Distan Bangun Rumah Pasca Panen
Stabilkan Harga Bawang dan Cabai
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian (Distan) Buleleng pada akhir tahun ini mulai merancang pembangunan rumah pengolahan pasca panen untuk bawang merah dan cabai rawit. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok bumbu dapur, terutama saat panen raya.
Kepala Bidang Hortikultura Distan Buleleng, I Gede Subudi, Selasa (27/11), menjelaskan luas lahan tanam cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih di Buleleng terus diperluas setiap tahun. Petani bumbu di Buleleng selama ini sudah dapat menyuplai sebagian besar kebutuhan warga Buleleng. Namun petani sering kali gigit jari saat musim panen raya tiba. Karena hasil panen mereka cenderung dijual dengan harga sangat murah saat panen raya. “Kami coba fasilitasi para petani untuk tahun 2019 mendatang dengan bantuan alat olah pasca panen. Kebetulan ada programnya dari APBN. Jadi pengolahan pasca panen ini untuk menstabilkan harga yang sering kali turun saat panen raya,” ungkap Subudi.
Subudi menjelaskan, pengolahan pasca panen tersebut akan dilakukan langsung oleh kelompok-kelompok tani. Kelompok ini untuk sementara akan memanfaatkan bangsal pasca panen yang ada di sentra penghasil bahan bumbu dapur ini. Di antaranya, sentra bawang merah di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, dan sentra cabai rawit di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Dalam pengolahan pasca panen itu, jelas Subudi, kelompok tani juga akan mendapatkan pendampingan hingga berproduksi. Kelompok tani bawang merah akan diarahkan untuk mengolah bawang menjadi bawang goreng saat musim panen raya. Petani cabai lebih difokuskan memproduksi cabai kering bubuk.
Untuk mewujudkan program itu, Subudi mengaku akan berkoordinasi dengan dinas terkait. Koordinasini tersebut, antara lain, untuk pemasaran produk olahan hingga petani benar-benar mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan jerih payahnya.
Lanjut Subudi, sesuai data produksi bawang merah di tahun 2017 di Buleleng, dari 57 hektare lahan yang tersebar menghasilkan 492 ton per tahun. Cabai rawit dengan luas tanam mencapai 1.694 hektare, berproduksi 10.902 ton dalam setahun. Dua komoditas yang masuk dalam daftar sembilan bahan pokok ini, juga akan dikembangkan di sejumlah wilayah lain. Bawang merah akan dikembangkan sekitar 20 hektare di Desa Pengelatan, Kecamatan Buleleng, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Desa Sangglangit, Desa Pejarakan, Desa Sumberkima, dan Desa Patas di Kecamatan Gerokgak. Sedangkan cabai rawit merah akan diperluas lahan tanamnya sekitar 30 hektare di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Desa Pengulon, dan Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak. *k23
Dinas Pertanian (Distan) Buleleng pada akhir tahun ini mulai merancang pembangunan rumah pengolahan pasca panen untuk bawang merah dan cabai rawit. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok bumbu dapur, terutama saat panen raya.
Kepala Bidang Hortikultura Distan Buleleng, I Gede Subudi, Selasa (27/11), menjelaskan luas lahan tanam cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih di Buleleng terus diperluas setiap tahun. Petani bumbu di Buleleng selama ini sudah dapat menyuplai sebagian besar kebutuhan warga Buleleng. Namun petani sering kali gigit jari saat musim panen raya tiba. Karena hasil panen mereka cenderung dijual dengan harga sangat murah saat panen raya. “Kami coba fasilitasi para petani untuk tahun 2019 mendatang dengan bantuan alat olah pasca panen. Kebetulan ada programnya dari APBN. Jadi pengolahan pasca panen ini untuk menstabilkan harga yang sering kali turun saat panen raya,” ungkap Subudi.
Subudi menjelaskan, pengolahan pasca panen tersebut akan dilakukan langsung oleh kelompok-kelompok tani. Kelompok ini untuk sementara akan memanfaatkan bangsal pasca panen yang ada di sentra penghasil bahan bumbu dapur ini. Di antaranya, sentra bawang merah di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, dan sentra cabai rawit di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Dalam pengolahan pasca panen itu, jelas Subudi, kelompok tani juga akan mendapatkan pendampingan hingga berproduksi. Kelompok tani bawang merah akan diarahkan untuk mengolah bawang menjadi bawang goreng saat musim panen raya. Petani cabai lebih difokuskan memproduksi cabai kering bubuk.
Untuk mewujudkan program itu, Subudi mengaku akan berkoordinasi dengan dinas terkait. Koordinasini tersebut, antara lain, untuk pemasaran produk olahan hingga petani benar-benar mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan jerih payahnya.
Lanjut Subudi, sesuai data produksi bawang merah di tahun 2017 di Buleleng, dari 57 hektare lahan yang tersebar menghasilkan 492 ton per tahun. Cabai rawit dengan luas tanam mencapai 1.694 hektare, berproduksi 10.902 ton dalam setahun. Dua komoditas yang masuk dalam daftar sembilan bahan pokok ini, juga akan dikembangkan di sejumlah wilayah lain. Bawang merah akan dikembangkan sekitar 20 hektare di Desa Pengelatan, Kecamatan Buleleng, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Desa Sangglangit, Desa Pejarakan, Desa Sumberkima, dan Desa Patas di Kecamatan Gerokgak. Sedangkan cabai rawit merah akan diperluas lahan tanamnya sekitar 30 hektare di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Desa Pengulon, dan Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak. *k23
Komentar