Caleg Golkar Tak Terpengaruh
“Yang di atas selesaikan masalah. Kami bertempur dibawah. Untuk meraih suara maksimal pada Pemilu 27 April 2019 mendatang”
DPD Golkar Bali Bergolak
DENPASAR, NusaBali
Bergolaknya Golkar Bali pasca pencopotan Ketua DPD I Golkar I Ketut Sudikerta karena menjadi tersangka penipuan dan pengelapan di Polda Bali hingga ditunjuknya Gede Sumarjaya Linggih alias Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali tidak mempengaruhi Caleg Golkar yang bertarung di Pileg 2019.
Mereka mengaku tidak ikut larut dalam masalah masa transisi hingga memunculkan usulan Musdalub guna mengisi kekosongan DPD I Golkar Bali. Caleg DPRD Bali dapil Badung yang berstatus incumbent Ida Bagus Pada Kusuma kepada NusaBali, Senin (10/12) mengatakan, dirinya tidak mau larut apalagi turut campur dalam situasi politik internal. Karena itu sepenuhnya adalah peran DPP dan Plt Ketua DPD I dan DPD II.
"Kami sebagai kader dan petugas partai di Fraksi Golkar DPRD Bali dan sekarang dipercaya sebagai Caleg DPRD Bali untuk ketiga kalinya ya laksanakan tugas di masyarakat. Turun dan besarkan partai. Serap aspirasi untuk suara Golkar di 2019, " ujar Pada Kusuma.
Pada Kusuma mengatakan, sebagai caleg dirinya memilih fokus ketimbang mengikuti situasi transisi di tubuh Golkar. "Bagi saya itu dinamika politik dalam organisasi besar seperti Golkar. Ya mudah-mudahan badai ini cepat berlalu dan Golkar bisa mendapatkan hasil maksimal di Pileg 2019 nanti, " harap politisi asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.
Pada Kusuma melihat siapapun pimpin Golkar Bali maka kader tetap jalan berjuang membesarkan partai di wilayahnya. Sebab ketua partai bukanlah kepala yang diikuti tubuh. "Beda dengan tubuh kita secara fisik. Ini organisasi, ya beda. Ketua adalah pimpinan. Sementara kader adalah anggota yang tentunya bekerja di bawah melaksanakan garis organisasi. Bukan keinginan ketua," tandas mantan Ketua AMPG Bali ini.
Anggota Komisi III DPRD Bali ini menyebutkan sebagai kader tentu juga dirinya prihatin. Namun dia bukan pengambil keputusan. Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali ini mengatakan, semuanya diharapkan diselesaikan dengan mekanisme dan win-win solution mencari jalan terbaik buat Partai Golkar. "Kita berharap semuanya selesai dengan mekanisme partai dan nanti semuanya akan bersatu, untuk kebesaran partai," ujarnya.
Pada Kusuma juga menyebut kader-kader Golkar Bali yang maju menjadi caleg di Kabupaten Badung dan kabupaten/kota tidak ada keluhan karena masalah transisi sampai munculnya Musdalub. "Saya tanya teman-teman caleg di Badung dan teman-teman yang maju ke DPRD Bali dari dapil kabupaten/kota semuanya mengatakan tidak ada masalah. Yang diatas selesaikan masalah. Kami bertempur dibawah. Untuk meraih suara maksimal pada Pemilu 27 April 2019 mendatang," katanya.
Sementara Caleg DPRD Bali I Ketut Suwandhi secara terpisah juga mengatakan urusan caleg dengan situasi di Golkar tidak terkait, sehingga sebagai caleg dirinya fokus turun di masyarakat sosialisasikan perjuangan selama di DPRD Bali. "Kita turun biasa tidak terpengaruh. Itu proses dan dinamika organisasi," ujar politisi senior Golkar asal Banjar Belaluan, Sadmerta, Desa Dangin Puri, Denpasar Utara yang sudah 4 periode sebagai anggota DPRD Denpasar dan 2 periode sebagai DPRD Bali. *nat
DENPASAR, NusaBali
Bergolaknya Golkar Bali pasca pencopotan Ketua DPD I Golkar I Ketut Sudikerta karena menjadi tersangka penipuan dan pengelapan di Polda Bali hingga ditunjuknya Gede Sumarjaya Linggih alias Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali tidak mempengaruhi Caleg Golkar yang bertarung di Pileg 2019.
