Satu Kerauhan, Satu Lagi Pingsan
Tiba-tiba menjelang akhir gerakan, tubuh Kar gemetar hingga gerak kakinya lebih cepat.
Lomba Line Dance di Wantilan Pura Bukit Bitra
GIANYAR, NusaBali
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gianyar, bekerjasama dengan Dharma Wanita Gianyar mengadakan Lomba Line Dance (LLD) untuk organisasi wanita di Gianyar. Lomba digelar di Wantilan Pura Bukit, Desa Pakraman Bitera, Kelurahan Bitera, Gianyar, Rabu (5/12).
Lomba berlangsung meriah diikuti 21 group. Namun di pertengahan acara, suasana lomba berubah riuh. Karena seorang peserta, Kar, asal Payangan dari grup gabungan Dinas Tenaga Kerja, RS Sanjiwani, dan Dinas Pariwisata, kerauhan. Selain itu, salah seorang peserta lomba, Reina Cahyani dari Dinas Pendidikan Gianyar, pingsan karena kelelahan.
Salah seorang peserta dari grup gabungan RS Sanjiwani-Dinas Ketenagakerjaan-Dinas Pariwisata, Ni Made Sulasmi menceritakan, grup mereka tampil memukau. Tiba-tiba menjelang akhir gerakan, tubuh Kar gemetar hingga gerak kakinya lebih cepat. ‘’Saat ke belakang panggung, Kar langsung rebah sambil berteriak,’’ jelasnya.
Sulasmi pun menirukan temannya yang kerauhan, yakni menari-nari tetapi tidak sadarkan diri. “Sempat bilang ten ade nak ngaturin wedang (tak ada yang menyuguhi kopi, Red),” ujarnya. Situasi di belakang panggung pun sempat panik sebentar. Sementara di depan panggung, peserta lainnya tetap melanjutkan pentas. Tak berselang lama, peserta yang kerauhan itu membaik setelah diperciki tirta oleh pamangku pura setempat. Sedangkan, peserta yang pingsan sempat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sanjiwani, dan ketika siuman diperbolehkan pulang.
Panitia LLD yang juga istri Sekda Gianyar, Ny Dwikorawati Wisnu Wijaya, tidak berani berkomentar soal hal itu. “Apakah psikologisnya apakah terharu. Setahu kami di belakang (panggung, Red) pada menangis,” jelasnya. “Kami sudah tanya Jero Mangku, katanya, banten sudah lengkap semuanya,” jelasnya.
Mengenai peserta yang pingsan, diakui karena kondisinya sudah tidak baik sebelum lomba. “Peserta itu sudah sakit sejak kemarin, tapi memaksakan ikut. Padahal grup itu sudah punya cadangan,” jelasnya.
Kata dia, sebelumnya panitia akan menggelar lomba ini di Balai Budaya Gianyar. Namun karpet di Balai Budaya tidak bisa dilepas dan dipandang membahayakan untuk tarian line dance. “Makanya kami pinjam lokasi di wantilan pura ini,” ujarnya.
Lomba dibuka Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, di Wantilan Pura Pucak Bukit Bitera, Gianyar, Rabu (5/12).
Diawali persembahan line dance dari ibu-ibu DWP Kabupaten Gianyar yang dipimpin langsung oleh Ketua Ny Dwikorawati Wisnu Wijaya. Line dance merupakan salah satu bentuk olah raga yang dipadukan dengan sentuhan koreografi gerakan tari.
Ketua Panitia LLD yang Kepala DP3AP2KB Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu menjelaskan, ada 21 gorup peserta LLD, masing-masing group tujuh orang.
Juara I diraih PPNI Gianyar, Juara II gabungan DWP Kecamatan Gianyar, Blahbatuh dan DWP BKPSDM. Juara III gabungan DWP RSUD Sanjiwani, DWP Disnakertrans dan DWP Dinas Pariwisata.
