Candidasa Semrawut, Wisman Keluarkan Petisi
PHRI telah bersurat ke Polres Karangasem agar truk-truk yang mengangkut galian C ditertibkan dan kembali diberlakukan larangan parkir di tikungan.
AMLAPURA, NusaBali
Objek Wisata Candidasa di Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem kian semrawut. Pedagang memanfaatkan trotoar, truk angkut material galian C parkir berjejer di tikungan depan Pospol Candidasa. Truk-truk dari Denpasar melaju cepat menambah bising. Bahkan truk tidak ada batasan waktu melintas. Atas dasar itulah 27 wisatawan mancanegara (wisman) menggelar petisi, komplin atas semrawutnya Objek Wisata Candidasa.
Para wisman membubuhkan tandatangan dikoordinasikan Ketua PHRI Karangasem I Wayan Tama dan Sekretaris PHRI I Wayan Kariasa. Wayan Tama mengatakan, petisi itu ditandatangani pada Senin (12/11). Dalam petisi itu wisman menyatakan Objek Candidasa semrawut, wisatawan kesulitan jalan-jalan karena banyak pedagang di trotoar. Di samping kurangnya lampu penerangan jalan, banyak truk-truk angkut galian C parkir di tikungan depan Pospol Candidasa.
Objek Wisata Candidasa dinilai tidak ramah lagi buat wisatawan. Juga tidak sesuai konsep Sapta Pesona. Tercatat dari 27 wisman dominan yang tandatangan adalah wisatawan dari Australia. Mereka yang tandatangani petisi yakni Nels Frank dari Denmark, Mark Redrift dari Australia, Cheryl Toole dari Australia, Julie Philipp dari Amerika, Jorsen Jonessen dari Swedia, dan lain-lain. “Dulu di depan Pospol Candidasa terpasang larangan parkir, bahkan di garis putih as jalan terpasang traffic cone (kerucut jalan) sebagai pembatas jalan. Ternyata rambu itu tidak ada lagi,” jelas Wayan Tama.
Sekretaris PHRI, I Wayan Kariasa, mengaku telah bersurat ke Polres Karangasem agar truk-truk yang angkut galian C ditertibkan dan kembali diberlakukan larangan parkir di tikungan. Juga telah berkoordinasi dengan petugas Dinas Perhubungan Karangasem dan Satpol Pol agar tidak ada pedagang jualan di trotoar. “Kami telah bersurat ke Polres Karangasem, berharap secepatnya ada tindaklanjut demi kondusifnya industri pariwisata di Karangasem,” harap Wayan Kariasa. Harapannya agar ada batasan truk yang beroperasi melintasi Objek Wisata Candidasa, di samping diberlakukan larangan parkir di bahu jalan. “Razia juga diperbanyak di Objek Wisata Candidasa,” pintanya.
Kasatlantas Polres Karangasem, AKP Ni Luh Putu Anne Prawisti, belum bisa dihubungi. HP-nya nada sibuk sehingga belum didapatkan konfirmasi menyangkut gebrakannya mengatasi semrawutnya parkir di Objek Wisata Candidasa. Sementara Kasubag Humas Polres Karangasem, AKP Herson, mengatakan akan mengkoordinasikan harapan PHRI dengan Kasat Lantas Polres Karangasem. *k16
Objek Wisata Candidasa di Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem kian semrawut. Pedagang memanfaatkan trotoar, truk angkut material galian C parkir berjejer di tikungan depan Pospol Candidasa. Truk-truk dari Denpasar melaju cepat menambah bising. Bahkan truk tidak ada batasan waktu melintas. Atas dasar itulah 27 wisatawan mancanegara (wisman) menggelar petisi, komplin atas semrawutnya Objek Wisata Candidasa.
Para wisman membubuhkan tandatangan dikoordinasikan Ketua PHRI Karangasem I Wayan Tama dan Sekretaris PHRI I Wayan Kariasa. Wayan Tama mengatakan, petisi itu ditandatangani pada Senin (12/11). Dalam petisi itu wisman menyatakan Objek Candidasa semrawut, wisatawan kesulitan jalan-jalan karena banyak pedagang di trotoar. Di samping kurangnya lampu penerangan jalan, banyak truk-truk angkut galian C parkir di tikungan depan Pospol Candidasa.
Objek Wisata Candidasa dinilai tidak ramah lagi buat wisatawan. Juga tidak sesuai konsep Sapta Pesona. Tercatat dari 27 wisman dominan yang tandatangan adalah wisatawan dari Australia. Mereka yang tandatangani petisi yakni Nels Frank dari Denmark, Mark Redrift dari Australia, Cheryl Toole dari Australia, Julie Philipp dari Amerika, Jorsen Jonessen dari Swedia, dan lain-lain. “Dulu di depan Pospol Candidasa terpasang larangan parkir, bahkan di garis putih as jalan terpasang traffic cone (kerucut jalan) sebagai pembatas jalan. Ternyata rambu itu tidak ada lagi,” jelas Wayan Tama.
Sekretaris PHRI, I Wayan Kariasa, mengaku telah bersurat ke Polres Karangasem agar truk-truk yang angkut galian C ditertibkan dan kembali diberlakukan larangan parkir di tikungan. Juga telah berkoordinasi dengan petugas Dinas Perhubungan Karangasem dan Satpol Pol agar tidak ada pedagang jualan di trotoar. “Kami telah bersurat ke Polres Karangasem, berharap secepatnya ada tindaklanjut demi kondusifnya industri pariwisata di Karangasem,” harap Wayan Kariasa. Harapannya agar ada batasan truk yang beroperasi melintasi Objek Wisata Candidasa, di samping diberlakukan larangan parkir di bahu jalan. “Razia juga diperbanyak di Objek Wisata Candidasa,” pintanya.
Kasatlantas Polres Karangasem, AKP Ni Luh Putu Anne Prawisti, belum bisa dihubungi. HP-nya nada sibuk sehingga belum didapatkan konfirmasi menyangkut gebrakannya mengatasi semrawutnya parkir di Objek Wisata Candidasa. Sementara Kasubag Humas Polres Karangasem, AKP Herson, mengatakan akan mengkoordinasikan harapan PHRI dengan Kasat Lantas Polres Karangasem. *k16
1
Komentar