Berkat Penelitian Suplemen Peningkat Daya Ingat dan Stamina
Tim SMAN 3 Denpasar Raih Perunggu Ajang Internasional di Korsel
DENPASAR, NusaBali
Tim pelajar SMAN 3 Denpasar kembali berjaya di ajang internasional. Berkat penelitian suplemen peningkat daya ingat dan stamina, tim yang terdiri dari Kadek Putra Puja Wirawan (XI MIPA 2), Komang Tia Trismayadevi (XI MIPA 5), Putu Puan Maharani (XI MIPA 5), Putu Eka Kusuma Wardani (XI MIPA 5), dan Made Widya Apsari Cahyadewi (XI MIPA 6) berhasil meraih medali perunggu dari 606 tim yang bersaing di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2018 di Korea Selatan pada 6-10 Desember 2018.
Suplemen yang berhasil dibuat ini dinamakan Eling Supplement. Kata Eling sendiri berarti ingat. Sesuai dengan arti namanya, suplemen yang dibuat oleh anak-anak SMAN 3 Denpasar tersebut adalah suplemen peningkat daya ingat. Namun seiring penelitian dilakukan, suplemen itu akhirnya berkembang menjadi penambah daya ingat plus stamina.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat suplemen ini cukup unik, diantaranya ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica), rimpang Temulawak (Curcuma zanthorrhiza), dan daun Tapak Liman (Elephantopus scaber L). Untuk menemukan bahan-bahan ini, tim melakukan riset hasil-hasil penelitian kakak kelas sebelumnya.
“Kami pertama melakukan riset dari jurnal penelitian kakak kelas tentang kandungan-kandungan yang diperlukan untuk meningkatkan daya ingat. Lalu kami cari bahan-bahannya. Dengan bimbingan dari Pembina juga, akhirnya kami menemukan ketiga bahan ini. Awalnya suplemen hanya peningkat daya ingat. Tapi akhirnya kami kami tambahkan peningkat stamina, karena ternyata ada potensi manfaat lainnya dari bahan-bahan ini,” ujar ketua tim, Puja Wirawan ditemani tiga orang anggotanya saat ditemui di SMAN 3 Denpasar, Jumat (14/12).
Eling Supplement ini masih berbentuk cairan coklat muda. Menurut mereka, Eling Supplement ditujukan untuk anak-anak di atas lima tahun sampai orang dewasa dengan dosis yang berbeda. Suplemen ini dinilai lebih baik daripada suplemen peningkat daya ingat dan stamina di pasaran. Mengapa demikian?
Puja Wirawan menjelaskan, berdasarkan hasil pengujian pada tikus pada labirin, Eling Supplement menunjukan hasil yang lebih baik. Di mana pada tikus yang diberikan Eling Supplement, kemampuan mengingat pada labirin Y tes, tikus tersebut tidak tersesat dan dapat bertahan lebih lama dalam tes berenang. Sementara tikus yang diberi suplemen peningkat daya ingat dan suplemen peningkat stamina yang dijual di pasaran membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengingat jalur dalam labirin Y tes dan tidak dapat bertahan lebih lama dalam tes berenang.
“Kami mencari metode yang paling benar untuk menguji kemampuan daya ingat, dan kami menemukan metode labirin Y tes. Ini metode umum yang digunakan di kalangan peneliti. Percobaan kami lakukan pada tikus. Indikatornya kecepatan tikus keluar dari labirin, dan tidak tersesat di dalam labirin,” jelasnya.
Penelitian mereka ternyata lolos ke ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2018 di Korea Selatan. Dalam ajang tersebut, mereka harus bersaing dalam berbagai kategori dengan 605 peserta atau tim dari 33 negara. Tidak hanya itu, dalam sistem yang bersifat umum tersebut, mereka juga harus bersaing dengan mahasiswa, dosen, profesor, hingga tim yang membawa produk siap jual.
