Sandiaga Tantang 'Banteng' di Kandangnya
Untuk menjaring suara lebih banyak di wilayah Jawa Tengah (Jateng), Sandiaga Uno akan mengubah strategi dengan memindahkan pokso pemenangannya dari Jakarta ke Jawa Tengah.
Akan Pindahkan Posko Pemenangan ke Jateng
SEMARANG, NusaBali
Rencana itu akan direalisasikan pada awal tahun 2019. Beberapa alasan yang menjadikan Sandiaga memindahkan posko ke Jateng, antara lain jumlah pemilih yang besar dan untuk mendulang suara lebih banyak di kandang banteng tersebut.
Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said menerangkan, pemindahan posko pemenangan Sandi, rencananya akan dipindah pada Januari 2019. Namun sejauh ini belum ditentukan kota mana yang akan dijadikan posko tersebut.
"Prabowo Sandi menyadari, Jateng adalah medan yang menantang, dan pengalaman Pilpres 2014, kekalahan Prabowo di Jateng besar. Karena itu, Jateng menjadi perhatian khusus. Sudah dipertimbangkan kemungkinan pak Sandi akan pindahkan pos pemenangan di Jateng," ungkap Sudirman Said saat dihubungi Minggu (9/12) pagi.
Sudirman Said lebih lanjut menjelaskan, pemindahan posko ini merupakan bentuk perhatian khusus pasangan Prabowo-Sandi terhadap provinsi ini. Langkah ini sekaligus sebagai strategi meraih suara lebih banyak dalam Pilpres 2019 di Jateng. Secara otomatis, dengan perpindahan posko di Jateng, Sandiaga akan banyak turun ke kabupaten dan kota di provinsi ini. Dengan perhatian Sandi yang lebih besar di wilayah Jateng, Sudirman meyakini persentase perolehan suara pasangan nomor 02 akan lebih besar dari hasil Pilgub Jateng.
"Jateng merupakan provinsi penting yang harus dimenangkan pasangan Prabowo-Sandi," imbuh Sudirman Said dilansir detik.com. Sudirman mengungkapkan, hasil Pilgub Jateng 2018 yang diperolehnya sebesar 41,23 persen merupakan modal yang harus dijaga dan dipertahankan. Itu sebabnya, dirinya diminta bertanggung jawab untuk menjaga, bahkan meningkatkan suara di Jateng.
Terpisah Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Tengah Jokowi-Ma'ruf Amin menanggapi santai rencana pemindahan markas perjuangan pasangan Prabowo-Sandi dari Jakarta ke Kota Semarang. "Silakan saja, mau pindah di mana pun itu hak Pak Sandi dan tim Prabowo/Sandi," kata Ketua TKD Jateng, Bambang Wuryanto.
Menurut pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini, pada masa sekarang, persoalan tempat dan jarak tidak berpengaruh signifikan terhadap kemenangan pada pemilihan presiden. "Dengan situasi teknologi hari ini, transportasi dan komunikasi bisa dilakukan dengan cepat. Tidak punya kantor pusat pun, di pertempuran bisa menang," ujarnya.
Sedangkan Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, menegaskan PDIP sudah menyiapkan beberapa strategi. "Jika PS (Prabowo-Sandi) pindah ke Jateng, kita melayani. Ibaratnya, lu jual gue beli," kata Eva.
Eva mengatakan pihaknya siap merespons balik serangan lawan. Menurutnya, pertahanan terbaik adalah dengan menyerang. "Selain kita akan menggandakan pertahanan, kita akan merespons balik serangan lawan. Kita siap menyambut dan menyerang juga. Pertahanan terbaik kan dengan menyerang," ucap Eva. *ant
SEMARANG, NusaBali
Rencana itu akan direalisasikan pada awal tahun 2019. Beberapa alasan yang menjadikan Sandiaga memindahkan posko ke Jateng, antara lain jumlah pemilih yang besar dan untuk mendulang suara lebih banyak di kandang banteng tersebut.
Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said menerangkan, pemindahan posko pemenangan Sandi, rencananya akan dipindah pada Januari 2019. Namun sejauh ini belum ditentukan kota mana yang akan dijadikan posko tersebut.
"Prabowo Sandi menyadari, Jateng adalah medan yang menantang, dan pengalaman Pilpres 2014, kekalahan Prabowo di Jateng besar. Karena itu, Jateng menjadi perhatian khusus. Sudah dipertimbangkan kemungkinan pak Sandi akan pindahkan pos pemenangan di Jateng," ungkap Sudirman Said saat dihubungi Minggu (9/12) pagi.
Sudirman Said lebih lanjut menjelaskan, pemindahan posko ini merupakan bentuk perhatian khusus pasangan Prabowo-Sandi terhadap provinsi ini. Langkah ini sekaligus sebagai strategi meraih suara lebih banyak dalam Pilpres 2019 di Jateng. Secara otomatis, dengan perpindahan posko di Jateng, Sandiaga akan banyak turun ke kabupaten dan kota di provinsi ini. Dengan perhatian Sandi yang lebih besar di wilayah Jateng, Sudirman meyakini persentase perolehan suara pasangan nomor 02 akan lebih besar dari hasil Pilgub Jateng.
"Jateng merupakan provinsi penting yang harus dimenangkan pasangan Prabowo-Sandi," imbuh Sudirman Said dilansir detik.com. Sudirman mengungkapkan, hasil Pilgub Jateng 2018 yang diperolehnya sebesar 41,23 persen merupakan modal yang harus dijaga dan dipertahankan. Itu sebabnya, dirinya diminta bertanggung jawab untuk menjaga, bahkan meningkatkan suara di Jateng.
Terpisah Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Tengah Jokowi-Ma'ruf Amin menanggapi santai rencana pemindahan markas perjuangan pasangan Prabowo-Sandi dari Jakarta ke Kota Semarang. "Silakan saja, mau pindah di mana pun itu hak Pak Sandi dan tim Prabowo/Sandi," kata Ketua TKD Jateng, Bambang Wuryanto.
Menurut pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini, pada masa sekarang, persoalan tempat dan jarak tidak berpengaruh signifikan terhadap kemenangan pada pemilihan presiden. "Dengan situasi teknologi hari ini, transportasi dan komunikasi bisa dilakukan dengan cepat. Tidak punya kantor pusat pun, di pertempuran bisa menang," ujarnya.
Sedangkan Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, menegaskan PDIP sudah menyiapkan beberapa strategi. "Jika PS (Prabowo-Sandi) pindah ke Jateng, kita melayani. Ibaratnya, lu jual gue beli," kata Eva.
Eva mengatakan pihaknya siap merespons balik serangan lawan. Menurutnya, pertahanan terbaik adalah dengan menyerang. "Selain kita akan menggandakan pertahanan, kita akan merespons balik serangan lawan. Kita siap menyambut dan menyerang juga. Pertahanan terbaik kan dengan menyerang," ucap Eva. *ant
1
Komentar