Disnaker Batalkan Keberangkatan Transmigran
Mereka ingin transmigrasi untuk menghindari bahaya awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu
AMLAPURA, NusaBali
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Karangasem batalkan keberangkatan 3 KK calon transmigran. Alasannya, daerah tujuan di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, merupakan daerah rawan bencana. Daerah tersebut baru saja diguncang gempa dan tsunami. Disnaker Karangasem tak mau ambil risiko meskipun ketiga KK calon transmigran asal Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen itu tetap bersedia berangkat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Karangasem, I Nyoman Suradnya, menjelaskan membuka program transmigrasi pada 23 Januari 2018. Calon transmigran yang mendaftar cukup banyak. Dari Kecamatan Kubu sebanyak 50 KK, Kecamatan Selat khususnya dari Desa Sebudi sebanyak 37 KK, Kecamatan Sidemen sebanyak 5 KK. “Ada 92 KK yang mendaftar transmigrasi,” ungkap Suradnya di Amlapura, Jumat (30/11). Dikatakan, khusus dari Kecamatan Kubu dan Kecamatan Selat, mereka yang mendaftar dari daerah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, saat itu Gunung Agung masih erupsi.
Mereka ingin transmigrasi untuk menghindari bahaya awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu. Sedangkan jatah Karangasem untuk memberangkatkan warga melalui program transmigrasi hanya 5 KK. Setelah diperjuangkan ke Provinsi Bali, maka jatah bertambah jadi 15 KK. Selanjutnya Disnaker Karangasem melakukan verifikasi hingga lolos 15 KK. Dari 15 KK itu, ternyata 10 KK mundur, sehingga tinggal 5 KK. Belakangan mundur lagi 2 KK sehingga yang bertahan 3 KK.
Meski ketiga KK itu tetap bersedia berangkat, tetapi daerah tujuan adalah rawan bencana, maka Disnaker Karangasem membatalkan keberangkatan warga Karangasem itu. “Daripada warga kita bermasalah di daerah tujuan, kan lebih baik kami batalkan berangkat. Lagi pula kami tidak sempat mengecek lokasi daerah tujuan itu,” tambahnya.
Tiga kepala keluarga yang hendak berangkat transmigrasi yakni I Nengah Pasek beranggotakan 3 jiwa, I Nyoman Nita beranggotakan 5 jiwa, dan I Ketut Adi Wijaya beranggotakan 3 jiwa. Dari tiga KK itu, hanya I Ketut Adi Wijaya sebagai karyawan swasta, dua lainnya adalah petani. “Kami telah memberitahukan kepada calon transmigran yang batal berangkat. Kami jelaskan permasalahan di daerah tujuan,” tambahnya. Jika jadi berangkat, dan situasinya normal, tiap KK kebagian lahan tempat tinggal 6 are, tanah garapan yang siap diolah 94 are, dan tanah berupa hutan 1 hektare, sehingga total per KK kebagian 2 hektare. *k16
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Karangasem batalkan keberangkatan 3 KK calon transmigran. Alasannya, daerah tujuan di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, merupakan daerah rawan bencana. Daerah tersebut baru saja diguncang gempa dan tsunami. Disnaker Karangasem tak mau ambil risiko meskipun ketiga KK calon transmigran asal Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen itu tetap bersedia berangkat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Karangasem, I Nyoman Suradnya, menjelaskan membuka program transmigrasi pada 23 Januari 2018. Calon transmigran yang mendaftar cukup banyak. Dari Kecamatan Kubu sebanyak 50 KK, Kecamatan Selat khususnya dari Desa Sebudi sebanyak 37 KK, Kecamatan Sidemen sebanyak 5 KK. “Ada 92 KK yang mendaftar transmigrasi,” ungkap Suradnya di Amlapura, Jumat (30/11). Dikatakan, khusus dari Kecamatan Kubu dan Kecamatan Selat, mereka yang mendaftar dari daerah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, saat itu Gunung Agung masih erupsi.
Mereka ingin transmigrasi untuk menghindari bahaya awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu. Sedangkan jatah Karangasem untuk memberangkatkan warga melalui program transmigrasi hanya 5 KK. Setelah diperjuangkan ke Provinsi Bali, maka jatah bertambah jadi 15 KK. Selanjutnya Disnaker Karangasem melakukan verifikasi hingga lolos 15 KK. Dari 15 KK itu, ternyata 10 KK mundur, sehingga tinggal 5 KK. Belakangan mundur lagi 2 KK sehingga yang bertahan 3 KK.
Meski ketiga KK itu tetap bersedia berangkat, tetapi daerah tujuan adalah rawan bencana, maka Disnaker Karangasem membatalkan keberangkatan warga Karangasem itu. “Daripada warga kita bermasalah di daerah tujuan, kan lebih baik kami batalkan berangkat. Lagi pula kami tidak sempat mengecek lokasi daerah tujuan itu,” tambahnya.
Tiga kepala keluarga yang hendak berangkat transmigrasi yakni I Nengah Pasek beranggotakan 3 jiwa, I Nyoman Nita beranggotakan 5 jiwa, dan I Ketut Adi Wijaya beranggotakan 3 jiwa. Dari tiga KK itu, hanya I Ketut Adi Wijaya sebagai karyawan swasta, dua lainnya adalah petani. “Kami telah memberitahukan kepada calon transmigran yang batal berangkat. Kami jelaskan permasalahan di daerah tujuan,” tambahnya. Jika jadi berangkat, dan situasinya normal, tiap KK kebagian lahan tempat tinggal 6 are, tanah garapan yang siap diolah 94 are, dan tanah berupa hutan 1 hektare, sehingga total per KK kebagian 2 hektare. *k16
Komentar