148 Penari Cilik Semangat Lakoni Ujian Kenaikan Tingkat di Art Centre
Sebanyak 148 penari cilik dibawah naungan Sangar Seni Taman Giri Agung, Taman Budaya Bali mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di Gedung Ksiarnawa Taman Budaya Bali, di Denpasar, Minggu (2/12).
DENPASAR, NusaBali
Dalam UKT ke-5 ini, pihak sanggar melakukan ujian untuk 15 kategori, di antaranya Tari Pendet, Gopala, Puspanjali, Baris Tunggal, Legong, dan Keraton.
Kepala UPT Taman Budaya Bali, Gusti Agung Ngurah Diputra mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen pihak Taman Budaya sesuai dengan fungsinya sebagai kawah candradimuka yakni penggodokan khususnya bagi generasi penerus dalam hal menggali, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya Bali.
"Ini merupakan komitmen dan bentuk kepedulian kami dalam hal mengembangkan, dan melestarikan seni budaya Bali. Apalgi di era globalisasi generasi milinial ini, anak-anak zaman now ini kebanyakan asik sendiri bergelut dengan smartphone-nya. Sehingga dengan adanya sanggar yang kami dirikan ini, mampu menggugah mereka untuk mencintai seni budaya warisan leluhur kita," kata Agung Diputra.
Sementara itu, hal senada juga disampaikan Kepala Seksi Penyajian dan Pengembangan Seni Taman Budaya Bali, Anak Agung Gde Oka, bahwa sanggar ini untuk mendidik anak-anak sejak usia dini agar mencintai seni dan budaya, khususnya seni tari Bali. "Peserta seluruhnya adalah anak asuh sanggar kami, yang diikuti mulai usia tujuh tahun sampai dengan usia 14 tahun atau tingkat SMP. Mereka yang diantar para orangtua sangat antusias dan semangat melakoni UKT ini.," jelasnya.
Menurutnya, selain piagam UKT yang ditandatangani Kepala Taman Budaya, terbaik I, II, dan III juga meraih piala. "Piala dan piagam ini untuk memotivasi anak-anak agar mereka lebih semangat dan giat berlatih. Disamping itu, dengan UKT ini mereka tahu sampai di mana kemampuannya," tandas pria yang akrab disapa Gung Oka ini.
Untuk diketahui, di UPT Taman Budaya Bali tak hanya ada program pelatihan seni tari. Namun juga tabuh, sastra Bali, dan seni rupa. Bahkan tahun depan Taman Budaya merancang tambahan tiga pelatihan lagi, masing-masing; pedalangan, topeng, dan pesantian.
“Tiga program latihan seni budaya secara gratis ini rencananya akan dimulai awal tahun 2019. Kami sudah mengajukan tambahan program tersebut. Mudah-mudahan disetujui,” ujar Agung Diputra.
Menurutnya, usulan tiga pelatihan itu sangat cocok diadakan untuk anak usia dini agar seni budaya tersebut tetap lestari dan makin diminati terutama para generasi muda. “Seperti pedalangan harapannya agar banyak bermunculan dalang cilik, karena kalau sudah besar, biasanya mereka malu atau malas mempelajarinya. Demikian juga topeng dan pesantian, biasanya kalau mulai belajar sudah SMA atau dewasa mereka malu, maka itu kita ajari sejak usia dini,” kata pejabat asal Desa Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana, ini. *isu
Kepala UPT Taman Budaya Bali, Gusti Agung Ngurah Diputra mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen pihak Taman Budaya sesuai dengan fungsinya sebagai kawah candradimuka yakni penggodokan khususnya bagi generasi penerus dalam hal menggali, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya Bali.
"Ini merupakan komitmen dan bentuk kepedulian kami dalam hal mengembangkan, dan melestarikan seni budaya Bali. Apalgi di era globalisasi generasi milinial ini, anak-anak zaman now ini kebanyakan asik sendiri bergelut dengan smartphone-nya. Sehingga dengan adanya sanggar yang kami dirikan ini, mampu menggugah mereka untuk mencintai seni budaya warisan leluhur kita," kata Agung Diputra.
Sementara itu, hal senada juga disampaikan Kepala Seksi Penyajian dan Pengembangan Seni Taman Budaya Bali, Anak Agung Gde Oka, bahwa sanggar ini untuk mendidik anak-anak sejak usia dini agar mencintai seni dan budaya, khususnya seni tari Bali. "Peserta seluruhnya adalah anak asuh sanggar kami, yang diikuti mulai usia tujuh tahun sampai dengan usia 14 tahun atau tingkat SMP. Mereka yang diantar para orangtua sangat antusias dan semangat melakoni UKT ini.," jelasnya.
Menurutnya, selain piagam UKT yang ditandatangani Kepala Taman Budaya, terbaik I, II, dan III juga meraih piala. "Piala dan piagam ini untuk memotivasi anak-anak agar mereka lebih semangat dan giat berlatih. Disamping itu, dengan UKT ini mereka tahu sampai di mana kemampuannya," tandas pria yang akrab disapa Gung Oka ini.
Untuk diketahui, di UPT Taman Budaya Bali tak hanya ada program pelatihan seni tari. Namun juga tabuh, sastra Bali, dan seni rupa. Bahkan tahun depan Taman Budaya merancang tambahan tiga pelatihan lagi, masing-masing; pedalangan, topeng, dan pesantian.
“Tiga program latihan seni budaya secara gratis ini rencananya akan dimulai awal tahun 2019. Kami sudah mengajukan tambahan program tersebut. Mudah-mudahan disetujui,” ujar Agung Diputra.
Menurutnya, usulan tiga pelatihan itu sangat cocok diadakan untuk anak usia dini agar seni budaya tersebut tetap lestari dan makin diminati terutama para generasi muda. “Seperti pedalangan harapannya agar banyak bermunculan dalang cilik, karena kalau sudah besar, biasanya mereka malu atau malas mempelajarinya. Demikian juga topeng dan pesantian, biasanya kalau mulai belajar sudah SMA atau dewasa mereka malu, maka itu kita ajari sejak usia dini,” kata pejabat asal Desa Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana, ini. *isu
1
Komentar