nusabali

Waktu Galungan Mepet, Penjualan Melesu

  • www.nusabali.com-waktu-galungan-mepet-penjualan-melesu

Tidak selalu jual-beli barang yang berhubungan dengan hari raya keagamaan ramai, mendekati puncak hari raya.

Jual Beli Palinggih di Desa Kapal,Badung


MANGUPURA, NusaBali
Salah satunya jual beli palinggih atau sanggah di pusat penjualan palinggih di Desa Kapal, Mengwi  Badung. Jelang Galungan, Rabu (26/12) yang akan datang, penjualan sanggah mengalami penurunan.

“Ini karena waktu sudah mepet,” ujar I Ketut Darma, salah seorang penjual palinggih, Kamis (29/11). Apalagi ditambah cuaca, yakni hujan yang mulai lebat beberapa waktu belakangan ini. “Artinya dewasa (hari baik) sudah lewat,” ucap Darma.

Penjualan sanggah atau pun palinggih, relatif ramai tiga bulan jelang Galungan. Hal itu bisa dimaklumi. Karena palinggih tak cukup hanya dibeli, namun mesti ada proses lanjutan. Pemasangan atau pembangunan, berikut proses upacara di antaranya melaspas. “Karena Galungan sudah dekat, jadi tak cukup waktu untuk proses tersebut,” tambah pengusaha asal Tejakula, Buleleng.

Meskipun sepi,  para pedagang sanggah seperti Darma tetap melakoni, menjaga pajangan palinggih dan perlengkapan lainnya. “Siapa tahu ada pembeli,” tambahnya.

Untuk diketahui, Desa Kapal memang merupakan sentra penjualan palinggih/sanggah. Puluhan pedagang palinggih berjejer di kiri-kanan jalur Lukluk-Kapal yangh merupakan jalur Denpasar- Gilimanuk. Bahannya beragam. Mulai dari kayu nangka, dan cempaka. Yang terakhir inilah yang sekarang sedang lumrah. Sedang untuk bebaturannya (pondasi) dari jenis paras style Taro, pasir melela sampai batu lahar Karangasem.

Harganya mengikuti bahannya dan besarannya. Mulai dari Rp 7 juta, Rp 8,5 juta dan seterusnya. “Tergantung kemampuan orang. Yang paling banyak adalah yang harga medium (Rp 7-8,5 juta),” ungkap Darma. *k17

Komentar