Kemenag Karangasem Raih WBK Terbaik Nasional
Kemenag Karangasem mengungguli Kemenag Kota Jogjakarta dan Kemenag Kota Denpasar.
AMLAPURA, NusaBali
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karangasem menyabet gelar WBK (Wilayah Bebas Korupsi) terbaik Nasional 2018. Penganugerahan Zona Integritas (ZI) menuju wilayah bebas korupsi diserahkan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin, di Golden Ballroom The Sultan Hotel Jakarta, Senin (10/12). Piagam penghargaan diterima Kepala Kantor Kemenag Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi.
Rustini mengungkapkan, Kemenag Karangasem meraih skor tertinggi dari 4.484 satuan kerja di bawah Kementerian Agama. Kantor Kemenag Karangasem menjadi yang terbaik mengungguli Kemenag Kota Jogjakarta dan Kemenag Kota Denpasar. Meski demikian ketiga peringkat teratas itu tetap dapat sertifikat menyandang WBK karena skornya memenuhi passing grade di atas 80.
Perjuangan Kemenag Karangasem menjadi yang terbaik prosesnya cukup panjang sejak tahun 2013. Diawali audit BPK tahun 2013 dengan skor 84,67 dinyatakan memenuhi syarat untuk dinilai melaksanakan pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani). Hanya saja rentang 2014-2016, pencapaian hasil audit dari BPK menyangkut pengelolaan keuangan kurang stabil. Pada tahun 2016 meraih WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Meski demikian, tahun 2017 dioptimalkan kinerjanya, hasil audit BPK menunjukkan grafik peningkatan meraih skor 84,308, kategori berhasil. Meski hasil audit di tahun 2018 sempat mengalami penurunan menjadi 81,57, tetap memenuhi syarat dinilai sebagai penyandang pembangunan ZI menuju WBK.
Maka Tim Penilai Pusat dipimpin Najamudin datang menilai Kamis (8/11), mengecek hasil survei dan hasil audit. Berikut inovasinya melakukan penyuluhan dengan menggunakan media bondres. Di luar dugaan, pengelolaan pemerintahan Kantor Kementerian Agama dinyatakan terbaik di Indonesia dengan skor 87,3. “Ini prestasi membanggakan sekaligus menjadi beban untuk dipertahankan di kemudian hari. Jika gagal mempertahankan dengan cara melakukan inovasi, sewaktu-waktu gelar bisa dicabut,” jelas Dr Rustini.
Dr Rustini mengungkapkan, penilaian meliputi banyak aspek. Selain administrasi, juga mengecek pelayanan haji, pelayanan guru-guru agama. “Sedapat mungkin prestasi ditingkatkan menuju WBBM,” pintanya. Apalagi dirinya jelang pensiun pada tahun 2019, gelar WBK jadi kenang-kenangan agar semakin berprestasi. Sementara Kabid Agama Hindu Kanwil Kementerian Agama, Ida Bagus Mastika, juga merasa bangga atas prestasi itu. Ketua Tim ZI yang Kasi Pendidikan Hindu Kantor Kemenag Karangasem, I Wayan Serinada, bertekad mempertahankan gelar WBK bahkan tingkatkan jadi WBBM. *k16
Rustini mengungkapkan, Kemenag Karangasem meraih skor tertinggi dari 4.484 satuan kerja di bawah Kementerian Agama. Kantor Kemenag Karangasem menjadi yang terbaik mengungguli Kemenag Kota Jogjakarta dan Kemenag Kota Denpasar. Meski demikian ketiga peringkat teratas itu tetap dapat sertifikat menyandang WBK karena skornya memenuhi passing grade di atas 80.
Perjuangan Kemenag Karangasem menjadi yang terbaik prosesnya cukup panjang sejak tahun 2013. Diawali audit BPK tahun 2013 dengan skor 84,67 dinyatakan memenuhi syarat untuk dinilai melaksanakan pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani). Hanya saja rentang 2014-2016, pencapaian hasil audit dari BPK menyangkut pengelolaan keuangan kurang stabil. Pada tahun 2016 meraih WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Meski demikian, tahun 2017 dioptimalkan kinerjanya, hasil audit BPK menunjukkan grafik peningkatan meraih skor 84,308, kategori berhasil. Meski hasil audit di tahun 2018 sempat mengalami penurunan menjadi 81,57, tetap memenuhi syarat dinilai sebagai penyandang pembangunan ZI menuju WBK.
Maka Tim Penilai Pusat dipimpin Najamudin datang menilai Kamis (8/11), mengecek hasil survei dan hasil audit. Berikut inovasinya melakukan penyuluhan dengan menggunakan media bondres. Di luar dugaan, pengelolaan pemerintahan Kantor Kementerian Agama dinyatakan terbaik di Indonesia dengan skor 87,3. “Ini prestasi membanggakan sekaligus menjadi beban untuk dipertahankan di kemudian hari. Jika gagal mempertahankan dengan cara melakukan inovasi, sewaktu-waktu gelar bisa dicabut,” jelas Dr Rustini.
Dr Rustini mengungkapkan, penilaian meliputi banyak aspek. Selain administrasi, juga mengecek pelayanan haji, pelayanan guru-guru agama. “Sedapat mungkin prestasi ditingkatkan menuju WBBM,” pintanya. Apalagi dirinya jelang pensiun pada tahun 2019, gelar WBK jadi kenang-kenangan agar semakin berprestasi. Sementara Kabid Agama Hindu Kanwil Kementerian Agama, Ida Bagus Mastika, juga merasa bangga atas prestasi itu. Ketua Tim ZI yang Kasi Pendidikan Hindu Kantor Kemenag Karangasem, I Wayan Serinada, bertekad mempertahankan gelar WBK bahkan tingkatkan jadi WBBM. *k16
Komentar