“Rata-rata yang masuk dapat emas itu dari Taiwan. Jadi tim yang berkompetisi itu juga kayak dari perusahaan yang barangnya sudah siap jual. Beberapa yang menang juga ada dari kalangan profesor. Sedangkan kami masih dalam skala penelitian,” katanya.
Mereka mengaku, hal yang menjadi tantangan adalah saat mempresentasikan penelitian mereka. Saat itu, dua orang yang menjadi juri adalah orang Korea dan tidak mengerti Bahasa Inggris. Meski ada penerjemah, namun mereka juga khawatir penerjemah yang salah mengartikan. “Kami takut juga kalau penerjemahnya salah menyampaikan. Jadi kami juga hati-hati dalam menyampaikan. Selain itu, waktunya juga cuma 15 menit, karena jurinya keliling di stan-stan peserta,” imbuhnya.
Setelah berhasil menyabet perunggu, Puja Wirawan dan tim berniat akan mengembangkan suplemen tersebut menjadi bentul kapsul. Menurut mereka, pengembangan yang akan dilakukan, yakni mencari manfaat lainnya dan uji toksisitas agar siap jual. “Waktu lomba kemarin, kami juga sempat ketemu dosen dari Universitas Brawijaya, disaranin coba buat micro kapsulnya biar lebih gampang juga minumnya,” tandasnya.
Sementara itu, Kasek SMAN 3 Denpasar, Drs Ida Bagus Sudirga SPdH, yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin mengatakan, pihak sekolah tetap memberikan dukungan terhadap anak-anak yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk meneliti hingga akhirnya bisa lolos ke ajang internasional. Menjadi sekolah yang berbasis penelitian, pihak sekolah terus mendorong anak-anak untuk terus belajar. Bahkan, Februari mendatang 73 anak yang tergabung dalam belasan tim akan berangkat ke Bangkok, Thailand untuk ikut ajang serupa.
“Kami terus dorong. Nah, mengenai dukungan material, karena itu terkait dengan anggaran RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), memang tidak sepenuhnya kami mampu menalangi. Sisa kekurangannya, kami bekerjasama dengan orang tua, dan terkadang siswa sendiri dengan kreativitasnya mencari donasi. Ini tidak lepas karena dari diri mereka (siswa) sendiri yang memiliki motivasi dan semangat bagus agar ikut penelitian internasional,” ujarnya. *ind
Suplemen yang berhasil dibuat ini dinamakan Eling Supplement. Kata Eling sendiri berarti ingat. Sesuai dengan arti namanya, suplemen yang dibuat oleh anak-anak SMAN 3 Denpasar tersebut adalah suplemen peningkat daya ingat. Namun seiring penelitian dilakukan, suplemen itu akhirnya berkembang menjadi penambah daya ingat plus stamina.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat suplemen ini cukup unik, diantaranya ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica), rimpang Temulawak (Curcuma zanthorrhiza), dan daun Tapak Liman (Elephantopus scaber L). Untuk menemukan bahan-bahan ini, tim melakukan riset hasil-hasil penelitian kakak kelas sebelumnya.
“Kami pertama melakukan riset dari jurnal penelitian kakak kelas tentang kandungan-kandungan yang diperlukan untuk meningkatkan daya ingat. Lalu kami cari bahan-bahannya. Dengan bimbingan dari Pembina juga, akhirnya kami menemukan ketiga bahan ini. Awalnya suplemen hanya peningkat daya ingat. Tapi akhirnya kami kami tambahkan peningkat stamina, karena ternyata ada potensi manfaat lainnya dari bahan-bahan ini,” ujar ketua tim, Puja Wirawan ditemani tiga orang anggotanya saat ditemui di SMAN 3 Denpasar, Jumat (14/12).
Eling Supplement ini masih berbentuk cairan coklat muda. Menurut mereka, Eling Supplement ditujukan untuk anak-anak di atas lima tahun sampai orang dewasa dengan dosis yang berbeda. Suplemen ini dinilai lebih baik daripada suplemen peningkat daya ingat dan stamina di pasaran. Mengapa demikian?
