Kawasan Hutan di Desa Dukuh Perlu Perhatian Serius Pemerintah
Conservation Internasional (CI)
Kekeringan Lahan
BPDAS
Yayasan Bambu Lestari
Dinas Kehutanan Provinsi Bali
Hutan
Masyarakat harapkan dibangunnya sistem pengairan, bibit pohon beringin, bambu, intaran, dan rumput gajah untuk ditanam di kawasan hutan Desa Dukuh.
AMLAPURA, NusaBali.com
Curah hujan yang mulai turun sekali dua kali di kawasan hutan Dusun Buana Kusuma, Desa Dukuh, Kubu, Karangasem adalah sebuah keajaiban setelah kemarau panjang yang dilalui. Peluang berharga itu pun tidak lantas disiakan oleh warga setempat yang dibantu oleh Conservation International (CI) Indonesia, sebuah LSM yang khusus berkonsentrasi pada isu lingkungan dan konservasi alam. Salah satu bidang yang ditangani CI Indonesia yakni reforestasi bentang alam Gunung Agung. Tujuan dari program ini tidak lain untuk memulihkan hutan-hutan yang tutupan pohonnya masih jarang, baik itu disebabkan oleh bencana terdahulu atau sebagainya.
Hal itu pula yang disampaikan oleh Wayan Adi Mahardika, selaku Officer Reforestasi untuk Bentang Alam Gunung Agung di CI Indonesia. Menurutnya, keutuhan hutan/alam adalah benteng dari sebuah wilayah, dalam hal ini Desa Dukuh. Perubahan iklim yang cukup ekstrim juga dapat berdampak buruk bagi penduduk dan alam jika hutan tidak dipelihara.
“Alasan kami melaksanakan program ini karena sedimentasi dari atas akan merusak terumbu karang di bawah, kemudian ini juga untuk daya tahan masyarakat Dukuh itu sendiri. Kita mengadapi era di mana pemanasan global memicu perubahan iklim, akan semakin banyak bencana ekstrim: ketika musim kemarau, panas akan semakin intens, ketika musim hujan, hujan akan lebih lebat dan memicu lebih banyak bencana. Benteng terbaik yang dimiliki masyarakat lokal adalah alamnya yang utuh sebenarnya,” ujarnya.
Berangkat dari tujuan tersebut, CI Indonesia pun mengadakan sebuah pertemuan dengan Kelompok Tani Hutan Jambangan yang berlokasi di Dusun Buana Kusuma, Desa Dukuh, Kubu, Karangasem, Rabu (12/12). Pertemuan yang dihadiri 25 anggota kelompok tani tersebut lebih banyak membahas tentang sejauh mana ketergantungan masyarakat dengan hutan sembari mendengarkan aspirasi mereka perihal bantuan apa yang bisa diberikan CI Indonesia untuk dusun tersebut terkait reforestasi.
Foto: CI Indonesia Mengadakan Pertemuan dengan Kelompok Tani Hutan Jambangan, Desa Dukuh - Dok. NusaBali.com
“Tentu kita ke sana tidak sekadar menanam pohon, itu bukan pendekatan yang baik. Jadi, kita ingin masyarakat adalah sebagai pelaku, garda terdepan dalam melakukan konservasi,” sambung Adi usai mengadakan pertemuan.
Untuk diketahui, Desa Dukuh memiliki 6 dusun, di antaranya: Dusun Candiga, Dusun Bahel, Dusun Dukuh, Dusun Buana Kusuma, Dusun Batu Giling, dan Dusun Pandan Sari. Dari 6 dusun tersebut, 4 yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan, yakni Dusun Dukuh, Dusun Buana Kusuma, Dusun Batu Giling, dan Dusun Pandan Sari. CI Indonesia sebelumnya sudah bekerja sama dengan Dusun Pandan Sari untuk melakukan pembibitan cendana dan juga bekerja sama dengan Dusun Bahel untuk penanaman 6000 tumbuhan gebang. Di Dusun Batu Giling, CI Indonesia belum bergerak karena kawasan hutan di sana sudah cukup lebat tutupan pohonnya. Namun, yang tutupan pohonnya jarang hanya di atas Dusun Buana Kusuma.
Sementara, dari hasil pertemuan tersebut, aspirasi masyarakat tercurah pada kebutuhan akan fasilitas pengairan yang memadai karena musim kemarau kerap kali menimbulkan tumbuhan cepat mati dan tidak jarang terjadi kebakaran saking keringnya. Selain itu, sejumlah bibit tumbuhan juga sangat diperlukan, seperti, bibit beringin, intaran, bambu, dan rumput gajah, yang tentunya dapat tumbuh baik di daerah kering dan berpasir.
“CI akan berusaha menyusun rencana penanaman. Berusaha menyediakan struktur sederhana untuk menyimpan air hujan untuk menyiram tanaman di musim kering. Berusaha menyediakan bibit dengan mencari bantuan dari pemerintah atau organisasi lain. Membantu penyediaan pupuk dan menyampaikan pesan ini pada pemerintah. Kami juga akan segera menyusun jadwal penanaman setelah hujan mulai rapat. Kalau tidak akhir Desember mungkin awal Januari,” sambung Adi.
Kendati demikian, sejauh ini CI Indonesia belum ada kerja sama yang intens dengan pihak lain. Namun , mereka mengaku telah menjajaki Yayasan Bambu Lestari, yayasan yang sudah akrab di bidang bambu dan sudah mengadakan penghijauan dengan bambu. CI Indonesia juga telah rutin berdiskusi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, dan Badan Pelestarian Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDAS HL) Unda Anyar (Instansi Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup yang ada di Bali, yang juga memiliki persemaian yang menyediakan banyak bibit). *ph
1
Komentar