Dikonfirmasi Rabu malam, Kar membenarkan dirinya kerauhan. Namun ia tak mengingat persis kejadian yang dialami. "Hal seperti itu tidak bisa diungkapkan dengan kata. Astungkara masih sangat baik kondisi saya," ujar teruni asal Payangan ini.*nvi
GIANYAR, NusaBali
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gianyar, bekerjasama dengan Dharma Wanita Gianyar mengadakan Lomba Line Dance (LLD) untuk organisasi wanita di Gianyar. Lomba digelar di Wantilan Pura Bukit, Desa Pakraman Bitera, Kelurahan Bitera, Gianyar, Rabu (5/12).
Lomba berlangsung meriah diikuti 21 group. Namun di pertengahan acara, suasana lomba berubah riuh. Karena seorang peserta, Kar, asal Payangan dari grup gabungan Dinas Tenaga Kerja, RS Sanjiwani, dan Dinas Pariwisata, kerauhan. Selain itu, salah seorang peserta lomba, Reina Cahyani dari Dinas Pendidikan Gianyar, pingsan karena kelelahan.
Salah seorang peserta dari grup gabungan RS Sanjiwani-Dinas Ketenagakerjaan-Dinas Pariwisata, Ni Made Sulasmi menceritakan, grup mereka tampil memukau. Tiba-tiba menjelang akhir gerakan, tubuh Kar gemetar hingga gerak kakinya lebih cepat. ‘’Saat ke belakang panggung, Kar langsung rebah sambil berteriak,’’ jelasnya.
Sulasmi pun menirukan temannya yang kerauhan, yakni menari-nari tetapi tidak sadarkan diri. “Sempat bilang ten ade nak ngaturin wedang (tak ada yang menyuguhi kopi, Red),” ujarnya. Situasi di belakang panggung pun sempat panik sebentar. Sementara di depan panggung, peserta lainnya tetap melanjutkan pentas. Tak berselang lama, peserta yang kerauhan itu membaik setelah diperciki tirta oleh pamangku pura setempat. Sedangkan, peserta yang pingsan sempat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sanjiwani, dan ketika siuman diperbolehkan pulang.
Panitia LLD yang juga istri Sekda Gianyar, Ny Dwikorawati Wisnu Wijaya, tidak berani berkomentar soal hal itu. “Apakah psikologisnya apakah terharu. Setahu kami di belakang (panggung, Red) pada menangis,” jelasnya. “Kami sudah tanya Jero Mangku, katanya, banten sudah lengkap semuanya,” jelasnya.
Mengenai peserta yang pingsan, diakui karena kondisinya sudah tidak baik sebelum lomba. “Peserta itu sudah sakit sejak kemarin, tapi memaksakan ikut. Padahal grup itu sudah punya cadangan,” jelasnya.
Kata dia, sebelumnya panitia akan menggelar lomba ini di Balai Budaya Gianyar. Namun karpet di Balai Budaya tidak bisa dilepas dan dipandang membahayakan untuk tarian line dance. “Makanya kami pinjam lokasi di wantilan pura ini,” ujarnya.
Lomba dibuka Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, di Wantilan Pura Pucak Bukit Bitera, Gianyar, Rabu (5/12).
Diawali persembahan line dance dari ibu-ibu DWP Kabupaten Gianyar yang dipimpin langsung oleh Ketua Ny Dwikorawati Wisnu Wijaya. Line dance merupakan salah satu bentuk olah raga yang dipadukan dengan sentuhan koreografi gerakan tari.
Ketua Panitia LLD yang Kepala DP3AP2KB Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu menjelaskan, ada 21 gorup peserta LLD, masing-masing group tujuh orang.
Juara I diraih PPNI Gianyar, Juara II gabungan DWP Kecamatan Gianyar, Blahbatuh dan DWP BKPSDM. Juara III gabungan DWP RSUD Sanjiwani, DWP Disnakertrans dan DWP Dinas Pariwisata.
Dikonfirmasi Rabu malam, Kar membenarkan dirinya kerauhan. Namun ia tak mengingat persis kejadian yang dialami. "Hal seperti itu tidak bisa diungkapkan dengan kata. Astungkara masih sangat baik kondisi saya," ujar teruni asal Payangan ini.*nvi
1
Komentar