Tersedia 40 Mesin, Bisa Layani 80 Pasien Per Hari
Hemodialysis Center (pusat cuci darah) di BRSUD Tabanan mulai dioperasikan pada Senin (3/12).
BRSUD Tabanan Operasikan Hemodialysis Center
TABANAN, NusaBali
Jika sebelumnya pusat cuci darah ada di RS Nyitdah dengan 23 mesin, di Hemodialysis Center BRSUD Tabanan akan ada 40 mesin dan bisa melayani pasien sebanyak 80 orang per hari.
Direktur BRSUD Tabanan dr I Nyoman Susila, mengatakan Hemodialysis Center ‘Cemerlang’ BRSUD Tabanan merupakan realisasi program inovasi dalam rangka diklat PIM. Mulai Senin (3/12) pusat cuci darah ini siap beroperasi meskipun belum dilaunching secara resmi. “Pusat cuci darah ini akan beroperasi penuh dua shift dengan total 40 mesin atau 80 orang pasien per harinya,” ungkapnya, Minggu (9/12).
Dikatakan, layanan pusat hemodialisis terpadu paripurna ini diklaim dilengkapi dengan sarana pendukung operasional yang lengkap termasuk cadangan listrik. Menurutnya proses perencanaan hingga pembangunan berlangsung selama satu tahun. “Sebelumnya hemodialisis kami layani di UPT RS Nyitdah, di sana hanya 23 mesin,” imbuhnya.
Sayangnya Susila enggan menyampaikan berapa anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan pusat hemodialisis tersebut. Karena menurutnya gedung yang didapat berasal dari CSR, dan bukan diperoleh dalam bentuk dana atau anggaran.
“Gedung kami terima dari CSR, jadi kami terima sudah dalam bentuk gedung, bukan dana. Yang kami kirim cuma spesifikasi gedung, mereka yang buat rancang bangun dan membangun. Setelah jadi baru diserahterimakan,” tandasnya. *de
TABANAN, NusaBali
Jika sebelumnya pusat cuci darah ada di RS Nyitdah dengan 23 mesin, di Hemodialysis Center BRSUD Tabanan akan ada 40 mesin dan bisa melayani pasien sebanyak 80 orang per hari.
Direktur BRSUD Tabanan dr I Nyoman Susila, mengatakan Hemodialysis Center ‘Cemerlang’ BRSUD Tabanan merupakan realisasi program inovasi dalam rangka diklat PIM. Mulai Senin (3/12) pusat cuci darah ini siap beroperasi meskipun belum dilaunching secara resmi. “Pusat cuci darah ini akan beroperasi penuh dua shift dengan total 40 mesin atau 80 orang pasien per harinya,” ungkapnya, Minggu (9/12).
Dikatakan, layanan pusat hemodialisis terpadu paripurna ini diklaim dilengkapi dengan sarana pendukung operasional yang lengkap termasuk cadangan listrik. Menurutnya proses perencanaan hingga pembangunan berlangsung selama satu tahun. “Sebelumnya hemodialisis kami layani di UPT RS Nyitdah, di sana hanya 23 mesin,” imbuhnya.
Sayangnya Susila enggan menyampaikan berapa anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan pusat hemodialisis tersebut. Karena menurutnya gedung yang didapat berasal dari CSR, dan bukan diperoleh dalam bentuk dana atau anggaran.
“Gedung kami terima dari CSR, jadi kami terima sudah dalam bentuk gedung, bukan dana. Yang kami kirim cuma spesifikasi gedung, mereka yang buat rancang bangun dan membangun. Setelah jadi baru diserahterimakan,” tandasnya. *de
1
Komentar