Kubu Prabowo Balas 'Serangan' Luhut
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyindir politikus yang asal bicara tanpa memakai data.
JAKARTA, NusaBali
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menegaskan pihaknya selalu berbicara menggunakan data.
"Kami selalu bicara data dari awal. Justru pemerintah sekarang yang tidak serius mengurusi data, lihat saja Mendag, Mentan, dan Kabulog datanya bisa beda. Pak Buwas sampai bilang tidak percaya data BPS. Jadi, kebijakan selama ini data apa yang dipakai pemerintah?" ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Faldo Maldini melalui pesan singkat kepada detikcom, Kamis (6/12).
BPN Prabowo-Sandi menyebut, justru pemerintah yang selama ini tidak sinkron terkait data yang dikeluarkan kementerian atau lembaga. BPN Prabowo-Sandi balik bertanya kepada Luhut terkait acuan yang digunakan pemerintah ketika mengubah kebijakan.
"Jadi, kita tidak heran kalau pemerintah suka ubah-ubah kebijakan sesukanya. Nggak tahu juga itu datanya dari mana. Misalnya, naikin BBM malam tiba-tiba turunin lagi. Buka investasi asing 100% untuk 120-an sektor, lalu jadi 100-an sektor, turun jadi 50-an sektor, turun lagi jadi 28-an sektor, terus batal. Bikin ini datanya dari mana? Silakan tanya Pak Luhut," kata politikus asal PAN ini.
"Katanya, beliau mau lawan yang berani nolak BBM naik, tahunya Presiden sendiri yang nolak. Ini kan publik tidak diberikan kepastian. Bagi kami, soal data ini penting. Data ini harus kuat banget, terintegrasi, satu saja acuannya. BPS dan World Bank itu datanya sama setahu saya. Kami ingin peran BPS makin diperkuat, anggarannya naik, kalau bisa real time," imbuh Faldo.
Sebelumnya, Luhut meminta capres atau cawapres ketika bicara menggunakan data yang jelas. Luhut tak menyebut kandidat presiden yang bicara tanpa data. Namun dia menyindir capres yang mengaku mengutip data dari World Bank. Setelah dicek ternyata World Bank tak pernah mengeluarkan data seperti yang diungkap sang calon presiden tersebut. "Kalau ada pihak yang ingin jadi presiden, sah-sah saja. Tapi eloknya jangan bicara itu tanpa data yang jelas, itu saja. "Jadi jangan pakai bilang World Bank begini. Lah orang World Bank-nya juga ketemu saya kok," kata Luhut saat sesi Wawancara Eksklusif dengan detikcom. *
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menegaskan pihaknya selalu berbicara menggunakan data.
"Kami selalu bicara data dari awal. Justru pemerintah sekarang yang tidak serius mengurusi data, lihat saja Mendag, Mentan, dan Kabulog datanya bisa beda. Pak Buwas sampai bilang tidak percaya data BPS. Jadi, kebijakan selama ini data apa yang dipakai pemerintah?" ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Faldo Maldini melalui pesan singkat kepada detikcom, Kamis (6/12).
BPN Prabowo-Sandi menyebut, justru pemerintah yang selama ini tidak sinkron terkait data yang dikeluarkan kementerian atau lembaga. BPN Prabowo-Sandi balik bertanya kepada Luhut terkait acuan yang digunakan pemerintah ketika mengubah kebijakan.
"Jadi, kita tidak heran kalau pemerintah suka ubah-ubah kebijakan sesukanya. Nggak tahu juga itu datanya dari mana. Misalnya, naikin BBM malam tiba-tiba turunin lagi. Buka investasi asing 100% untuk 120-an sektor, lalu jadi 100-an sektor, turun jadi 50-an sektor, turun lagi jadi 28-an sektor, terus batal. Bikin ini datanya dari mana? Silakan tanya Pak Luhut," kata politikus asal PAN ini.
"Katanya, beliau mau lawan yang berani nolak BBM naik, tahunya Presiden sendiri yang nolak. Ini kan publik tidak diberikan kepastian. Bagi kami, soal data ini penting. Data ini harus kuat banget, terintegrasi, satu saja acuannya. BPS dan World Bank itu datanya sama setahu saya. Kami ingin peran BPS makin diperkuat, anggarannya naik, kalau bisa real time," imbuh Faldo.
Sebelumnya, Luhut meminta capres atau cawapres ketika bicara menggunakan data yang jelas. Luhut tak menyebut kandidat presiden yang bicara tanpa data. Namun dia menyindir capres yang mengaku mengutip data dari World Bank. Setelah dicek ternyata World Bank tak pernah mengeluarkan data seperti yang diungkap sang calon presiden tersebut. "Kalau ada pihak yang ingin jadi presiden, sah-sah saja. Tapi eloknya jangan bicara itu tanpa data yang jelas, itu saja. "Jadi jangan pakai bilang World Bank begini. Lah orang World Bank-nya juga ketemu saya kok," kata Luhut saat sesi Wawancara Eksklusif dengan detikcom. *
1
Komentar