiri peringatan Hari Guru Nasional yang akan dihadiri oleh presiden. Untuk mencapai di sini prosesnya panjang. Selain itu juga ada persyaratannya. Untuk guru SLB minimal pernah merain juara dua tingkat nasional dan ada karya tulis berupa buku dan lainnya,” tutur guru yang mengajarkan mata pelajaran agama Hindu ini.
Sukses yang diraihnya itu tak terlepas dari dukungan berbagai pihak terutama Kepala Sekolah SLB Negeri Badung Ni Made Murdani. Dikatakannya, pimpinannya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap guru untuk berprestasi. “Dukungan dari lembaga sangat kuat. Terutama ibu kepala sekolah. Beliau terus mendorong dan membimbing kami semua,” ucapnya.
Sementara Ni Made Murdani sangat bangga karena banyak guru dari lembaganya yang dapat prestasi tingkat nasional. Tak hanya Ayu Putu Dewi, tetapi sejumlah guru lainnya juga berprestasi tingkat nasional.
Dia mengungkapkan sebelum Ayu Putu Dewi menerima penghargaan dari presiden, salah seorang guru di lembaganya, Made Wirantini, meraih juara dua nasional lomba keterampilan untuk guru produktif tingkat SMK dan guru keterampilan untuk SLB tahun 2018. *po
Guru SLB Negeri Badung, Ayu Putu Dewi Ary Sukanti SAG, MPdH salah satu guru berprestasi nasional dari Bali yang menerima Satya Lencana Pendidikan. Penghargaan dari Presiden RI ini diterimanya dalam acara peringatan Hari Guru di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Jakarta, Senin (26/11). Ayu Putu Dewi merupakan salah satu dari dua guru SLB dari seluruh Indonesia yang mendapat penghargaan bersama salah seorang guru SLB dari Provinsi Jawa Barat.
Pada Oktober 2018 dirinya meraih juara tiga simposium guru pendidikan menengah dan pendidikan khususus tingkat nasional. Agustus 2017, perempuan berambut pendek ini meraih juara dua guru SLB berprestasi tingkat nasional.
Ditemui di SLB Negeri Badung di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (27/11), Ayu Putu Dewi mengungkapkan kebanggaannya menerima anugerah Satya Lencana yang diberikan presiden kepadanya. Sebagai pendidik, dirinya merasa terpacu untuk terus berkarya dan meningkatkan kompetensi.
Ayu Putu Dewi mengungkapkan untuk mendapatkan penghargaan berupa Satya Lencana Pendidikan dari presiden ada banyak tahapan yang dilalui. Salah satu syarat bagi guru SLB minimal pernah meraih juara dua tingkat nasional. Berkat juara yang diraihnya pada 2017 itu, Ayu Putu Dewi bisa mengikut seleksi untuk menerima Satya Lencana Pendidikan.
“Prosesnya dimulai dari verifikasi oleh tim Kesharlindo Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Yang masuk nominasi adalah guru-guru yang berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional. Untuk guru yang ikut seleksi hanya terpilih 22 orang dari seluruh Indonesia dan dari seluruh tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Dari satuan pendidikan SLB ada 2 orang. Satu dari Bali, yaitu saya sendiri dan satu dari Jawa Barat. Selain guru-guru yang berdedikasi dan berprestasi yang masuk nominasi juga juara olimpiade guru nasional dari UGM dan juara dari Mahkamah Konstitusi sebanyak 8 orang,” ungkapnya.
Dokumen itu diseleksi lagi oleh tim Kemendikbud. Setelah itu dokumen tersebut dimasukkan ke Sekretariat Militer (Kesekmil) Kepresidenan. Di sana kembali diverifikasi berlapis oleh dewan kabinet BPK yang terdiri dari para mantan menteri untuk menilai layak atau tidak untuk menerima tanda kehormatan dari presiden.
Setelah dinyatakan lolos, para nominator menerima SK dari presiden. Selanjutnya dipanggil ke Jakarta untuk penyematan tanda kehormatan. “Nanti kami penerima tanda kehormatan itu kembali diundang, pada Kamis ini (besok) untuk datang ke Bogor menghadiri peringatan Hari Guru Nasional yang akan dihadiri oleh presiden. Untuk mencapai di sini prosesnya panjang. Selain itu juga ada persyaratannya. Untuk guru SLB minimal pernah merain juara dua tingkat nasional dan ada karya tulis berupa buku dan lainnya,” tutur guru yang mengajarkan mata pelajaran agama Hindu ini.
Sukses yang diraihnya itu tak terlepas dari dukungan berbagai pihak terutama Kepala Sekolah SLB Negeri Badung Ni Made Murdani. Dikatakannya, pimpinannya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap guru untuk berprestasi. “Dukungan dari lembaga sangat kuat. Terutama ibu kepala sekolah. Beliau terus mendorong dan membimbing kami semua,” ucapnya.
Sementara Ni Made Murdani sangat bangga karena banyak guru dari lembaganya yang dapat prestasi tingkat nasional. Tak hanya Ayu Putu Dewi, tetapi sejumlah guru lainnya juga berprestasi tingkat nasional.
Dia mengungkapkan sebelum Ayu Putu Dewi menerima penghargaan dari presiden, salah seorang guru di lembaganya, Made Wirantini, meraih juara dua nasional lomba keterampilan untuk guru produktif tingkat SMK dan guru keterampilan untuk SLB tahun 2018. *po
1
Komentar