Gelar Seminar, Gerindra Motivasi Kaum ‘Kartini’ Bali
Sejumlah parpol di Bali benar-benar memanfaatkan momen Hari Kartini, 21 April untuk menggarap dan mencari simpati kaum perempuan.
DENPASAR, NusaBali
Setelah PDIP dan Golkar pada, Minggu (24/4) kemarin giliran DPD Gerindra Bali melalui Perempuan Indonesia Raya (PIRA) menggerakan kaum ‘Kartini’ Bali.
Para perempuan dari berbagai profesi diundang untuk mengikuti seminar bertema ‘Semangat Kartini untuk Perempuan Indonesia yang Cerdas Mandiri Berkarya’ dengan menghadirkan dua pembicara dari Universitas Udayana (Unud) di kantor DPD Gerindra Bali di Jalan Mpu Tantular, Gang Garuda Nomor 8 kawasan Niti Mandala, Denpasar.
Dua pembicara yang hadir adalah Prof Dr dr I Nyoman Mangku Karmaya MRepro yang berbicara soal peran perempuan dalam menjaga hubungan harmonis keluarga, serta Prof Dr I Wayan Windia SH MSi yang pakar hukum adat berbicara soal perempuan dalam kedudukannya dalam keluarga dan warisan.
Mangku Karmaya membius ratusan ‘Kartini’, karena dosen senior di Fakultas Kedokteran Unud ini membeber kehidupan seks suami istri yang mana peran perempuan bisa menjaga keharmonisan keluarga. Mangku Karmaya membuat kaum perempuan yang hadir tak beranjak dari tempat duduknya. Sementara Prof Windia membedah soal kedudukan perempuan yang bisa berada di posisi purusa (laki-laki) untuk meneruskan peran (swadharma) atau kewajiban laki laki di satu keluarga.
Ketua DPD Gerindra Bali, Ida Bagus Putu Sukarta di sela-sela seminar mengatakan di balik politisi pria yang hebat dan sukses, perempuan sangat berperan dalam memberikan dukungan. Peran perempuan untuk suaminya seperti semangat Kartini. Jika peran perempuan makin dimaksimalkan dalam pembangunan bangsa dan negara ini maka hasilnya akan luar biasa bagi kemajuan pembangunan. "Di balik suami yang hebat, ada perempuan yang tangguh di belakangnya," ujar Gus Sukarta.
Anggota Komisi X DPR RI ini menyebutkan dalam Agama Hindu perempuan punya peran penting. Kekuatan Tri Sakti dalam Agama Hindu, yakni Brahma, Wisnu dan Siwa punya pendamping (sakti) yang hebat-hebat. Brahma dengan Saraswati (dewi pengetahuan), Wisnu dengan Dewi Sri (dewi kemakmuran), Siwa dengan saktinya Dewi Laksmi (simbol kesetiaan dan kecantikan).
"Jadi para ibu ini adalah Kartini-Kartini yang menyokong suami yang hebat," tegas Gus Sukarta. Namun demikian Gerindra ingin perempuan tidak boleh kalah dari kaum pria. Karena perjuangan Kartini adalah perjuangan emansipasi. Di mana perempuan dan pria punya kedudukan yang sama dalam membangun bangsa dan negara. Termasuk dalam hak-hak politiknya.
"PIRA Bali mengajak perempuan untuk memahami perannya untuk pembangunan bangsa dan negara, sehingga dapat lebih banyak berkarya," tegas politisi asal Geriya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan ini. Sementara Ketua Panitia yang juga dedengkot PIRA Bali, Desak Asriyanti secara terpisah menyebutkan kegiatan PIRA Bali dengan mengumpulkan perempuan adalah kegiatan rutin yang siap akan dilaksanakan PIRA pada tahun-tahun ke depan saat Hari Kartini. "Kami ingin mengajak dan menggerakan Perempuan Gerindra dalam pergerakan perempuan dan bisa berperan dalam segala bidang seperti perjuangan Kartini," ujar mantan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Bali ini. 7 nat
1
Komentar