Coffee Tour di Bali Dituntut Kreatif
Masih kalah dalam kuantitas, Subak dan aktivitas ritual jadi kekuatannya
DENPASAR, NusaBali
Coffee tour, salah satu jenis tour wisata yang menawarkan pengalaman bagaimana proses produksi kopi dari budidaya, sehingga menjadi kopi siap minum semakin diminati wisman. Kebanyakan adalah wisman dari negara- negara Eropa yang memiliki musim dingin. Diantaranya Inggris, Prancis, Rusia, Belanda dan lainnya.
Kalangan pelaku pariwisata di Bali mengakui tour ke kebun kopi merupakan salah satu variasi tour , sehingga paket tour wisatawan tidak monoton. Tour di Bali tak semata dominan tentang aktivitas seni budaya, namun juga tentang tradisi perkebunan, budidaya kopi.
“Selain spirit back to nature, juga karena faktor nostalgia,”ujar I Nyoman Suarma, seorang praktisi tour, Kamis (6/12).
Papar Suarma, nostalgia yang dimaksud adalah kenangan kopi Bali sebagai salah satu jenis kopi yang dikenal memiliki cita rasa khas sejak zaman penjajahan.
“Sejak zaman Belanda sudah dikenal,” lanjut Suarma, sambil menyebut kopi-kopi dari daerah yang juga kondang. Diantaranya Kopi Gayo (Aceh), Kopi Toraja (Sulawesi), Kopi Tapanuli (Sumut) , Kopi Jawa dan Kopi Bali.
Selain faktor nostalgia, juga faktor pengalaman langsung. Wisman bisa menyaksikan bagaimana proses budidaya, hingga pengolahan kopi secara manual menjadi kopi siap seruput atau saji.
“Selain harga yang terjangkau, juga mendapat pengalaman menyaksikan , bahkan ikut dalam proses budidaya,” papar Suarma, yang juga Humas DPD Himpunan Pramuwisata Indonesi/HPI Bali.
Wisman yang menyukai coffee tour, diantaranya wisman Inggris, Prancis, Rusia,Belanda dan wisman dari negara lainnya.Terpisah kalangan petani coffee menyatakan cofffe tour merupakan salah satu usaha bisnis kreatif yang berbasis kopi. Itu tidak lepas dari nama Bali sebagai pemilik salah satu produsen kopi dengan cita rasa yang sudah terkenal.Di pihak lain ada persaingan produk.
“Karena itulah kita mesti kreatif,” ujar Komang Sukarsana, salah seorang petani kopi dari Kintamani, Bangli.
Mengapa kreatif, karena jika bersaing dari sisi kuantitas kopi Bali tentu kalah jauh. Itu karena luas lahan kopi di Bali, tak seberapa dibanding dengan produsen kopi dari daerah lain seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi dan lainnya.
“Karena itu perlu kreasi untuk menjaga eksistensi kopi Bali,” ungkap Sukarsana, yang merintis usaha Coffee Trip atau Coffee Tour. Model bisnis kreatif itulah bentuk sisi lain ‘keungggulan’ kopi Bali.
Paparnya wisatawan diajak sehingga punya pengalaman dari proses menanam, petik hingga menjadi produk siap saji. Apalagi lanjutnya, Bali memiliki kearifan lokal, yakni subak dengan tata aturan, aktivitas sosial ritualnya termasuk dalam hal budidaya tanaman keras, seperti kebun kopi. “Itu kekuatannya. From farm to cup,” ujar Sukrasana. K17
Coffee tour, salah satu jenis tour wisata yang menawarkan pengalaman bagaimana proses produksi kopi dari budidaya, sehingga menjadi kopi siap minum semakin diminati wisman. Kebanyakan adalah wisman dari negara- negara Eropa yang memiliki musim dingin. Diantaranya Inggris, Prancis, Rusia, Belanda dan lainnya.
Kalangan pelaku pariwisata di Bali mengakui tour ke kebun kopi merupakan salah satu variasi tour , sehingga paket tour wisatawan tidak monoton. Tour di Bali tak semata dominan tentang aktivitas seni budaya, namun juga tentang tradisi perkebunan, budidaya kopi.
“Selain spirit back to nature, juga karena faktor nostalgia,”ujar I Nyoman Suarma, seorang praktisi tour, Kamis (6/12).
Papar Suarma, nostalgia yang dimaksud adalah kenangan kopi Bali sebagai salah satu jenis kopi yang dikenal memiliki cita rasa khas sejak zaman penjajahan.
“Sejak zaman Belanda sudah dikenal,” lanjut Suarma, sambil menyebut kopi-kopi dari daerah yang juga kondang. Diantaranya Kopi Gayo (Aceh), Kopi Toraja (Sulawesi), Kopi Tapanuli (Sumut) , Kopi Jawa dan Kopi Bali.
Selain faktor nostalgia, juga faktor pengalaman langsung. Wisman bisa menyaksikan bagaimana proses budidaya, hingga pengolahan kopi secara manual menjadi kopi siap seruput atau saji.
“Selain harga yang terjangkau, juga mendapat pengalaman menyaksikan , bahkan ikut dalam proses budidaya,” papar Suarma, yang juga Humas DPD Himpunan Pramuwisata Indonesi/HPI Bali.
Wisman yang menyukai coffee tour, diantaranya wisman Inggris, Prancis, Rusia,Belanda dan wisman dari negara lainnya.Terpisah kalangan petani coffee menyatakan cofffe tour merupakan salah satu usaha bisnis kreatif yang berbasis kopi. Itu tidak lepas dari nama Bali sebagai pemilik salah satu produsen kopi dengan cita rasa yang sudah terkenal.Di pihak lain ada persaingan produk.
“Karena itulah kita mesti kreatif,” ujar Komang Sukarsana, salah seorang petani kopi dari Kintamani, Bangli.
Mengapa kreatif, karena jika bersaing dari sisi kuantitas kopi Bali tentu kalah jauh. Itu karena luas lahan kopi di Bali, tak seberapa dibanding dengan produsen kopi dari daerah lain seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi dan lainnya.
“Karena itu perlu kreasi untuk menjaga eksistensi kopi Bali,” ungkap Sukarsana, yang merintis usaha Coffee Trip atau Coffee Tour. Model bisnis kreatif itulah bentuk sisi lain ‘keungggulan’ kopi Bali.
Paparnya wisatawan diajak sehingga punya pengalaman dari proses menanam, petik hingga menjadi produk siap saji. Apalagi lanjutnya, Bali memiliki kearifan lokal, yakni subak dengan tata aturan, aktivitas sosial ritualnya termasuk dalam hal budidaya tanaman keras, seperti kebun kopi. “Itu kekuatannya. From farm to cup,” ujar Sukrasana. K17
Komentar