1.697 Bangunan Rusak Diterjang Puting Beliung
Masuk kategori ektrem, kecepatan angin mencapai 50 km per jam
BOGOR, NusaBali
Sejumlah wilayah di Kota Bogor, Jawa Barat, porak-poranda setelah diterjang puting beliung pada Kamis (6/12) sore. Tercatat, 1.697 unit bangunan rusak tersebar di 8 kelurahan. "Ada delapan Kelurahan yang terdampak, seperti Batutulis, Lawanggintung, Pamoyanan, Cipaku, Ranggamekar, Sukasari, Baranangsiang dan Babakan Pasar. Estimasi kerusakan rumah akibat bencana puting beliung kemarin bertambah jadi 1.697 unit," kata Bima di Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/12) seperti dilansir detik.
Lokasi terparah, kata Bima, berada di Kelurahan Batutulis dengan jumlah kerusakan sebanyak 472 unit rumah, dengan rincian 280 unit rumah rusak berat dan sisanya rusak ringan. Selanjutnya di Kelurahan Pamoyanan sebanyak 452 unit rumah rusak, Kelurahan Cipaku 224 unit, Kelurahan Babakan Pasar 178 unit, Kelurahan Sukasari 139, Kelurahan Lawanggintung 112 unit, Kelurahan Ranggamekar 65 unit dan Kelurahan Baranangsiang 55 unit.
Bima menambahkan saat ini Pemkot Bogor memiliki anggaran sekitar Rp 6 miliar yang dapat digunakan untuk tanggap darurat bencana. Pemkot Bogor sudah membuka Posko Bantuan di eks PT IMI di Cipaku untuk wilayah Bogor Selatan, Kantor Kecamatan Bogor Timur di Jalan Raya Pajajaran untuk wilayah Bogor Timur, dan di Kantor Kelurahan Babakan Pasar untuk wilayah Bogor Tengah.
Dia juga mengajak para pegawai di jajaran Pemkot Bogor untuk memberi bantuan kepada para korban puting beliung. Bantuan, menurutnya, difokuskan ke Kecamatan Bogor Selatan.
"Karena jumlah kerusakan begitu banyak, mencapai 1.697 unit rumah yang terdampak. Saya juga mengajak OPD yang ada di lingkungan pemkot Bogor untuk menyumbangkan bantuan dengan fokus ke wilayah Bogor Selatan," pungkasnya.
Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor menyebut angin puting beliung yang terjadi Kamis (6/12) masuk kategori ekstrem. Kecepatan anginnya disebut mencapai 50 kilometer per jam.
"Jadi puting beliung yang kemarin terjadi di Bogor itu akibat terbentuknya awan kumulonimbus. Kecepatannya mencapai 20 knot atau sama dengan 50 kilometer per jam, terjadi selama 10-15 menit," ujar petugas Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Hadi Saputra, Jumat (7/12).
Hadi menyebut angin puting beliung tersebut masuk kategori ekstrem karena kecepatan normal angin sekitar 10-20 kilometer per jam. "Tapi itu sudah 50 kilometer per jam, itu yang menyebabkan atap rumah tersapu dan pohon tumbang," sambungnya.
Wilayah Bogor bagian selatan, menurut Hadi, memang rawan puting beliung. Sebab, wilayah tersebut berada di daerah pegunungan yang menjadi lokasi terbentuknya awan kumulonimbus. Selain itu, wilayah Jawa Barat, sambung dia, menjadi wilayah yang banyak menghasilkan uap air.
"Wilayah Bogor selatan itu kan dekat dengan pegunungan, Gunung Salak, jadi tempat tumbuhnya awan kumulonimbus. Pegunungan itu tempat tumbuhnya angin kumulonimbus itu. Jadi awannya sudah tumbuh, kemudian awan bergerak dan menimbulkan puting beliung," papar Hadi. *
Sejumlah wilayah di Kota Bogor, Jawa Barat, porak-poranda setelah diterjang puting beliung pada Kamis (6/12) sore. Tercatat, 1.697 unit bangunan rusak tersebar di 8 kelurahan. "Ada delapan Kelurahan yang terdampak, seperti Batutulis, Lawanggintung, Pamoyanan, Cipaku, Ranggamekar, Sukasari, Baranangsiang dan Babakan Pasar. Estimasi kerusakan rumah akibat bencana puting beliung kemarin bertambah jadi 1.697 unit," kata Bima di Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/12) seperti dilansir detik.
Lokasi terparah, kata Bima, berada di Kelurahan Batutulis dengan jumlah kerusakan sebanyak 472 unit rumah, dengan rincian 280 unit rumah rusak berat dan sisanya rusak ringan. Selanjutnya di Kelurahan Pamoyanan sebanyak 452 unit rumah rusak, Kelurahan Cipaku 224 unit, Kelurahan Babakan Pasar 178 unit, Kelurahan Sukasari 139, Kelurahan Lawanggintung 112 unit, Kelurahan Ranggamekar 65 unit dan Kelurahan Baranangsiang 55 unit.
Bima menambahkan saat ini Pemkot Bogor memiliki anggaran sekitar Rp 6 miliar yang dapat digunakan untuk tanggap darurat bencana. Pemkot Bogor sudah membuka Posko Bantuan di eks PT IMI di Cipaku untuk wilayah Bogor Selatan, Kantor Kecamatan Bogor Timur di Jalan Raya Pajajaran untuk wilayah Bogor Timur, dan di Kantor Kelurahan Babakan Pasar untuk wilayah Bogor Tengah.
Dia juga mengajak para pegawai di jajaran Pemkot Bogor untuk memberi bantuan kepada para korban puting beliung. Bantuan, menurutnya, difokuskan ke Kecamatan Bogor Selatan.
"Karena jumlah kerusakan begitu banyak, mencapai 1.697 unit rumah yang terdampak. Saya juga mengajak OPD yang ada di lingkungan pemkot Bogor untuk menyumbangkan bantuan dengan fokus ke wilayah Bogor Selatan," pungkasnya.
Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor menyebut angin puting beliung yang terjadi Kamis (6/12) masuk kategori ekstrem. Kecepatan anginnya disebut mencapai 50 kilometer per jam.
"Jadi puting beliung yang kemarin terjadi di Bogor itu akibat terbentuknya awan kumulonimbus. Kecepatannya mencapai 20 knot atau sama dengan 50 kilometer per jam, terjadi selama 10-15 menit," ujar petugas Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Hadi Saputra, Jumat (7/12).
Hadi menyebut angin puting beliung tersebut masuk kategori ekstrem karena kecepatan normal angin sekitar 10-20 kilometer per jam. "Tapi itu sudah 50 kilometer per jam, itu yang menyebabkan atap rumah tersapu dan pohon tumbang," sambungnya.
Wilayah Bogor bagian selatan, menurut Hadi, memang rawan puting beliung. Sebab, wilayah tersebut berada di daerah pegunungan yang menjadi lokasi terbentuknya awan kumulonimbus. Selain itu, wilayah Jawa Barat, sambung dia, menjadi wilayah yang banyak menghasilkan uap air.
"Wilayah Bogor selatan itu kan dekat dengan pegunungan, Gunung Salak, jadi tempat tumbuhnya awan kumulonimbus. Pegunungan itu tempat tumbuhnya angin kumulonimbus itu. Jadi awannya sudah tumbuh, kemudian awan bergerak dan menimbulkan puting beliung," papar Hadi. *
Komentar