Hutan Kota Dihijaukan
Ribuan pohon berbagai jenis di tanam di hutan kota yang ada di wilayah Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (28/11) pagi kemarin.
Ribuan Pohon Ditanam Peringatan HMPI
SINGARAJA, NusaBali
Reboisasi yang dilakukan Pemkab Buleleng bekerjasama dengan PLN untuk menambah penangkap polusi di wilayah perkotaan, dirangkaikan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI).
Sebanyak 2.525 batang pohon berbagai jenis, mulai dari pohon dewandaru, cendana, kaliasem, beringin, duku, cempaka, badung, mahoni, jabon, alpukat, durian hingga ceroring tersebar di Kabupaten Buleleng. Tak hanya difokuskan di hutan kota saja, penanaman pohon secara serentak juga disebar di wilayah Kecamatan Seririt dan Kecamatan Tejakula.
Aksi penanaman pohon yang disuport penuh oleh PLN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Terutama pemanfaatan pohon buah-buahan yang setelah berbuah dan dirawat dapat dijual.
Ribuan pohon ditanam oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng, bekerjasama dengan PLN, dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang jatuh pada Rabu (28/11). Pohon yang ditanam pun tidak hanya berfungsi untuk mengurangi polusi udara serta tempat penyimpanan air. Melainkan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Sebab, ratusan pohon yang ditanam diantaranya adalah pohon durian, duku, ceroring, hingga alpukat, yang buahnya nanti dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijual.
Khusus di kawasan hutan kota seluas 1,97 hektar ditanami sebanyak 425 pohon. Pohon-pohon yang ditanam saat ini pun diharapkan 5-10 tahun kedepan dapat berfungsi sebagai daerah serapan air hujan, penghasil oksigen, penangkap polusi udara hingga berhasil guna bagi masyarakat. Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra menjelaskan, lahan yang saat ini akan dijadikan sebagai lokasi hutan kota dahulunya memang sempat bermasalah terkait kepemililan lahan. Namun saat ini Pemkab Buleleng sedang berupaya agar akses lahan tersebut dapat diselesaikan sehingga bisa dimanfaatkan sebagai lahan terbuka hijau.
Pemkab Buleleng menurut Sutjidra pun mengaku sudah berupaya melakukan perluasan hutan kota, dengan membangun sejumlah RTH di tiga titik di wilayah Kota Singaraja. Seperti RTH Taman Bungkarno, RTH Yowana Asri dan RTH Taman Kebangsaan. Selain sebagai ruang terbuka hijau, juga dilengkapi dengan saran bermain untuk anak-anak.
“Perluasan hutan kota kami sudah buka berbagai RTH. Memang sudah dirancang agar lokasi ini ada jogging track dan taman bermain anak-anak. Kami akan bangun jembatan agar masyarakat bisa mengakses nanti,” ungkap Wabup Sutjidra.
Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, ada beberapa pohon yang ditanam, yang buahnya memang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kedepan secara reguler pihaknya pun akan melakukan pengecekan, mengenai keberhasilan tanaman yang ditanam “Sering sekali penanman pohon berjalan baik secara ceremonial. Tapi beberapa bulan kemudian pohon-pohon itu mati merana karena tidak ada yang memelihara. PLN selain siapkan bibit juga biaya untuk pemeliharaan agar pohon-pohon yang ditanam tetap hidup,” jelas Suwarjoni. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Reboisasi yang dilakukan Pemkab Buleleng bekerjasama dengan PLN untuk menambah penangkap polusi di wilayah perkotaan, dirangkaikan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI).
Sebanyak 2.525 batang pohon berbagai jenis, mulai dari pohon dewandaru, cendana, kaliasem, beringin, duku, cempaka, badung, mahoni, jabon, alpukat, durian hingga ceroring tersebar di Kabupaten Buleleng. Tak hanya difokuskan di hutan kota saja, penanaman pohon secara serentak juga disebar di wilayah Kecamatan Seririt dan Kecamatan Tejakula.
Aksi penanaman pohon yang disuport penuh oleh PLN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Terutama pemanfaatan pohon buah-buahan yang setelah berbuah dan dirawat dapat dijual.
Ribuan pohon ditanam oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng, bekerjasama dengan PLN, dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang jatuh pada Rabu (28/11). Pohon yang ditanam pun tidak hanya berfungsi untuk mengurangi polusi udara serta tempat penyimpanan air. Melainkan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Sebab, ratusan pohon yang ditanam diantaranya adalah pohon durian, duku, ceroring, hingga alpukat, yang buahnya nanti dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijual.
Khusus di kawasan hutan kota seluas 1,97 hektar ditanami sebanyak 425 pohon. Pohon-pohon yang ditanam saat ini pun diharapkan 5-10 tahun kedepan dapat berfungsi sebagai daerah serapan air hujan, penghasil oksigen, penangkap polusi udara hingga berhasil guna bagi masyarakat. Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra menjelaskan, lahan yang saat ini akan dijadikan sebagai lokasi hutan kota dahulunya memang sempat bermasalah terkait kepemililan lahan. Namun saat ini Pemkab Buleleng sedang berupaya agar akses lahan tersebut dapat diselesaikan sehingga bisa dimanfaatkan sebagai lahan terbuka hijau.
Pemkab Buleleng menurut Sutjidra pun mengaku sudah berupaya melakukan perluasan hutan kota, dengan membangun sejumlah RTH di tiga titik di wilayah Kota Singaraja. Seperti RTH Taman Bungkarno, RTH Yowana Asri dan RTH Taman Kebangsaan. Selain sebagai ruang terbuka hijau, juga dilengkapi dengan saran bermain untuk anak-anak.
“Perluasan hutan kota kami sudah buka berbagai RTH. Memang sudah dirancang agar lokasi ini ada jogging track dan taman bermain anak-anak. Kami akan bangun jembatan agar masyarakat bisa mengakses nanti,” ungkap Wabup Sutjidra.
Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, ada beberapa pohon yang ditanam, yang buahnya memang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kedepan secara reguler pihaknya pun akan melakukan pengecekan, mengenai keberhasilan tanaman yang ditanam “Sering sekali penanman pohon berjalan baik secara ceremonial. Tapi beberapa bulan kemudian pohon-pohon itu mati merana karena tidak ada yang memelihara. PLN selain siapkan bibit juga biaya untuk pemeliharaan agar pohon-pohon yang ditanam tetap hidup,” jelas Suwarjoni. *k23
1
Komentar