Puluhan Pekerja Proyek Trans Papua Dibunuh
KKB memiliki senjata ilegal dengan standar militer bahkan standar NATO
JAKARTA, NusaBali
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembak mati 31 pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua. Namun hingga kini Sekretaris PT Istaka Karya, Yudi Kristianto belum bisa memastikan berapa jumlah yang tewas. “Betul kabar itu. Tapi mengenai jumlah dan korbannya sedang kami pastikan. Kami juga berkoordinasi dengan Polri dan TNI,” kata Yudi. Mereka merupakan pekerja proyek dari PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga. Peristiwa pembunuhan diduga terjadi pada Sabtu, (1/12) dan Minggu (2/12).
Informasi penembakan diterima dari pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena. "Informasinya, 24 orang dibunuh di camp. Lalu ada 8 orang lari menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat. Kini informasinya 7 orang di antara mereka juga sudah meninggal dunia dan 1 orang berhasil melarikan diri," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Senin (3/12) seperti dilansir detik.
Pembunuhan itu dilakukan pada hari Papua Merdeka. "Memang sudah lama mereka (KKB) memberikan ancaman akan membunuh orang yang lewat dari jalan tersebut," kata Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Piter Reba, Selasa (4/12).
Berawal pada 1 Desember, para anggota KKB itu sedang merayakan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM). Tidak jauh dari lokasi kejadian, salah seorang pekerja mengambil foto sehingga mereka marah, lalu membunuh para pekerja tersebut.
"Informasi yang kita terima, di saat KKB merayakan peringatan hari OPM/TPN pada 1 Desember 2018, salah satu dari pekerja mengambil foto. Hal itu kemudian diketahui oleh kelompok KKB, yang membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas pada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan," jelas Yan Reba.
Saat ini, kata Yan Reba, anggota TNI/Polri belum bisa masuk ke lokasi kejadian karena masih dijaga oleh kelompok KKB. Anggota KKB tersebut diperkirakan sekitar 200 orang dengan kelengkapan senjata api dan senjata tajam. "Mereka ada sekitar 200 orang dan memiliki senjata api dan senjata tajam. Hanya, saya belum tahu berapa jumlah senjata api," ujarnya.
Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto langsung ke Timika. Ari Dono tiba di Bandara Timika pada Selasa (4/12), pukul 09.30 WIT. Ari Dono langsung menuju Rotel Rimba Papua untuk melakukan pertemuan tertutup dengan TNI. Polda Papua hingga saat ini belum mengevakuasi para 31 pekerja jembatan PT Istaka Karya di perbatasan Wamena-Nduga Papua itu.
Polri dan TNI sendiri tampaknya berhati-hati untuk menghadapi KKB. Meski saat ini telah disiapkan 2 SST pasukan untuk menuju TKP, namun kekuatan KKB sendiri tak bisa dianggap ringan. Karena mereka memiliki senjata ilegal dengan standar militer dan bahkan standar organisasi The North Atlantic Treaty Organization (NATO). Sementara itu, guna membantu proses evakuasi para korban dan pengejaran para pelaku, sebanyak 17 personel unit Satgas Khusus Papua (Nemangkawi) dari Timika dikirim.
Kadiv Humas Polri Brigjen M Iqbal di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (4/12) menyebut korban pemberondongan tersebut kebanyakan orang Papua. Dia sangat menyesalkan peristiwa pembunuhan itu. "Kebanyakan juga korban adalah diduga masyarakat Papua, saudara kita yang ingin membangun Papua diberondong," sebut dia.
Informasi lain, dari pos Satgas Pamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, pada 1 Desember 2018 tercatat dua mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Pada 2 Desember malam, satu mobil Strada kembali ke Wamena dan pada Senin 3 Desember satu mobil Strada kembali lajuran dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga. "Dari informasi bahwa satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena," jelas Kamal. *
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembak mati 31 pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua. Namun hingga kini Sekretaris PT Istaka Karya, Yudi Kristianto belum bisa memastikan berapa jumlah yang tewas. “Betul kabar itu. Tapi mengenai jumlah dan korbannya sedang kami pastikan. Kami juga berkoordinasi dengan Polri dan TNI,” kata Yudi. Mereka merupakan pekerja proyek dari PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga. Peristiwa pembunuhan diduga terjadi pada Sabtu, (1/12) dan Minggu (2/12).
Informasi penembakan diterima dari pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena. "Informasinya, 24 orang dibunuh di camp. Lalu ada 8 orang lari menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat. Kini informasinya 7 orang di antara mereka juga sudah meninggal dunia dan 1 orang berhasil melarikan diri," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Senin (3/12) seperti dilansir detik.
Pembunuhan itu dilakukan pada hari Papua Merdeka. "Memang sudah lama mereka (KKB) memberikan ancaman akan membunuh orang yang lewat dari jalan tersebut," kata Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Piter Reba, Selasa (4/12).
Berawal pada 1 Desember, para anggota KKB itu sedang merayakan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM). Tidak jauh dari lokasi kejadian, salah seorang pekerja mengambil foto sehingga mereka marah, lalu membunuh para pekerja tersebut.
"Informasi yang kita terima, di saat KKB merayakan peringatan hari OPM/TPN pada 1 Desember 2018, salah satu dari pekerja mengambil foto. Hal itu kemudian diketahui oleh kelompok KKB, yang membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas pada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan," jelas Yan Reba.
Saat ini, kata Yan Reba, anggota TNI/Polri belum bisa masuk ke lokasi kejadian karena masih dijaga oleh kelompok KKB. Anggota KKB tersebut diperkirakan sekitar 200 orang dengan kelengkapan senjata api dan senjata tajam. "Mereka ada sekitar 200 orang dan memiliki senjata api dan senjata tajam. Hanya, saya belum tahu berapa jumlah senjata api," ujarnya.
Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto langsung ke Timika. Ari Dono tiba di Bandara Timika pada Selasa (4/12), pukul 09.30 WIT. Ari Dono langsung menuju Rotel Rimba Papua untuk melakukan pertemuan tertutup dengan TNI. Polda Papua hingga saat ini belum mengevakuasi para 31 pekerja jembatan PT Istaka Karya di perbatasan Wamena-Nduga Papua itu.
Polri dan TNI sendiri tampaknya berhati-hati untuk menghadapi KKB. Meski saat ini telah disiapkan 2 SST pasukan untuk menuju TKP, namun kekuatan KKB sendiri tak bisa dianggap ringan. Karena mereka memiliki senjata ilegal dengan standar militer dan bahkan standar organisasi The North Atlantic Treaty Organization (NATO). Sementara itu, guna membantu proses evakuasi para korban dan pengejaran para pelaku, sebanyak 17 personel unit Satgas Khusus Papua (Nemangkawi) dari Timika dikirim.
Kadiv Humas Polri Brigjen M Iqbal di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (4/12) menyebut korban pemberondongan tersebut kebanyakan orang Papua. Dia sangat menyesalkan peristiwa pembunuhan itu. "Kebanyakan juga korban adalah diduga masyarakat Papua, saudara kita yang ingin membangun Papua diberondong," sebut dia.
Informasi lain, dari pos Satgas Pamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, pada 1 Desember 2018 tercatat dua mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Pada 2 Desember malam, satu mobil Strada kembali ke Wamena dan pada Senin 3 Desember satu mobil Strada kembali lajuran dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga. "Dari informasi bahwa satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena," jelas Kamal. *
Komentar