Kasus Penutupan Jalan di Bugbug Belum Tuntas
Kasus penutupan jalan di Banjar Bugbug, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, belum tuntas.
BANGLI, NusaBali
Mediasi di tingkat desa gagal. Pemilik lahan bersikukuh menutup jalan tersebut. Mediasi kasus penutupan jalan ini digulirkan ke Camat Kintamani. Warga berharap jalan segera dibuka sehingga kendaraan roda empat bisa lewat untuk kirim hasil pertanian maupun mendatangkan pupuk.
Camat Kintamani, I Wayan Dirgayusa, mengaku telah menggelar rapat dengan Kapolsek Kintamani, Danramil Kintamani, dan Perbekel Desa Batur Selatan. “Rapat teknis ini bertujuan untuk menyelesaikan kasus penutupan jalan di Batur Selatan,” ungkap Dirgayusa, Selasa (11/12). Camat Dirgayusa mengaku masih mengumpulkan data. Sebab tim masih ada perbedaan data. Kami masih akan kroscek untuk validasi data,” imbuhnya.
Setelah data jelas, diyakini penyelesaian kasus bisa tepat. “Kami rencanakan memanggil pemilik lahan I Nengah Lestrik, dilanjutkan dengan pihak yang lain. Apabila data sudah cukup, kami undang seluruh pihak. Baru proses mediasi dilakukan,” terangnya. Dikatakan, mediasi di kantor desa selalu mentok sehingga penyelesaian kasus ini digulirkan ke kecamatan.
Terpisah, karma Banjar Bugbug berharap kasus penutupan jalan segera tuntas dan jalan kembali dibuka. Sehingga aktivitas warga normal kembali, kendaraan roda empat bisa melintas. “Pasca jalan ditutup hanya sepeda motor yang bisa melintas, sedangkan kami membutuhkan kendaraan besar untuk bisa mengangkut hasil panen atau membawa pupuk,” ungkap salah seorang warga. Jalan di Banjar Bugbug ditutup dengan tumpukan batako. Penutupan jalan ini diduga akibat konflik pemilik lahan dengan pemilik rumah makan. Imbasnya, 32 kepala keluarga di sekitar tanah konflik ‘terisolir’. Warga pun bersurat ke polisi, DPRD, dan Dinas PU Bangli. *es
Mediasi di tingkat desa gagal. Pemilik lahan bersikukuh menutup jalan tersebut. Mediasi kasus penutupan jalan ini digulirkan ke Camat Kintamani. Warga berharap jalan segera dibuka sehingga kendaraan roda empat bisa lewat untuk kirim hasil pertanian maupun mendatangkan pupuk.
Camat Kintamani, I Wayan Dirgayusa, mengaku telah menggelar rapat dengan Kapolsek Kintamani, Danramil Kintamani, dan Perbekel Desa Batur Selatan. “Rapat teknis ini bertujuan untuk menyelesaikan kasus penutupan jalan di Batur Selatan,” ungkap Dirgayusa, Selasa (11/12). Camat Dirgayusa mengaku masih mengumpulkan data. Sebab tim masih ada perbedaan data. Kami masih akan kroscek untuk validasi data,” imbuhnya.
Setelah data jelas, diyakini penyelesaian kasus bisa tepat. “Kami rencanakan memanggil pemilik lahan I Nengah Lestrik, dilanjutkan dengan pihak yang lain. Apabila data sudah cukup, kami undang seluruh pihak. Baru proses mediasi dilakukan,” terangnya. Dikatakan, mediasi di kantor desa selalu mentok sehingga penyelesaian kasus ini digulirkan ke kecamatan.
Terpisah, karma Banjar Bugbug berharap kasus penutupan jalan segera tuntas dan jalan kembali dibuka. Sehingga aktivitas warga normal kembali, kendaraan roda empat bisa melintas. “Pasca jalan ditutup hanya sepeda motor yang bisa melintas, sedangkan kami membutuhkan kendaraan besar untuk bisa mengangkut hasil panen atau membawa pupuk,” ungkap salah seorang warga. Jalan di Banjar Bugbug ditutup dengan tumpukan batako. Penutupan jalan ini diduga akibat konflik pemilik lahan dengan pemilik rumah makan. Imbasnya, 32 kepala keluarga di sekitar tanah konflik ‘terisolir’. Warga pun bersurat ke polisi, DPRD, dan Dinas PU Bangli. *es
1
Komentar