Puja Wirawan menjelaskan, berdasarkan hasil pengujian pada tikus pada labirin, Eling Supplement menunjukan hasil yang lebih baik. Di mana pada tikus yang diberikan Eling Supplement, kemampuan mengingat pada labirin Y tes, tikus tersebut tidak tersesat dan dapat bertahan lebih lama dalam tes berenang. Sementara tikus yang diberi suplemen peningkat daya ingat dan suplemen peningkat stamina yang dijual di pasaran membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengingat jalur dalam labirin Y tes dan tidak dapat bertahan lebih lama dalam tes berenang.
“Kami mencari metode yang paling benar untuk menguji kemampuan daya ingat, dan kami menemukan metode labirin Y tes. Ini metode umum yang digunakan di kalangan peneliti. Percobaan kami lakukan pada tikus. Indikatornya kecepatan tikus keluar dari labirin, dan tidak tersesat di dalam labirin,” jelasnya.
Penelitian mereka ternyata lolos ke ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2018 di Korea Selatan. Dalam ajang tersebut, mereka harus bersaing dalam berbagai kategori dengan 605 peserta atau tim dari 33 negara. Tidak hanya itu, dalam sistem yang bersifat umum tersebut, mereka juga harus bersaing dengan mahasiswa, dosen, profesor, hingga tim yang membawa produk siap jual.
“Rata-rata yang masuk dapat emas itu dari Taiwan. Jadi tim yang berkompetisi itu juga kayak dari perusahaan yang barangnya sudah siap jual. Beberapa yang menang juga ada dari kalangan profesor. Sedangkan kami masih dalam skala penelitian,” katanya.
Mereka mengaku, hal yang menjadi tantangan adalah saat mempresentasikan penelitian mereka. Saat itu, dua orang yang menjadi juri adalah orang Korea dan tidak mengerti Bahasa Inggris. Meski ada penerjemah, namun mereka juga khawatir penerjemah yang salah mengartikan. “Kami takut juga kalau penerjemahnya salah menyampaikan. Jadi kami juga hati-hati dalam menyampaikan. Selain itu, waktunya juga cuma 15 menit, karena jurinya keliling di stan-stan peserta,” imbuhnya.
Setelah berhasil menyabet perunggu, Puja Wirawan dan tim berniat akan mengembangkan suplemen tersebut menjadi bentul kapsul. Menurut mereka, pengembangan yang akan dilakukan, yakni mencari manfaat lainnya dan uji toksisitas agar siap jual. “Waktu lomba kemarin, kami juga sempat ketemu dosen dari Universitas Brawijaya, disaranin coba buat micro kapsulnya biar lebih gampang juga minumnya,” tandasnya.
Sementara itu, Kasek SMAN 3 Denpasar, Drs Ida Bagus Sudirga SPdH, yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin mengatakan, pihak sekolah tetap memberikan dukungan terhadap anak-anak yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk meneliti hingga akhirnya bisa lolos ke ajang internasional. Menjadi sekolah yang berbasis penelitian, pihak sekolah terus mendorong anak-anak untuk terus belajar. Bahkan, Februari mendatang 73 anak yang tergabung dalam belasan tim akan berangkat ke Bangkok, Thailand untuk ikut ajang serupa.
“Kami terus dorong. Nah, mengenai dukungan material, karena itu terkait dengan anggaran RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), memang tidak sepenuhnya kami mampu menalangi. Sisa kekurangannya, kami bekerjasama dengan orang tua, dan terkadang siswa sendiri dengan kreativitasnya mencari donasi. Ini tidak lepas karena dari diri mereka (siswa) sendiri yang memiliki motivasi dan semangat bagus agar ikut penelitian internasional,” ujarnya. *ind
1
Komentar