Hampir Semua Kecamatan Ditemukan Anjing Rabies
Hampir semua kecamatan yang ada di Buleleng menghadapi marabahaya rabies
Setahun, 24 Ekor Anjing Positif Rabies
SINGARAJA, NusaBali
Seperti rilis yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, menyebutkan bahwa selama setahun terakhir ada 24 ekor anjing positif rabies. Dan dari Sembilan kecamatan yang ada, hanya Busungbiu dan Kubutambahan belum ditemukan anjing positif rabies. ”Jumlah 24 ekor anjing dinyatakan positif, setelah diambil sampel otaknya dan diuji oleh Balai Besar Veteriner Denpasar,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Buleleng, drh I Wayan Susila, Rabu (5/12).
Puluhan anjing positif rabies itu di antaranya ditemukan di Sambirenteng, Desa Les, Desa Pacung, Desa Penuktukan, Desa Julah, Desa Bondalem, dan Desa Tejakula di Kecamatan Tejakula. Selain itu juga ditemukan di Desa Temukus, Kalianget, Desa Pedawa di Kecamatan Banjar; Desa Suwug, Sangsit di Kecamatan Sawan; Desa Anturan di Kecamatan Buleleng; Desa Tukadsumaga dua kasus, Desa Tinga-Tinga, Celukan Bawang di Kecamatan Gerokgak; Desa Ringdikit dua kasus, Lokapaksa tiga kasus, dan Ularan di Kecamatan Seririt; dan Desa Panji di Kecamatan Sukasada.
Artinya, sejak awal tahun 2018 hingga kasus suspect terakhir di Banjar Dinas Bangah, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang menelan korban jiwa pada (3/10) lalu, anjing rabies ditemukan hampir di sembilan kecamatan di Buleleng, “Yang kami ambil sampel otaknya ada banyak sesuai dengan laporan masyarakat di Puskesmas, hanya saja yang dinyatakan positif setelah dicek ada 24 ekor, yang mengakibatkan dua nyawa mnausia melayang,” ungkap Susila.
Dengan temukan anjing positif rabies itu Dinas Pertanian langsung menetapkan desa tersebut masuk dalam zona merah rabies. Ia pun mengaku dengan peningkatan status zona merah itu, menjadikan desa yang bersangkutan menjadi prioritas penyisiran vaksinasi pada anjing yang masih tercecer saat pelaksanaan vaksinasi masal dilakukan. Selain itu pihaknya juga sudah melakukan eliminasi tertarget dan selektif pada anjing-anjing yang dicurigai tertular rabies.
Sementara itu penyisiran anjing liar yang belum tervaksinasi terus dilakukan. Bahkan tim Distan Buleleng masih terus menjejal setiap sudut Desa Panji, Kecamatan Sukasada, pasca adanya kasus suspect rabies yang menewaskan satu orang warga setempat berinisial Ni Made Mu, 40, pada Senin (3/12) lalu.
Sejumlah petugas vaksinasi pun datang lengkap dengan jaring besar untuk mengamankan anjing-anjing liar yang belum tervaksinasi. Setelah divaksin puluhan ekor anjing pun dikalungi pita merah untuk menandai anjing itu sudah tervaksin. “Kenyataannya populasi anjing liar di Buleleng terus meningkat dan tahun ini mencapai estimasi angka 110 ribu ekor, artinya masyarakat masih belum sadar dan paham benar soal memelihara anjing yang baik dan benar, padahal pemerintah sudah rutin melakukan vaksinasi dan sosialisasi sebagai langkah pencegahan. Saat ini yang paling berpengaruh hanya pararem yang dibuat desa pakraman yang paling ampuh,” tegas dia. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Seperti rilis yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, menyebutkan bahwa selama setahun terakhir ada 24 ekor anjing positif rabies. Dan dari Sembilan kecamatan yang ada, hanya Busungbiu dan Kubutambahan belum ditemukan anjing positif rabies. ”Jumlah 24 ekor anjing dinyatakan positif, setelah diambil sampel otaknya dan diuji oleh Balai Besar Veteriner Denpasar,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Buleleng, drh I Wayan Susila, Rabu (5/12).
Puluhan anjing positif rabies itu di antaranya ditemukan di Sambirenteng, Desa Les, Desa Pacung, Desa Penuktukan, Desa Julah, Desa Bondalem, dan Desa Tejakula di Kecamatan Tejakula. Selain itu juga ditemukan di Desa Temukus, Kalianget, Desa Pedawa di Kecamatan Banjar; Desa Suwug, Sangsit di Kecamatan Sawan; Desa Anturan di Kecamatan Buleleng; Desa Tukadsumaga dua kasus, Desa Tinga-Tinga, Celukan Bawang di Kecamatan Gerokgak; Desa Ringdikit dua kasus, Lokapaksa tiga kasus, dan Ularan di Kecamatan Seririt; dan Desa Panji di Kecamatan Sukasada.
Artinya, sejak awal tahun 2018 hingga kasus suspect terakhir di Banjar Dinas Bangah, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang menelan korban jiwa pada (3/10) lalu, anjing rabies ditemukan hampir di sembilan kecamatan di Buleleng, “Yang kami ambil sampel otaknya ada banyak sesuai dengan laporan masyarakat di Puskesmas, hanya saja yang dinyatakan positif setelah dicek ada 24 ekor, yang mengakibatkan dua nyawa mnausia melayang,” ungkap Susila.
Dengan temukan anjing positif rabies itu Dinas Pertanian langsung menetapkan desa tersebut masuk dalam zona merah rabies. Ia pun mengaku dengan peningkatan status zona merah itu, menjadikan desa yang bersangkutan menjadi prioritas penyisiran vaksinasi pada anjing yang masih tercecer saat pelaksanaan vaksinasi masal dilakukan. Selain itu pihaknya juga sudah melakukan eliminasi tertarget dan selektif pada anjing-anjing yang dicurigai tertular rabies.
Sementara itu penyisiran anjing liar yang belum tervaksinasi terus dilakukan. Bahkan tim Distan Buleleng masih terus menjejal setiap sudut Desa Panji, Kecamatan Sukasada, pasca adanya kasus suspect rabies yang menewaskan satu orang warga setempat berinisial Ni Made Mu, 40, pada Senin (3/12) lalu.
Sejumlah petugas vaksinasi pun datang lengkap dengan jaring besar untuk mengamankan anjing-anjing liar yang belum tervaksinasi. Setelah divaksin puluhan ekor anjing pun dikalungi pita merah untuk menandai anjing itu sudah tervaksin. “Kenyataannya populasi anjing liar di Buleleng terus meningkat dan tahun ini mencapai estimasi angka 110 ribu ekor, artinya masyarakat masih belum sadar dan paham benar soal memelihara anjing yang baik dan benar, padahal pemerintah sudah rutin melakukan vaksinasi dan sosialisasi sebagai langkah pencegahan. Saat ini yang paling berpengaruh hanya pararem yang dibuat desa pakraman yang paling ampuh,” tegas dia. *k23
Komentar