Spaso Tegaskan Wajib Menang Lawan Persekabpas
Striker Bali United menegaskan timnya wajib menang atas Persekabpas Pasuruan, pada laga lanjutan Piala Indonesia 2018, di di Stadion Soedarsono Pogar, Bangil, Pasuruan, Minggu (16/12).
MANGUPURA, NusaBali
Meski melawan tim Liga 3, skuat Serdadu Tridatu harus all out. Bagi Spaso kemenangan menjadi jawabannya hasil negatif pada Liga 1 lalu dan finish di peringkat 11.
"Setelah sekian lama saya main diberbagai klub, ini memang klasemen yang paling buruk yang pernah saya alami selama membela tim profesional. Bagi saya ini harus cepat dilupakan," ucap Ilja Spasojevic di Badung, Kamis (13/12).
Untuk itu, kata Spaso, semua pemain wajib serius. Karena dikompetisi Liga 1 sudah gagal masuk papan atas. Spaso pun mengatakan, kecewa berat dengan hasil di Liga 1. Jadi harus secepatnya dilupakan. Dan, tunjukkan dengan memberikan prestasi maksimal di Piala Indonesia.
Sebab, hasil buruk itu juga mengakibatkan suporter juga sangat kecewa. Dan, saat ini diantara pemain jangan saling menyalahkan. Mari jaga perasaan satu dengan lainnya. Agar kondusifivitas dan kekompakan tim kembali terjaga dengan baik.
"Skill individu dan performance pemain wajib ditingkatkan semuanya tanpa terkecuali. Jadi semuanya harus berbenah menuju progres yang lebih baik," terang Spasojevic.
Dengan harapan, di Piala Indonesia mampu membuktikan lewat prestasi. Lalu pada musim 2019 prestasi Bali United juga harus lebih baik dan bersaing di tim papan atas. "Misi terdekat jangan sampai kalah dengan tim liga 3," tegas Spasojevic.
Sementara itu pelatih karateker Bali United, Eko Purdjianto menegaskan jika pemain terbaiknya akan diturunkan saat away ke Persekabpas. "Kami mau menang di Piala Indonesia. Jangan sampai main-main dan terpeleset lagi," tandas Eko Purdjianto.
Sementara menanggapi hasil sidang Komdis PSSI soal pertandingan 2 Desember lalu saat menjamu Persija Jakarta, suporter menyalakan flare dengan keputusan Komdis 2 kali larangan main dikandang tanpa penonton diakui sangat merugikan kondisi tim. Apalagi Komdis juga memutuskan denda Rp 200 juta. Dan memberikan ganjaran kepada panitia pelaksana dengan jenis pelanggaran gagal memberikan rasa aman dan nyaman
“Hal ini harus dijadikan pelajaran kedepannya. Jangan sampai terulang kembali. Karena yang dirugikan nanti adalah tim. Apalagi main dikandang sampai tanpa penonton. Jelas ini sangat merugikan," jelas Purdjianto. *dek
Meski melawan tim Liga 3, skuat Serdadu Tridatu harus all out. Bagi Spaso kemenangan menjadi jawabannya hasil negatif pada Liga 1 lalu dan finish di peringkat 11.
"Setelah sekian lama saya main diberbagai klub, ini memang klasemen yang paling buruk yang pernah saya alami selama membela tim profesional. Bagi saya ini harus cepat dilupakan," ucap Ilja Spasojevic di Badung, Kamis (13/12).
Untuk itu, kata Spaso, semua pemain wajib serius. Karena dikompetisi Liga 1 sudah gagal masuk papan atas. Spaso pun mengatakan, kecewa berat dengan hasil di Liga 1. Jadi harus secepatnya dilupakan. Dan, tunjukkan dengan memberikan prestasi maksimal di Piala Indonesia.
Sebab, hasil buruk itu juga mengakibatkan suporter juga sangat kecewa. Dan, saat ini diantara pemain jangan saling menyalahkan. Mari jaga perasaan satu dengan lainnya. Agar kondusifivitas dan kekompakan tim kembali terjaga dengan baik.
"Skill individu dan performance pemain wajib ditingkatkan semuanya tanpa terkecuali. Jadi semuanya harus berbenah menuju progres yang lebih baik," terang Spasojevic.
Dengan harapan, di Piala Indonesia mampu membuktikan lewat prestasi. Lalu pada musim 2019 prestasi Bali United juga harus lebih baik dan bersaing di tim papan atas. "Misi terdekat jangan sampai kalah dengan tim liga 3," tegas Spasojevic.
Sementara itu pelatih karateker Bali United, Eko Purdjianto menegaskan jika pemain terbaiknya akan diturunkan saat away ke Persekabpas. "Kami mau menang di Piala Indonesia. Jangan sampai main-main dan terpeleset lagi," tandas Eko Purdjianto.
Sementara menanggapi hasil sidang Komdis PSSI soal pertandingan 2 Desember lalu saat menjamu Persija Jakarta, suporter menyalakan flare dengan keputusan Komdis 2 kali larangan main dikandang tanpa penonton diakui sangat merugikan kondisi tim. Apalagi Komdis juga memutuskan denda Rp 200 juta. Dan memberikan ganjaran kepada panitia pelaksana dengan jenis pelanggaran gagal memberikan rasa aman dan nyaman
“Hal ini harus dijadikan pelajaran kedepannya. Jangan sampai terulang kembali. Karena yang dirugikan nanti adalah tim. Apalagi main dikandang sampai tanpa penonton. Jelas ini sangat merugikan," jelas Purdjianto. *dek
Komentar