Sampoerna Optimalkan Pariwisata dan Pelaku UKM Tabanan melalui Program TREND
Sebanyak 30 pelaku UKM anggota Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) dan 30 mitra pelaku retail tradisional Sampoerna Retail Community (SRC) di Tabanan turut tergabung dalam program TREND.
TABANAN, NusaBali
Sejak Oktober lalu, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) bekerja sama dengan Yayasan BEDO (Business & Export Development Organization) dan pemerintah Kabupaten Tabanan menggelar Program TREND (Tourism based Retail Entrepreneurs Development), dalam rangka meningkatkan potensi di bidang Usaha Kecil menengah (UKM) di daerah pariwisata, khususnya Tabanan, Bali.
Tujuan dari diadakannya program TREND ini tidak lain adalah untuk meningkatkan taraf perekonomian, kualitas produk atau jasa, dan memperkuat jejaring pasar pada pelaku bisnis UKM di Tabanan. Program TREND ini sendiri juga merupakan sebuah rangkaian untuk menyambut SETC (Sampoerna Entrepreneurship Training Center) yang akan digelar di Kertalagung, Denpasar, pada 15-16 Desember 2018 nanti.
Seperti yang dikatatan oleh Indra Refipal, selaku Manajer Hubungan Pemangku dan Fasilitas CSR Sampoerna, melalui siaran rilis, bahwa salah satu cara untuk mewujudkan komitmen pemberdayaan UKM terebut adalah dengan jalan melibatkan pelaku UKM binaan untuk berpartisipasi dalam berbagai pameran produk. Pameran tersebut juga telah diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan dalam rangka HUT Kota Tabanan ke-525.
Hingga kini, tercatat kurang lebih ada 39.000 UKM di Tabanan yang bergerak dalam berbagai bidang, seperti, produk mananan dan minuman, jasa, sandang, hingga kerajinan. Para pelaku UKM tersebut pun telah menyumbang laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) yang jika ditotal mencapai 5,38% pada tahun 2017. Sedangkan di sektor retail (red:eceran), terdapat kurang lebih 1.500 peretail tradisional berupa warung dan toko yang juga turut mengambil andil dalam roda perekonomian di Kabupaten Tabanan.
Menurut Jeff Kristianto Iskandarsjah, selaku Manajer Program BEDO, pembinaan program TREND tersebut antara lain berupa, pelatihan pengelolaan retail, trainers of trainers, pelatihan pemasaran digital, pendampingan pengembangan produk lokal, juga dukungan pengembangan teknologi.
Adalah Ida Gde Saputrawijaya Agra, salah satu pelaku UKM binaan yang menjalankan usaha Manik Galih/Beras KLC, asal Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan. Ia mengaku mendapatkan banyak manfaat setelah mendapat pelatihan dari program TREND. Salah satunya, pikirannya mulai terbuka tentang pentingnya untuk memperbaiki tata kelola area kerja, manajemen stok, dan pengemasan yang selama ini dianggap sepele olehnya.
Foto: Wujur Beras Merah Varietas Bali yang Dipasarkan Gus Agra - Dok. NusaBali
“Menurut saya pelatihan itu sangat bermanfaat sekali. Jadi, saya bisa melihat usaha saya secara keseluruhan. Sebelumnya mungkin saya melakukan hal yang itu-itu saja. Tidak terpikirkan oleh saya pentingnya menata kelola barang, manajemen stok, dan pengemasan. Setelah saya ikut pelatihan, jadi sekarang ini, hal itu terpikirkan untuk ke depannya,” ujar Gus Agra sela-sela kunjungan di pabrik pengolahan berasnya (29/11). *ph
Komentar