Harga Daging Ayam Mulai Naik
Kemendag pantau stok komoditas di Bali jelang Galungan dan Nataru
DENPASAR, NusaBali
Harga sejumlah komoditas khususnya kebutuhan pokok mengalami kenaikan jelang hari besar keagamaan Hari Raya Natal, Galungan dan Tahun Baru 2019 (Nataru). Kenaikan harga terjadi pada daging ayam dan telur serta beberapa jenis bumbu-bumbuan.
Hal itu terungkap di sela-sela pemantauan Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan (Kemendag) Lasminingsih di Pasar Kreneng dan Pasar Badung, Rabu (5/12). Dari penuturan sejumlah pedagang, kenaikan harga barang- barang tersebut sudah dirasakan sejak beberapa hari sebelumnya. Kenaikan harga itu, ada karena faktor musim seperti bawang dan beberapa jenis bumbu lain.
“Bawang dari dua puluh tiga ribu menjadi dua puluh enam ribu,” ujar Eka Sumitra, seorang pedagang bumbu di Pasar Kreneng. Menurut Eka Sumitra, kenaikan harga bawang karena faktor musim, yakni musim hujan yang menyebabkan pasokan berkurang. Sebaliknya jahe, harganya menurun karena pasokan yang memadai dari Jawa.
Sementara daging ayam, harganya berkisar antara Rp39 ribu– Rp 40 ribu per kilogram mengalami kenaikan dari sebelumnya berkisar Rp 35 ribu- Rp 36 ribu per kilo. “Kenaikan sejak lima hari lalu,” ujar Ni Wayan Suwitri, salah seorang pedagang ayam.
Hal yang sama disampaikan Muklis, pedagang daging ayam lainnya. “Pasokan ayam hidup juga dijatah,” tambahnya. Penjatahan menurut Muklis sudah mulai sejak 10 hari sebelumnya.
Tren serupa juga terjadi pada harga telur ayam. Dari sebelumnya Rp 38.000 per krat, Rabu kemarin terpantau Rp 40 ribu per krat (30 butir). “Ini hal biasa naik sedikit,” ujar I Wayan Mes, seorang pedagang telur di Pasar Badung. Lasminingsih menyatakan kedatangannya, dalam rangka pemantauan harga, utamanya
ketersediaan bahan pokok, antara lain daging, telur, beras, terigu, gula pasir dan minyak goreng serta bahan kebutuhan pokok lainnya, jelang hari besar keagamaan
“Kita harus lihat dulu ketersediannya,kemudian lihat harganya,” ujar Lasminingsih, yang dalam pemantauan kemarin didampingi Kadisperindag Bali Putu Astawa.
Dari pantauan, kata Lasminingsih secara harga-harga relative stabil. Namun juga ada yang mengalami kenaikan seperti cabe, karena faktor musiman. “Kalau cabe sedikit naik, namun bawang masih cukup stabil, “ujarnya.
Demikian juga harga beras masih relative stabil. Malah Lasminingsih, mengaku gembira karena jenis beras medium tersedia dengan harga yang terjangkau yakni Rp 9 ribuan.
Terkait kenaikan harga daging ayam, Lasminingsih meminta agar Kadisperindag Bali mengkoordinasikannya dengan pihak terkait seperti distributor. “Dijaga jangan sampai harganya di atas empat puluh ribu,” ujarnya.
Kadisperindag Bali Putu Astawa mengatakan kenaikan harga ayam, karena meningkatnya permintaan. “Jelang Galungan ini adalah diwasa (hari baik) untuk upacara perkawinan yang disebut selikur Galungan,” ujar Astawa Berbeda dengan daging ayam, harga daging sapi relatif stabil. Untuk daging paha sapi, harganya Rp 100 ribu per kilo. “Dari dulu tak pernah naik,” ujar seorang pedagang.
