Tiga Penyuluh Agama Hindu Mundur
Salah satunya mundur karena jadi caleg dan ikut tarung di Pileg 2019.
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 3 penyuluh Agama Hindu mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Atas dasar itulah, Kantor Kementerian Agama Karangasem menggelar seleksi untuk mengisi jabatan yang lowong. Tahapan seleksi telah berjalan, pendaftar sebanyak 14 orang. Tes tulis akan digelar pada Jumat (14/12) besok dan tes wawancara Senin (17/12).
Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, mengatakan ketiga penyuluh agama itu mundur per 1 Januari 2019, Desember masih bertugas. Dikatakan, Kantor Kementerian Agama Karangasem memiliki 74 petugas penyuluh lapangan, masing-masing 65 penyuluh non PNS dan 9 penyuluh PNS. Jumlah penyuluh masih kurang. Sebab 1 penyuluh menangani 1 desa pakraman, jumlah desa pakraman di Karangasem 190.
Rekrutmen calon penyuluh kali ini bukanlah menambah jumlah tenaga penyuluh, hanya untuk mengisi jabatan penyuluh yang lowong. “Hanya untuk mengisi penyuluh yang mundur,” kata Dr Rustini, Rabu (12/12). Tiga tenaga penyuluh yang mundur yakni Ida Bagus Paras Pratama dari Gria Toya Malong Banjar Geria, Desa Culik, Kecamatan Abang. Mundur karena jadi caleg. Anak Agung Ayu Sri Winanti Dewi dari Desa/Kecamatan Bebandem mundur karena jadi guru kontrak, dan I Wayan Sumarkandia dari Desa/Kecamatan Sidemen mundur karena memilih kerja di Denpasar.
Meski kekurangan banyak tenaga penyuluh, Dr Rustini tetap mengoptimalkan tenaga yang ada. Sejumlah penyuluh rangkap bertugas di beberapa desa pakraman. Tugas-tugas penyuluh relatif beragam sesuai kondisi wilayah kerjanya dan latar belakang kemampuan masing-masing. Banyak penyuluh sekaligus melakukan pengabdian sosial sebagai penari topeng, penabuh gong, pesantian, pamangku, tukang banten, bendesa pakraman, dan sebagainya. Penyuluh yang ada diharapkan tetap memperluas wawasannya, sedapat mungkin tidak baku sebatas yang didapatkan di buku. Juga perluas manyama braya.
Kasi Urusan Agama Hindu Kantor Kemenag Karangaasem, Ida Made Pidada Manuaba, menambakan, tugas tambahan penyuluh sejak Desember 2018 wajib memberikan dharma wacana setiap hari Purnama dan Tilem di wilayah kerjanya. “Bukti menggelar dharma wacana mesti dilaporkan dalam bentuk video. Nanti seluruh laporan penyuluh, didokumentasikan. Sehingga dari kerja masing-masing penyuluh kita tahu kondisi desa pakraman se-Karangasem,” jelas Ida Made Pidada Manuaba. Ditambahkan, mulai tahun 2019, honor tenaga penyuluh dinaikkan. *k16
Sebanyak 3 penyuluh Agama Hindu mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Atas dasar itulah, Kantor Kementerian Agama Karangasem menggelar seleksi untuk mengisi jabatan yang lowong. Tahapan seleksi telah berjalan, pendaftar sebanyak 14 orang. Tes tulis akan digelar pada Jumat (14/12) besok dan tes wawancara Senin (17/12).
Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, mengatakan ketiga penyuluh agama itu mundur per 1 Januari 2019, Desember masih bertugas. Dikatakan, Kantor Kementerian Agama Karangasem memiliki 74 petugas penyuluh lapangan, masing-masing 65 penyuluh non PNS dan 9 penyuluh PNS. Jumlah penyuluh masih kurang. Sebab 1 penyuluh menangani 1 desa pakraman, jumlah desa pakraman di Karangasem 190.
Rekrutmen calon penyuluh kali ini bukanlah menambah jumlah tenaga penyuluh, hanya untuk mengisi jabatan penyuluh yang lowong. “Hanya untuk mengisi penyuluh yang mundur,” kata Dr Rustini, Rabu (12/12). Tiga tenaga penyuluh yang mundur yakni Ida Bagus Paras Pratama dari Gria Toya Malong Banjar Geria, Desa Culik, Kecamatan Abang. Mundur karena jadi caleg. Anak Agung Ayu Sri Winanti Dewi dari Desa/Kecamatan Bebandem mundur karena jadi guru kontrak, dan I Wayan Sumarkandia dari Desa/Kecamatan Sidemen mundur karena memilih kerja di Denpasar.
Meski kekurangan banyak tenaga penyuluh, Dr Rustini tetap mengoptimalkan tenaga yang ada. Sejumlah penyuluh rangkap bertugas di beberapa desa pakraman. Tugas-tugas penyuluh relatif beragam sesuai kondisi wilayah kerjanya dan latar belakang kemampuan masing-masing. Banyak penyuluh sekaligus melakukan pengabdian sosial sebagai penari topeng, penabuh gong, pesantian, pamangku, tukang banten, bendesa pakraman, dan sebagainya. Penyuluh yang ada diharapkan tetap memperluas wawasannya, sedapat mungkin tidak baku sebatas yang didapatkan di buku. Juga perluas manyama braya.
Kasi Urusan Agama Hindu Kantor Kemenag Karangaasem, Ida Made Pidada Manuaba, menambakan, tugas tambahan penyuluh sejak Desember 2018 wajib memberikan dharma wacana setiap hari Purnama dan Tilem di wilayah kerjanya. “Bukti menggelar dharma wacana mesti dilaporkan dalam bentuk video. Nanti seluruh laporan penyuluh, didokumentasikan. Sehingga dari kerja masing-masing penyuluh kita tahu kondisi desa pakraman se-Karangasem,” jelas Ida Made Pidada Manuaba. Ditambahkan, mulai tahun 2019, honor tenaga penyuluh dinaikkan. *k16
1
Komentar