Diguyur Hujan, Rumah Pekak Sarka Roboh
Rumah pekak (kakek) I Nengah Sarka, 76, di Lingkungan Pangkung Gayung, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, roboh setelah diguyur hujan pada Selasa (11/12) dini hari.
NEGARA, NusaBali
Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian tersebut. Namun bangunan rumah gedek berukuran 5 meter x 4,5 meter yang rata dengan tanah, itu mengharuskan sang pekak mengungsi ke rumah keluarga adiknya.
Berdasar informasi, robohnya rumah gedek itu terjadi sekitar pukul 01.00 Wita. Saat itu pekak Sarka yang tidak pernah menikah, ini sedang tidur di dalam rumahnya. Namun begitu mendengar suara patahan tiang bangunan rumahnya yang memamg sudah mmiring, pekak Sarka bergegas keluar sehingga berhasil selamat. “Nyaris tertimpa. Tetapi sebelum rumahnya benar-benar roboh, yang bersangkutan sudah berhasil keluar,” kata Kaling Pangkung Gayung I Wayan Wiasa, Selasa kemarin.
Menurut Wiasa, pekak Sarka memang tidak pernah menikah, dan termasuk warga kurang mampu. Namun secara administrasi pekak Sarka yang tinggal satu pekarangan dengan keluarga adiknya, tidak masuk dalam KK miskin. “Dia memang tidak pernah menikah. Kerjanya bertani, dan tinggal bersama keluarga adiknya. Namun rumahnya memang terpisah, dan sementara tinggal di rumah adiknya, masih di satu areal pekarangan,” ujarnya.
Sementara pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana yang menerima laporan Selasa siang kemarin, langsung turun melakukan pendataan ke lokasi. Musibah tersebut diperkirakan mengakibatkan kerugian sekitar Rp 35 juta. “Sebenanrya kemarin hujan sebentar, dan tidak terlalu deras. Tetapi rumahnya memang sudah miring dan sudah rapuh,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Jembrana I Made Sapta.
BPBD berencana melakukan evakuasi puing material maupun peralatan rumah tangga korban, Rabu (12/12) hari ini. “Besok (hari ini) kami akan gotong-royong, juga menyerahkan bantuan. Sementara tadi (kemarin) baru pendataan untuk rencana usulan bantuan. Yang pasti untuk sementara, korban tinggal bersama keluarganya,” ujarnya. *ode
Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian tersebut. Namun bangunan rumah gedek berukuran 5 meter x 4,5 meter yang rata dengan tanah, itu mengharuskan sang pekak mengungsi ke rumah keluarga adiknya.
Berdasar informasi, robohnya rumah gedek itu terjadi sekitar pukul 01.00 Wita. Saat itu pekak Sarka yang tidak pernah menikah, ini sedang tidur di dalam rumahnya. Namun begitu mendengar suara patahan tiang bangunan rumahnya yang memamg sudah mmiring, pekak Sarka bergegas keluar sehingga berhasil selamat. “Nyaris tertimpa. Tetapi sebelum rumahnya benar-benar roboh, yang bersangkutan sudah berhasil keluar,” kata Kaling Pangkung Gayung I Wayan Wiasa, Selasa kemarin.
Menurut Wiasa, pekak Sarka memang tidak pernah menikah, dan termasuk warga kurang mampu. Namun secara administrasi pekak Sarka yang tinggal satu pekarangan dengan keluarga adiknya, tidak masuk dalam KK miskin. “Dia memang tidak pernah menikah. Kerjanya bertani, dan tinggal bersama keluarga adiknya. Namun rumahnya memang terpisah, dan sementara tinggal di rumah adiknya, masih di satu areal pekarangan,” ujarnya.
Sementara pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana yang menerima laporan Selasa siang kemarin, langsung turun melakukan pendataan ke lokasi. Musibah tersebut diperkirakan mengakibatkan kerugian sekitar Rp 35 juta. “Sebenanrya kemarin hujan sebentar, dan tidak terlalu deras. Tetapi rumahnya memang sudah miring dan sudah rapuh,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Jembrana I Made Sapta.
BPBD berencana melakukan evakuasi puing material maupun peralatan rumah tangga korban, Rabu (12/12) hari ini. “Besok (hari ini) kami akan gotong-royong, juga menyerahkan bantuan. Sementara tadi (kemarin) baru pendataan untuk rencana usulan bantuan. Yang pasti untuk sementara, korban tinggal bersama keluarganya,” ujarnya. *ode
1
Komentar