Selain melakukan pemantauan di pasar tradisional, Lasminingsih menggelar Rapat Koordinasi Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali. Rakor dihadiri unsur terkait diantaranya Tim Satgas Pangan, Disperindag Kabupaten/Kota se Bali, Perum Bulog. *K17
Harga sejumlah komoditas khususnya kebutuhan pokok mengalami kenaikan jelang hari besar keagamaan Hari Raya Natal, Galungan dan Tahun Baru 2019 (Nataru). Kenaikan harga terjadi pada daging ayam dan telur serta beberapa jenis bumbu-bumbuan.
Hal itu terungkap di sela-sela pemantauan Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan (Kemendag) Lasminingsih di Pasar Kreneng dan Pasar Badung, Rabu (5/12). Dari penuturan sejumlah pedagang, kenaikan harga barang- barang tersebut sudah dirasakan sejak beberapa hari sebelumnya. Kenaikan harga itu, ada karena faktor musim seperti bawang dan beberapa jenis bumbu lain.
“Bawang dari dua puluh tiga ribu menjadi dua puluh enam ribu,” ujar Eka Sumitra, seorang pedagang bumbu di Pasar Kreneng. Menurut Eka Sumitra, kenaikan harga bawang karena faktor musim, yakni musim hujan yang menyebabkan pasokan berkurang. Sebaliknya jahe, harganya menurun karena pasokan yang memadai dari Jawa.
Sementara daging ayam, harganya berkisar antara Rp39 ribu– Rp 40 ribu per kilogram mengalami kenaikan dari sebelumnya berkisar Rp 35 ribu- Rp 36 ribu per kilo. “Kenaikan sejak lima hari lalu,” ujar Ni Wayan Suwitri, salah seorang pedagang ayam.
Hal yang sama disampaikan Muklis, pedagang daging ayam lainnya. “Pasokan ayam hidup juga dijatah,” tambahnya. Penjatahan menurut Muklis sudah mulai sejak 10 hari sebelumnya.
Tren serupa juga terjadi pada harga telur ayam. Dari sebelumnya Rp 38.000 per krat, Rabu kemarin terpantau Rp 40 ribu per krat (30 butir). “Ini hal biasa naik sedikit,” ujar I Wayan Mes, seorang pedagang telur di Pasar Badung. Lasminingsih menyatakan kedatangannya, dalam rangka pemantauan harga, utamanya
ketersediaan bahan pokok, antara lain daging, telur, beras, terigu, gula pasir dan minyak goreng serta bahan kebutuhan pokok lainnya, jelang hari besar keagamaan
“Kita harus lihat dulu ketersediannya,kemudian lihat harganya,” ujar Lasminingsih, yang dalam pemantauan kemarin didampingi Kadisperindag Bali Putu Astawa.
Dari pantauan, kata Lasminingsih secara harga-harga relative stabil. Namun juga ada yang mengalami kenaikan seperti cabe, karena faktor musiman. “Kalau cabe sedikit naik, namun bawang masih cukup stabil, “ujarnya.
Demikian juga harga beras masih relative stabil. Malah Lasminingsih, mengaku gembira karena jenis beras medium tersedia dengan harga yang terjangkau yakni Rp 9 ribuan.
Terkait kenaikan harga daging ayam, Lasminingsih meminta agar Kadisperindag Bali mengkoordinasikannya dengan pihak terkait seperti distributor. “Dijaga jangan sampai harganya di atas empat puluh ribu,” ujarnya.
Kadisperindag Bali Putu Astawa mengatakan kenaikan harga ayam, karena meningkatnya permintaan. “Jelang Galungan ini adalah diwasa (hari baik) untuk upacara perkawinan yang disebut selikur Galungan,” ujar Astawa Berbeda dengan daging ayam, harga daging sapi relatif stabil. Untuk daging paha sapi, harganya Rp 100 ribu per kilo. “Dari dulu tak pernah naik,” ujar seorang pedagang.
Selain melakukan pemantauan di pasar tradisional, Lasminingsih menggelar Rapat Koordinasi Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali. Rakor dihadiri unsur terkait diantaranya Tim Satgas Pangan, Disperindag Kabupaten/Kota se Bali, Perum Bulog. *K17
1
Komentar