Protes Aturan Tonase, Sopir Truk Blokade JT Cekik
Untuk kedua kalinya dalam kurun sepekan, para sopir Truk barang bergolak di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jembatan Timbang (JT) Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Kali ini, para sopir Truk blokade jalan menuju UPT JT Cekik, Senin (25/4) malam, sebagai aksi protes atas aturan tonase. Sebelumnya, para sopir Truk juga sempat bergolak saat dipulangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika ke daerah asalnya, karena muatannya melebihi ketentuan saat disidak, Selasa (19/4) lalu.
Puluhan sopir Truk barang melakukan aksi blokade jalan dengan sengaja memaksa Truk lainnya berhenti di gerbang sisi barat dan sisi timur UPT JT Cekik, Senin malam mulai pukul 19.30 Wita. Para sopir Truk ini kesal dengan adanya uji cob penerapan aturan tonase (besar muatan yang boleh diangkut masing-masing kendaraan) di JT Cekik, sejak Senin pagi. gara-gara aksi blokade jalan ini, sempat terjadi antrean kendaraan sepanjang 8 kilometer dari arah timur dan barat JT Cekik.
Informasi yang dihimpun NusaBali di lapangan, aksi blokade jalan di titik menuju Pelabuhan Gilimanuk malam itu bermula dari para sopir yang Truk-nya sudah membludak di dalam areal parkir UPT JT Cekik meresa diperlakukan tidak adil. Pasalnya, beberapa kendaraan barang lain yang baru datang, bisa lewat begitu saja tanpa harus melewati JT Cekik.
Nah, mereka yang sudah tertahan di sana sejak siang harinya, kompak memutuskan menghentikan kendaraan barang lainnya agar sama-sama tidak bisa lewat dari kedua sisi gerbang JT Cekik (arah barat maupun timur). Akibatnya, terjadilan tumpukan Truk barang, hingga arus lalulintas Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk terganggu dari kedua arah.
Petugas JT Cekik dibuat tidak berkutik dan hanya bisa mengarahkan parkir Truk di tepi jalan. Antrean Truk barang yang bercampur dengan kendaraan lainnya mengular sepanjang 4,7 kilometer ke arah timur (Denpasar) dari JT Cekik hingga tembus ke Pura Segara Rupek. Sebaliknya, antrean kendaraan ke arah barat (Gilimanuk) dari JT Cekik juga sempat mengular sejauh 3 kilometer hingga hingga pintu gerbang Pelabuhan Gilimanuk.
Suasana krodit akibat aksi blokade para sopir ini baru terurai Senin malam sekitar pukul 21.30 Wita, setelah petugas UPT JT Cekik yang berkoordinasi dengan pihak kepolisian memutuskan untuk melepaskan Truk-truk tersebut. “Antrean kendaraan sudah meluber sedemikian rupa hingga mengganggu Kamseltibcar (kemanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran) lalulintas,” ungkap Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP I Gede Sumadra Kerthiawan, saat dikonfirmasi NusaBali terkait aksi blokade para sopir di seputar JT Cekik, Selasa (26/4).
Sayangnya, Kepala UPT JT Cekik, Ketut Suhartana, belum bisa dikonfirmasi mengenai masalah pergolakan para sopir Truk barang ini. Saat dihubungi per telepon, Selasa kemarin, terdengar nada sambung, namun ponselnya tidak diangkat.
Sementara itu, sebelum terjadi aksi blokade jalan menuju UPT JT Cekik, Senin malam, para sopir Truk barang sempat adu mulut dengan petugas jembatan timbang. Hari itu, memang diberlakukan uji coba aturan tonase di JT Cekik. Sejumlah Truk barang dipulangkan paksa ke daerah asalnya, karena muatannya diketahui melebihi ketentuan (tonase) saat jembatan timbang.
Para sopir yang tak bisa lolos ke Denpasar dan dipulangkan paksa ke Jawa pun melakukan perlawanan, dengan memilih tetap bertahan di JT Cekik. Pantauan NusaBali, aturan tonase di JT Cekik dimulai Senin siang pukul 13.00 Wita. Sejumlah sopir yang tak terima aturan itu, sengaja parkir sembarangan di jalan masuk JT Cekik. Akibatnya, arus lalulintas terganggu. Bahkan, malam harinya sekitar pukul 19.30 Wita, para sopir Truk barang benar-benar blokade JT Cekik dengan hentikan semua kendaraan dari dua arah.
Menurut Kepala UPT JT Cekik, I Ketut Suhartana, meski mendapat perlawanan dari para sopir, aturan tonase tetap akan diberlakukan. Namun, dalam melaksanakan kebijakan tersebut, diberikan kelonggaran batasan kebijakan tonase melebihi maksimal 5 persen menjadi 50 persen. Rencananya, toleransi ini dilangsungkan selama dua pekan ke depan.
Sepekan sebelumnya, Selasa, 19 April 2016, para sopir Truk barang juga sempat bergolak setelah dipulangkan paksa Gubernur Pastika yang sidak ke UPT JT Cekik.
Kisahnya, dalam sidak tersebut, Pastika mendapati banyak kendaraan barang yang kelebihan muatan bisa dengan bebas melewati JT Cekik. Pastika pun memerintahkan seluruh pegawai di UPT JT Cekik untuk memulangkan kendaraan barang yang kelebihan muatan tersebut ke asalnya. Bahkan, Pastika mengawasi langsung penyeberangan Truk barang yang dipulangkan paksa ini di Pelabuhan Gilimanuk.
Habis mengawasi langsung di Pelabuhan Gilimanuk, Pastika putuskan balik ke Denpasar siang sekitar pukul 12.00 Wita. Setelah Pastika pergi, keadaan justru semakin krodit. Masalahnya, puluhan sopir Truk yang tidak dapat izin lewat, menolak dikembalikan ke daerah asalnya dengan dalih tidak memiliki ongkos. Mereka justru pilih melakukan aksi mogok dengan secara sengaja memarkir kendaraan di dekat Pos I Pelabuhan Gilimanuk. Akibatnya, antrean Truk sempat mengular sepanjang 300 meter hingga ke depan Polsek Kawasan Laut Gilimanuk. 7 ode
1
Komentar