3 Bunga Bangkai Tumbuh di Setra Pendem
Tiga tanaman bunga bangkai tumbuh di Setra Desa Pakraman Kerta Jaya, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Minggu (2/12) pagi.
NEGARA, NusaBali
Kemunculan tanaman bunga bangkai ini ditemukan oleh penjaga setra setempat, Kade Budiasa, Minggu kemarin, diketahui bukan merupakan kejadian pertama.
Namun dalam 10 tahun terakhir, tanaman serupa juga diketahui pernah dua kali tumbuh di setra setempat. Penjaga setra setempat, Kade Budiasa, Minggu kemarin, mengatakan ketiga tanaman bunga bangkai di sekitar areal tempat kuburan bayi, itu ditemukannya, saat membersihkan areal setempat, pada sekitar pukul 08.00 Wita. Saat menemukan tanaman itu, ia pun acuh. Mengingat sebelum-sebelumnya, ia juga pernah melihat tanaman serupa. "Selama hampir 10 tahun menjadi pejaga setra, sudah tiga kali saya temukan tanaman ini tumbuh di sini, termasuk yang sekarang ini. Munculnya juga selalu di sekitar lokasi kuburan bayi," ujarnya.
Meski acuh, saat pertamakali menemukan tanaman tersebut, ia tidak sampai merabasnya. Kemudian, kemunculan tiga tanaman itu, akhirnya menjadi heboh, setelah sejumlah warga yang kebetulan sedang melaksanakan pemakaman bayi di areal sekitar pada Minggu kemarin sekitar pukul 10.00 Wita, juga melihat kemunculan tanaman tersebut. "Awalnya, saya kira tanaman biasa, karena sebelumnya juga pernah saya lihat. Tadi, banyak yang bilang kalau tanamannya ini, dibilang bunga bangkai dan tanaman langka," ucap Budiasa.
Untuk dua kali kemunculan tanaman serupa yang sebelumnya, Budiasa mengaku, tergolong sudah lama, dan ia tidak ingat tahun pastinya. Namun yang pasti, kemunculannya juga saat musim-musim hujan, sekitar bulan Desember. "Tahunnya saya lupa. Mungkin yang sebelumnya, ada berselang 3 tahun lalu, dan yang pertama waktu awal-awal saya menjadi penjaga setra. Tidak pasti setiap tahun. Tetapi sebelumnya memang pernah tumbuh di sini, dan saya tetap biarkan saja," ungkapnya.
Dari pengamatan Minggu sore kemarin, ketiga tanaman bunga bangkai yang tumbuh berjarak sekitar 3 meter antara satu dengan lainya, itu memiliki ukuran hampir sama. Lebarnya sekitar 15 centimeter, dan panjang sekitar 10 centimeter. Pada bagian tunasnya, tampak belum mekar. Namun menurut Budiasa, terkadang bagian tunas bungai, itu terlihat mekar, dan mengeluhkan bau seperti bau bangkai.
Bendesa Kerta Jaya, Kelurahan Pendem, I Wayan Diandra, menyatakan tanaman bunga itu, memang kerap muncul di wilayah Pendem. Namun kemunculan memang tidak bisa diprediksi tiap tahunnya. Beberapa tahun sebelumnya, ada ditemukan tumbuh di pekarangan rumah warga, termasuk di kawasan wisata Puncak Mawar. "Sepengetahun saya, tamananya itu memiliki umbi. Umbinya itu bisa dimakan. Tetapi memang tanamanya ini, tumbuhnya tidak menentu, dan memang langka. Biasanya tumbuh pas musim-musim hujan," ujarnya. *ode
Namun dalam 10 tahun terakhir, tanaman serupa juga diketahui pernah dua kali tumbuh di setra setempat. Penjaga setra setempat, Kade Budiasa, Minggu kemarin, mengatakan ketiga tanaman bunga bangkai di sekitar areal tempat kuburan bayi, itu ditemukannya, saat membersihkan areal setempat, pada sekitar pukul 08.00 Wita. Saat menemukan tanaman itu, ia pun acuh. Mengingat sebelum-sebelumnya, ia juga pernah melihat tanaman serupa. "Selama hampir 10 tahun menjadi pejaga setra, sudah tiga kali saya temukan tanaman ini tumbuh di sini, termasuk yang sekarang ini. Munculnya juga selalu di sekitar lokasi kuburan bayi," ujarnya.
Meski acuh, saat pertamakali menemukan tanaman tersebut, ia tidak sampai merabasnya. Kemudian, kemunculan tiga tanaman itu, akhirnya menjadi heboh, setelah sejumlah warga yang kebetulan sedang melaksanakan pemakaman bayi di areal sekitar pada Minggu kemarin sekitar pukul 10.00 Wita, juga melihat kemunculan tanaman tersebut. "Awalnya, saya kira tanaman biasa, karena sebelumnya juga pernah saya lihat. Tadi, banyak yang bilang kalau tanamannya ini, dibilang bunga bangkai dan tanaman langka," ucap Budiasa.
Untuk dua kali kemunculan tanaman serupa yang sebelumnya, Budiasa mengaku, tergolong sudah lama, dan ia tidak ingat tahun pastinya. Namun yang pasti, kemunculannya juga saat musim-musim hujan, sekitar bulan Desember. "Tahunnya saya lupa. Mungkin yang sebelumnya, ada berselang 3 tahun lalu, dan yang pertama waktu awal-awal saya menjadi penjaga setra. Tidak pasti setiap tahun. Tetapi sebelumnya memang pernah tumbuh di sini, dan saya tetap biarkan saja," ungkapnya.
Dari pengamatan Minggu sore kemarin, ketiga tanaman bunga bangkai yang tumbuh berjarak sekitar 3 meter antara satu dengan lainya, itu memiliki ukuran hampir sama. Lebarnya sekitar 15 centimeter, dan panjang sekitar 10 centimeter. Pada bagian tunasnya, tampak belum mekar. Namun menurut Budiasa, terkadang bagian tunas bungai, itu terlihat mekar, dan mengeluhkan bau seperti bau bangkai.
Bendesa Kerta Jaya, Kelurahan Pendem, I Wayan Diandra, menyatakan tanaman bunga itu, memang kerap muncul di wilayah Pendem. Namun kemunculan memang tidak bisa diprediksi tiap tahunnya. Beberapa tahun sebelumnya, ada ditemukan tumbuh di pekarangan rumah warga, termasuk di kawasan wisata Puncak Mawar. "Sepengetahun saya, tamananya itu memiliki umbi. Umbinya itu bisa dimakan. Tetapi memang tanamanya ini, tumbuhnya tidak menentu, dan memang langka. Biasanya tumbuh pas musim-musim hujan," ujarnya. *ode
Komentar