Krama Temukus Panen Perdana Sereh Wangi
Kelompok Tani Sigerata, Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem melakukan panen perdana sereh wangi.
AMLAPURA, NusaBali
Panen awal sebanyak 2.400 kilogram menghasilkan 12,4 liter minyak atsiri. Minyak atisiri berkualitas terjual per Rp 350.000liter. Hasil panen langsung diborong oleh bapak angkat, Kacuk Sumarto.
Ketua Kelompok Sigerata yang juga Bendesa Pakraman Temukus I Nengah Sindia, mengatakan Kacuk Sumarto sebagai bapak angkat memberikan modal bibit dan mesin penyulingan sereh wangi. Semula petani menanam sereh wangi dengan menanam 40.000 batang sereh pada Oktober 2017. Sereh wangi ditanam di lahan pelaba Pura Tunggul Besi seluas 5 hektare. Tanam berikutnya 50.000 batang pada Maret 2018.
Teknik tanamnya sederhana, diawali dengan menggemburkan lahan, membuat lubang sedalam 25 cm, dan batang sereh wangi setinggi 50 cm ditanam miring ke arah matahari terbit. Jarak tanam satu pohon ke pohon lain sekitar 1 meter. Mulai panen pertengahan November 2018 hingga awal Desember 2018. Petani memetik 2.400 kilogram. Sereh wangi yang dipetik berupa batang lengkap berisi daun. Hasil panen itu disuling menggunakan mesin yang dihibahkan investor Kacuk Sumato seharga Rp 500 juta.
Sebenarnya kapasitas mesin suling sereh wangi itu sekali suling 1.200 kilogram. Karena belum berpengalaman melakukan penyulingan, maka sekali suling hanya diisi 600 kilogram. Sehingga sekali suling dengan mengolah 600 kilogram sereh wangi menghasilkan minyak atsiri 3,1 liter. Total hasil penyulingan selama empat kali menghasilkan 12,4 liter minyak atsiri. Sekali menyuling menghabiskan waktu sekitar 1 jam.
Dari hasil penyulingan 12,4 liter minyak atsiri itu, pembagian hasilnya menurut I Nengah Sindia, 40 persen untuk investor, 50 persen untuk kelompok, dan 10 persen untuk kepentingan sosial. “Sempat diberikan kebebasan oleh investor, apakah minyak itu dijual sendiri atau diambil inventor. Sementara minyak hasil produksi dibeli investor,” jelas Nengah Sindia. Guna meningkatkan produksi panen, investor kembali membantu 70.000 bibit sereh wangi. “Kami memanfaatkan lahan kemiringan pelaba Pura Tunggul Besi,” jelasnya.
Anggota Kelompok Sigerata menyambut semringah hasil panen perdana itu. Apalagi telah dibuktikan hasil penyulingan berupa minyak atsiri bernilai tinggi Rp 350.000 per liter. “Kami termotivasi untuk menanam sereh wangi lagi. Tanam kali ini nantinya bisa dipanen enam bulan lagi,” jelas Jro Mangku Sari. *k16
Panen awal sebanyak 2.400 kilogram menghasilkan 12,4 liter minyak atsiri. Minyak atisiri berkualitas terjual per Rp 350.000liter. Hasil panen langsung diborong oleh bapak angkat, Kacuk Sumarto.
Ketua Kelompok Sigerata yang juga Bendesa Pakraman Temukus I Nengah Sindia, mengatakan Kacuk Sumarto sebagai bapak angkat memberikan modal bibit dan mesin penyulingan sereh wangi. Semula petani menanam sereh wangi dengan menanam 40.000 batang sereh pada Oktober 2017. Sereh wangi ditanam di lahan pelaba Pura Tunggul Besi seluas 5 hektare. Tanam berikutnya 50.000 batang pada Maret 2018.
Teknik tanamnya sederhana, diawali dengan menggemburkan lahan, membuat lubang sedalam 25 cm, dan batang sereh wangi setinggi 50 cm ditanam miring ke arah matahari terbit. Jarak tanam satu pohon ke pohon lain sekitar 1 meter. Mulai panen pertengahan November 2018 hingga awal Desember 2018. Petani memetik 2.400 kilogram. Sereh wangi yang dipetik berupa batang lengkap berisi daun. Hasil panen itu disuling menggunakan mesin yang dihibahkan investor Kacuk Sumato seharga Rp 500 juta.
Sebenarnya kapasitas mesin suling sereh wangi itu sekali suling 1.200 kilogram. Karena belum berpengalaman melakukan penyulingan, maka sekali suling hanya diisi 600 kilogram. Sehingga sekali suling dengan mengolah 600 kilogram sereh wangi menghasilkan minyak atsiri 3,1 liter. Total hasil penyulingan selama empat kali menghasilkan 12,4 liter minyak atsiri. Sekali menyuling menghabiskan waktu sekitar 1 jam.
Dari hasil penyulingan 12,4 liter minyak atsiri itu, pembagian hasilnya menurut I Nengah Sindia, 40 persen untuk investor, 50 persen untuk kelompok, dan 10 persen untuk kepentingan sosial. “Sempat diberikan kebebasan oleh investor, apakah minyak itu dijual sendiri atau diambil inventor. Sementara minyak hasil produksi dibeli investor,” jelas Nengah Sindia. Guna meningkatkan produksi panen, investor kembali membantu 70.000 bibit sereh wangi. “Kami memanfaatkan lahan kemiringan pelaba Pura Tunggul Besi,” jelasnya.
Anggota Kelompok Sigerata menyambut semringah hasil panen perdana itu. Apalagi telah dibuktikan hasil penyulingan berupa minyak atsiri bernilai tinggi Rp 350.000 per liter. “Kami termotivasi untuk menanam sereh wangi lagi. Tanam kali ini nantinya bisa dipanen enam bulan lagi,” jelas Jro Mangku Sari. *k16
Komentar