Senderan Ambruk, Garasi, Motor, Tiang Listrik Terjungkal
Hujan yang mengguyur wilayah Kota Denpasar sejak beberapa hari belakangan ini membuat senderan Tukad Lebah di Jalan Kecubung, Desa Sumerta, Denpasar Timur, tepatnya di sebelah timur Kantor Satpol PP Kota Denpasar, ambruk, Jumat (30/11) pagi.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu disebabkan karena senderan halaman depan rumah warga tersebut tidak kuat menahan derasnya aliran sungai dan lembeknya struktur tanah di kawasan tersebut. Salah satu pemilik rumah yang senderannya ambruk yakni AA Ngurah Anom Manik Agung, 40, mengaku saat kejadian sedang berolahraga sekitar pukul 06.00 Wita. Tiba-tiba seorang temannya memberitahukan bahwa senderan rumahnya yang sekaligus merupakan garasi mobil dan motor ambruk ke sungai. Mendengar hal itu, Turah Manik, sapaannya, langsung bergegas pulang dan mendapati sebuah sepeda motornya terjungkal ke sungai bersama tiang dan atap garasi.
Melihat kondisi itu, Turah Manik langsung menelpon petugas dari Dinas PUPR untuk membantu membersihkan puing-puing yang sempat menutup aliran sungai. "Saat musibah terjadi, saya lagi olahraga. Jadinya saya tidak tahu persis musibah senderan halaman rumah saya jebol tergerus air. Tetapi saya dikasih tahu kalau senderan halaman rumah jebol dari teman," kata Turah Manik.
Beruntung sebuah mobil sedan milik anak kos di tempat itu yang terparkir tidak jatuh ke sungai. "Di belakang rumah, saya memiliki kos-kosan. Kalau halaman rumah saya ini dipakai untuk garasi parkir kendaraan. Saat kejadian, syukurnya mobil sedan milik penghuni kos tidak jatuh ke sungai, hanya motor saya saja dan garase yang berbahan tiang besi dan atap seng yang jatuh ke sungai. Tapi itu tidak apa-apa karena motor saya motor tua," ujarnya.
Lanjut Turah Manik, motor yang jatuh ke sungai tak sampai hanyut karena saat musibah senderan longsor air sungai agak menyusut. "Saya bersyukur saja, kendaraan milik penghuni kos tidak sampai jatuh ke sungai, karena kendaraan yang diparkir di pinggir sungai yang jebol lagi beraktivitas dan tidak ada di kos. Untuk mnegantisipasi supaya kendaraan penghuni kos ini tidak jatuh, warga Kecubung bergotong royong memimndahkan mobil dari pinggiran sungai," ucapnya.
Dikatakan, dengan kesigapan tim PUPR, material dan bahan-bahan yang sempat berada di areal sungai bisa dipindahkan dengan cepat. Selain senderan, sebuah tiang listrik juga tumbang dan menimpa sebuah rumah di sebelahnya. Beruntungnya hanya atapnya saja yang mengalami kerusakan. "Cuma tiang listrik saja yang masih roboh menimpa rumah warga di sebelah sungai," tandasnya.
Sementara Sekretaris BPBD Kota Denpasar Ardi Ganggas mengungkapkan, intensitas curah hujan saat ini memang cukup tinggi yang membuat membuat beberapa sungai meluap. Hal itu harus menjadi kewaspadaan bagi masyarakat terutama yang ada di Denpasar, khususnya yang tinggal di bantaran sungai. "Kami menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab intensitas hujan saat ini cukup tinggi," ujarnya.
Dengan kondisi itu, pihaknya juga sudah menyiapkan personil 52 orang perharinya. Mereka yang akan bertugas untuk melakukan evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. "Jika ada yang membutuhkan bantuan kami segera menghubungi call centre BPBD Denpasar 0363 223333. Selain itu kami juga siaga dengan dua alat yakni alat deteksi leter ketinggian air sungai, dan level curah hujan," tandasnya. *mi
Hal itu disebabkan karena senderan halaman depan rumah warga tersebut tidak kuat menahan derasnya aliran sungai dan lembeknya struktur tanah di kawasan tersebut. Salah satu pemilik rumah yang senderannya ambruk yakni AA Ngurah Anom Manik Agung, 40, mengaku saat kejadian sedang berolahraga sekitar pukul 06.00 Wita. Tiba-tiba seorang temannya memberitahukan bahwa senderan rumahnya yang sekaligus merupakan garasi mobil dan motor ambruk ke sungai. Mendengar hal itu, Turah Manik, sapaannya, langsung bergegas pulang dan mendapati sebuah sepeda motornya terjungkal ke sungai bersama tiang dan atap garasi.
Melihat kondisi itu, Turah Manik langsung menelpon petugas dari Dinas PUPR untuk membantu membersihkan puing-puing yang sempat menutup aliran sungai. "Saat musibah terjadi, saya lagi olahraga. Jadinya saya tidak tahu persis musibah senderan halaman rumah saya jebol tergerus air. Tetapi saya dikasih tahu kalau senderan halaman rumah jebol dari teman," kata Turah Manik.
Beruntung sebuah mobil sedan milik anak kos di tempat itu yang terparkir tidak jatuh ke sungai. "Di belakang rumah, saya memiliki kos-kosan. Kalau halaman rumah saya ini dipakai untuk garasi parkir kendaraan. Saat kejadian, syukurnya mobil sedan milik penghuni kos tidak jatuh ke sungai, hanya motor saya saja dan garase yang berbahan tiang besi dan atap seng yang jatuh ke sungai. Tapi itu tidak apa-apa karena motor saya motor tua," ujarnya.
Lanjut Turah Manik, motor yang jatuh ke sungai tak sampai hanyut karena saat musibah senderan longsor air sungai agak menyusut. "Saya bersyukur saja, kendaraan milik penghuni kos tidak sampai jatuh ke sungai, karena kendaraan yang diparkir di pinggir sungai yang jebol lagi beraktivitas dan tidak ada di kos. Untuk mnegantisipasi supaya kendaraan penghuni kos ini tidak jatuh, warga Kecubung bergotong royong memimndahkan mobil dari pinggiran sungai," ucapnya.
Dikatakan, dengan kesigapan tim PUPR, material dan bahan-bahan yang sempat berada di areal sungai bisa dipindahkan dengan cepat. Selain senderan, sebuah tiang listrik juga tumbang dan menimpa sebuah rumah di sebelahnya. Beruntungnya hanya atapnya saja yang mengalami kerusakan. "Cuma tiang listrik saja yang masih roboh menimpa rumah warga di sebelah sungai," tandasnya.
Sementara Sekretaris BPBD Kota Denpasar Ardi Ganggas mengungkapkan, intensitas curah hujan saat ini memang cukup tinggi yang membuat membuat beberapa sungai meluap. Hal itu harus menjadi kewaspadaan bagi masyarakat terutama yang ada di Denpasar, khususnya yang tinggal di bantaran sungai. "Kami menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab intensitas hujan saat ini cukup tinggi," ujarnya.
Dengan kondisi itu, pihaknya juga sudah menyiapkan personil 52 orang perharinya. Mereka yang akan bertugas untuk melakukan evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. "Jika ada yang membutuhkan bantuan kami segera menghubungi call centre BPBD Denpasar 0363 223333. Selain itu kami juga siaga dengan dua alat yakni alat deteksi leter ketinggian air sungai, dan level curah hujan," tandasnya. *mi
Komentar