Mereka mengaku tidak ikut larut dalam masalah masa transisi hingga memunculkan usulan Musdalub guna mengisi kekosongan DPD I Golkar Bali. Caleg DPRD Bali dapil Badung yang berstatus incumbent Ida Bagus Pada Kusuma kepada NusaBali, Senin (10/12) mengatakan, dirinya tidak mau larut apalagi turut campur dalam situasi politik internal. Karena itu sepenuhnya adalah peran DPP dan Plt Ketua DPD I dan DPD II.
"Kami sebagai kader dan petugas partai di Fraksi Golkar DPRD Bali dan sekarang dipercaya sebagai Caleg DPRD Bali untuk ketiga kalinya ya laksanakan tugas di masyarakat. Turun dan besarkan partai. Serap aspirasi untuk suara Golkar di 2019, " ujar Pada Kusuma.
Pada Kusuma mengatakan, sebagai caleg dirinya memilih fokus ketimbang mengikuti situasi transisi di tubuh Golkar. "Bagi saya itu dinamika politik dalam organisasi besar seperti Golkar. Ya mudah-mudahan badai ini cepat berlalu dan Golkar bisa mendapatkan hasil maksimal di Pileg 2019 nanti, " harap politisi asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.
Pada Kusuma melihat siapapun pimpin Golkar Bali maka kader tetap jalan berjuang membesarkan partai di wilayahnya. Sebab ketua partai bukanlah kepala yang diikuti tubuh. "Beda dengan tubuh kita secara fisik. Ini organisasi, ya beda. Ketua adalah pimpinan. Sementara kader adalah anggota yang tentunya bekerja di bawah melaksanakan garis organisasi. Bukan keinginan ketua," tandas mantan Ketua AMPG Bali ini.
Anggota Komisi III DPRD Bali ini menyebutkan sebagai kader tentu juga dirinya prihatin. Namun dia bukan pengambil keputusan. Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali ini mengatakan, semuanya diharapkan diselesaikan dengan mekanisme dan win-win solution mencari jalan terbaik buat Partai Golkar. "Kita berharap semuanya selesai dengan mekanisme partai dan nanti semuanya akan bersatu, untuk kebesaran partai," ujarnya.
Pada Kusuma juga menyebut kader-kader Golkar Bali yang maju menjadi caleg di Kabupaten Badung dan kabupaten/kota tidak ada keluhan karena masalah transisi sampai munculnya Musdalub. "Saya tanya teman-teman caleg di Badung dan teman-teman yang maju ke DPRD Bali dari dapil kabupaten/kota semuanya mengatakan tidak ada masalah. Yang diatas selesaikan masalah. Kami bertempur dibawah. Untuk meraih suara maksimal pada Pemilu 27 April 2019 mendatang," katanya.
Sementara Caleg DPRD Bali I Ketut Suwandhi secara terpisah juga mengatakan urusan caleg dengan situasi di Golkar tidak terkait, sehingga sebagai caleg dirinya fokus turun di masyarakat sosialisasikan perjuangan selama di DPRD Bali. "Kita turun biasa tidak terpengaruh. Itu proses dan dinamika organisasi," ujar politisi senior Golkar asal Banjar Belaluan, Sadmerta, Desa Dangin Puri, Denpasar Utara yang sudah 4 periode sebagai anggota DPRD Denpasar dan 2 periode sebagai DPRD Bali. *nat
1
Komentar