Jalan Dijadikan Tempat Parkir, Warga Mengeluh
Siswa SMPN 2 Susut di Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli, bawa motor ke sekolah. Para siswa ini parkir kendaraannya di luar sekolah.
BANGLI, NusaBali
Motor para siswa dijejer di kiri dan kanan jalan. Warga pun mengeluhkan jalan dijadikan tempat parkir liar. Jalan yang sempit tambah sesak dipenuhi motor dan mobil yang dipakir di kiri dan kanan jalan.
Menurut warga sekitar, sebagian besar siswa SMPN 2 Susut ke sekolah mengendarai sepeda motor. Sepeda motor diparkir di pinggir jalan. “Saat hari sekolah, kendaraan full di kiri-kanan jalan. Jalur ini krodit saat siswa pulang sekolah,” ungkap warga, Rabu (12/12). Ditambahkan, para siswa juga parkir motor di lahan milik waga. “Kenapa siswa SMP dibiarkan bawa motor ke sekolah,” imbuhnya. Semestinya mereka diantar oleh orangtuanya atau naik sepeda kayuh ke sekolah. Bagi yang rumahnya dekat bagusnya ke sekolah jalan kaki.
Kepala SMPN 2 Susut, I Nyoman Suanda, saat dikonfirmasi membenarkan banyak siswa ke sekolah mengendarai sepeda motor. Sekolah sudah berikan imbauan agar siswa tidak mengendarai sepeda motor sendiri. “Polres Bangli sudah sosialisasi aturan lalu lintas ke sekolah. Mereka belum cukup umur untuk mengendarai sepeda motor, namun kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkapnya.
Suanda mengaku dilema. Sebab di Desa Abuan tidak ada angkutan umum, sehingga siswa yang rumahnya jauh mengendarai sepeda motor. “Zonasi sekolah cukup jauh, ada yang jaraknya 5 kilometer dari sekolah, sementara tidak ada angkutan umum,” ungkapnya. Jika antar jemput orang tua, maka orangtuanya tidak dapat bekerja. “Sebaiknya siswa tidak mengendarai sepeda motor ke sekolah,” imbuhnya. *es
Motor para siswa dijejer di kiri dan kanan jalan. Warga pun mengeluhkan jalan dijadikan tempat parkir liar. Jalan yang sempit tambah sesak dipenuhi motor dan mobil yang dipakir di kiri dan kanan jalan.
Menurut warga sekitar, sebagian besar siswa SMPN 2 Susut ke sekolah mengendarai sepeda motor. Sepeda motor diparkir di pinggir jalan. “Saat hari sekolah, kendaraan full di kiri-kanan jalan. Jalur ini krodit saat siswa pulang sekolah,” ungkap warga, Rabu (12/12). Ditambahkan, para siswa juga parkir motor di lahan milik waga. “Kenapa siswa SMP dibiarkan bawa motor ke sekolah,” imbuhnya. Semestinya mereka diantar oleh orangtuanya atau naik sepeda kayuh ke sekolah. Bagi yang rumahnya dekat bagusnya ke sekolah jalan kaki.
Kepala SMPN 2 Susut, I Nyoman Suanda, saat dikonfirmasi membenarkan banyak siswa ke sekolah mengendarai sepeda motor. Sekolah sudah berikan imbauan agar siswa tidak mengendarai sepeda motor sendiri. “Polres Bangli sudah sosialisasi aturan lalu lintas ke sekolah. Mereka belum cukup umur untuk mengendarai sepeda motor, namun kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkapnya.
Suanda mengaku dilema. Sebab di Desa Abuan tidak ada angkutan umum, sehingga siswa yang rumahnya jauh mengendarai sepeda motor. “Zonasi sekolah cukup jauh, ada yang jaraknya 5 kilometer dari sekolah, sementara tidak ada angkutan umum,” ungkapnya. Jika antar jemput orang tua, maka orangtuanya tidak dapat bekerja. “Sebaiknya siswa tidak mengendarai sepeda motor ke sekolah,” imbuhnya. *es
1
Komentar