Putus Cinta, ABG Nekat Gantung Diri
Seorang anak baru gede (ABG) berinisial GJA, 16, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
SINGARAJA, NusaBali
Warga Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini ditemukan sudah tak bernyawa di kamarnya pada Minggu (2/12) pukul 15.30 WITA. Diduga korban yang masih duduk di bangku kelas XI SMK Negeri di Buleleng mengakhiri hidupnya karena putus cinta.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh neneknya Ketut N, 70. Saat itu sekitar pukul 15.30 WITA, nenek korban bermaksud ingin minta tolong dibelikan bakso oleh korban. Namun begitu masuk rumah, nenek korban sudah menemukan korban GJA, tergantung di depan pintu kamarnya menggunakan selendang.
Ketut N pun langsung menjerit dan meminta tolong kepada tetangga, hingga akhirnya korban GJA, diturunkan bersama oleh tetangga dan aparat kepolisian. Dari hasil pemeriksaan bidan desa setempat, korban sudah dalam keadaan tak bernyawa dan dipastikan tewas karena gantung diri.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, dikonfirmasi terpisah, Minggu (2/12) sore kemarin membenarkan kejadian tersebut. Dari keterangan sejumlah saksi, GJA disebut nekat mengakhiri hidupnya karena masalah percintaan. Bahkan dugaan tersebut dikuatkan dengan kesaksian pacar korban KB, 19, korban sebelum ditemukan tewas sekitar pukul 12.30 WITA sempat datang menemuinya.
Karena suatu alasan keduanya terlibat cekcok mulut dan berakhir pada putusnya tali percintaan mereka. Korban saat itu juga mengancam akan bunuh diri saat pulang ke rumahnya. Saat dihubungi kembali pada pukul 13.30 WITA, korban sudah tak menjawab pesan singkat dan telpon dari pacarnya.
Sementara itu peristiwa pilu itu pun sempat disaksikan KBD, 29, yang tidak lain adalah bibinya sekitar pukul 13.00 WITA, saat baru sampai di rumah sempat meminta minum. Korban selama ini memang tinggal bersama kakek neneknya di Buleleng, sedangkan orangtuanya bekerja di Denpasar. Namun hal tersebut pun tak disangka keluarga korban akan membuat GJA nekat bunuh diri. “Memang sempat cekcok dengan pacarnya, ya dugaan kami karena masalah percintaan anak muda,” kata Kaposek Wiranata.
Dengan kejadian tersebut jenazah korban GJA langsung dikuburkan pada Redite Umanis Warigadean, Minggu (2/12) pukul 19.00 WITA di setra Desa Pakraman Jinengdalem. Hal itu bertalian dengan awig-awig desa pakraman setempat terkait krama ulah pati harus dimakamkan secapatnya tidak boleh lewat semalam. *k23
Warga Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini ditemukan sudah tak bernyawa di kamarnya pada Minggu (2/12) pukul 15.30 WITA. Diduga korban yang masih duduk di bangku kelas XI SMK Negeri di Buleleng mengakhiri hidupnya karena putus cinta.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh neneknya Ketut N, 70. Saat itu sekitar pukul 15.30 WITA, nenek korban bermaksud ingin minta tolong dibelikan bakso oleh korban. Namun begitu masuk rumah, nenek korban sudah menemukan korban GJA, tergantung di depan pintu kamarnya menggunakan selendang.
Ketut N pun langsung menjerit dan meminta tolong kepada tetangga, hingga akhirnya korban GJA, diturunkan bersama oleh tetangga dan aparat kepolisian. Dari hasil pemeriksaan bidan desa setempat, korban sudah dalam keadaan tak bernyawa dan dipastikan tewas karena gantung diri.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, dikonfirmasi terpisah, Minggu (2/12) sore kemarin membenarkan kejadian tersebut. Dari keterangan sejumlah saksi, GJA disebut nekat mengakhiri hidupnya karena masalah percintaan. Bahkan dugaan tersebut dikuatkan dengan kesaksian pacar korban KB, 19, korban sebelum ditemukan tewas sekitar pukul 12.30 WITA sempat datang menemuinya.
Karena suatu alasan keduanya terlibat cekcok mulut dan berakhir pada putusnya tali percintaan mereka. Korban saat itu juga mengancam akan bunuh diri saat pulang ke rumahnya. Saat dihubungi kembali pada pukul 13.30 WITA, korban sudah tak menjawab pesan singkat dan telpon dari pacarnya.
Sementara itu peristiwa pilu itu pun sempat disaksikan KBD, 29, yang tidak lain adalah bibinya sekitar pukul 13.00 WITA, saat baru sampai di rumah sempat meminta minum. Korban selama ini memang tinggal bersama kakek neneknya di Buleleng, sedangkan orangtuanya bekerja di Denpasar. Namun hal tersebut pun tak disangka keluarga korban akan membuat GJA nekat bunuh diri. “Memang sempat cekcok dengan pacarnya, ya dugaan kami karena masalah percintaan anak muda,” kata Kaposek Wiranata.
Dengan kejadian tersebut jenazah korban GJA langsung dikuburkan pada Redite Umanis Warigadean, Minggu (2/12) pukul 19.00 WITA di setra Desa Pakraman Jinengdalem. Hal itu bertalian dengan awig-awig desa pakraman setempat terkait krama ulah pati harus dimakamkan secapatnya tidak boleh lewat semalam. *k23
1
Komentar