Lagi, Tiga Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Benoa
Ketiga kapal ikan yang terbakar di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Minggu siang, semuanya milik PT Inti Mas Surya, yakni KM Hiroyosih 06, KM Mutiara 19, dan KM Hiroyosih 17
Berselang 5 Bulan Pasca Musibah Heboh Terbakarnya 45 Unit Kapal Ikan
DENPASAR, NusaBali
Musibah kapal terbakar kembali terjadi di Pelabuhan Benoa, Kecamatan Denpasar Selatan. Berselang 5 bulan pasca terbakarnya 45 kapal ikan, Minggu (16/12) siang lagi-lagi 3 unit kapal ikan milik PT Inti Mas Surya terbakar di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa. Ketiga kapal ikan yang terbakar kemarin, masing-masing KM Hiroyosih 06, KM Mutiara 19, dan KM Hiroyosih 17.
Sebelum dilalap api, Minggu siang sekitar pukul 14.20 Wita, ketiga kapal ikan ini sedang sandar berderetan dari arah utara ke selatan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa. KM Hiroyosih 06 (dempet langsung di dermaga) berada dalam posisi paling utara, disusul KM Mutiara 19, dan KM Hiroyosih 17.
Proses pemadaman api yang melalap ketiga kapal ini dilakukan oleh 4 kapal pemadam, masing-masing milik PT Jaya Kota, PT Bandar Nelayan, PT Inti Mas Surya, dan PT TKF. Selain itu, pemadaman juga dilakukan 1 unit mobil pemadam milik Pelindo III dan 2 unit mobil pemadam milik BPBD Kota Denpasar. Upaya pemadaman berlangsung selama 1 jam hingga pukul 15.20 Wita.
Menurut kesaksian salah satu petugas security Pelabuhan Benoa, I Putu Putra Gargita, peristiwa kebakaran tiga kapal baru diketahui setelah terdengar teriakan para ABK yang melompat ke dermaga. Putra Gargita pun langsung bergegas menuju ke TKP yang berjarak sekitar 50 meter dari pos jaga.
Setibanya di TKP, dia melihat api telah berkobar di buritan KM Hiroyosih 17. Dalam sekejap, api membesar dan menyambar KM Mutiara 19 yang berada di sebelahnya. Kemudian, KM Hiroyosih 06 yang sandar berdempetan dengan dermaga berusaha untuk keluar dari lokasi. Namun naas, kapal ini tetap saja disambar kobaran api. “KM Hiroyosih 06 yang terakhir disambar api,” ungkap Putra Gargita saat ditemui NusaBali di Pelabuhan Benoa, Minggu kemarin.
Sedangkan salah seorang ABK KM Hirosih 06, Rosihana Andi, mengatakan saat awal terjadinya kebakaran, dia bersama 7 temanya sedang tidur siang. Mendengar teriakan ‘terjadi kebakaran’, mereka pun langsung bangun dan segera melompat ke dermaga untuk meyelamatkan diri. Saat itu, Rosihana melihat salah seorang ABK KM Mutiara 19 sedang main HP.
“Saya tidak tahu bagaimana awalnya, kami semua saat itu sedang tidur. Begitu mendengar teriakan, kami semua langsung meyelamatkan diri dengan melompat ke dermaga. Bahkan, saat saya melompat ke dermaga, salah seorang ABK KM Mutiara 19 terlihat sedang asyik main HP. Padahal, buritan kapalnya sudah terbakar,” cerita ABK asal Lombok Barat, NTB ini.
Sementara itu, perwakilan dari PT Inti Mas Surya, Amin, mengatakan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus kapal terbakar tersebut kepada polisi. “Kami serahkan kepada pihak kepolisian. Sebab, saat terjadi kebakaran, semua mesin kapal dalam keadaan mati. Dari mana munculnya api, kami tidak tahu. Untung saja kebakaran ini tidak sampai mengahnguskan mesin kapal,” tutur Amin yang kemarin terjun ke lokasi TKP.
Menurut Amin, tiga kapal ikan milik perusahaannya yang terbakar ini berlabuh di Pelabuhan Benoa dengan berbagai keperluan. KM Mutiara 19 izinnya sudah diper-panjang, namun belum memiliki jadwal untuk berlayar. Sedangkan KM Hiroyosih 17 sudah mendapatkan izin untuk naik dok dan sudah beberapa minggu berlabuh di Pelabuhan Benoa. Sebaliknya, KM Hirosih 06 dijadwalkan akan keluar, Selasa (18/12) besok.
Amim memperkirakan kerugian akibat musibah kebakaran 3 unit kapalnya ini mencapai sekitar Rp 100 juta. “Yang terbakar hanya bagian fibernya saja. Beruntung mesin tidak nyala. Saya tidak tahu apa penyebab kebakaran ini. Ketika ditanya, ABK malah saling menyalahkan,” katanya.
Di sisi lain, Kapolsek Benoa Kompol Ni Made Sukerti menyatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Berdasarkan pemeriksaan awal, kata Kompol Made Sukerti, api pertama kali muncul dari KM Hiroyosih 17 yang sandar di posisi paling utara. “Kami akan periksa saksi-saksi lain baik ABK maupun nakhoda yang berada di dalam kapal,” jelas Kompol Sukerti.
Ini untuk kedua kalinya dalam kurun 5 bulan terakhir terjadi musibah kebakaran kapal ikan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa. Sebelumnya, 9 Juli 2018 lalu, ada 45 unit kapal ikan yang ludes terbakar. Sebanyak 32 kapal di antaranya milik PT Bandar Bandar, sementara 7 kapal milik PT AFKI, dan 6 kapal lainnya milik PT Intimas.
Kapal pertama yang terbakar kala itu adalah KM Cilacap Jaya Karya, dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Kapal naas ini rencananya akan berlayar pagi hatinya ke Laut Aru. Kapal motor penangkap ikan tuna ini membawa sekitar 17 ABK. Namun, saat kejadian, hanya 12 ABK yang ada di atas kapal.
Beberapa jam belumnya, 8 Juli 2018 malam sekitar pukul 22.00 Wita, ABK KM Cilacap Jaya Karya memasok logistik seperti makanan, minuman, dan lainnya ke dalam ruang pendingin kapal. Selanjutnya, ABK juga sudah melakukan pemeriksaan pada panel-panel listrik di dalam kapal. Dari pemeriksaan, semuanya dinyatakan baik-baik saja. Dugaan awal, api berasal dari korsleting ruang pendingin di dalam kapal. Api dengan cepat melalap bagian kapal yang terbuat dari kayu dan fiber. Karena posisi kapal berdempetan dan angin bertiup kencang, api dengan cepat menyebar ke puluhan kapal di sebelahnya. *po
DENPASAR, NusaBali
Musibah kapal terbakar kembali terjadi di Pelabuhan Benoa, Kecamatan Denpasar Selatan. Berselang 5 bulan pasca terbakarnya 45 kapal ikan, Minggu (16/12) siang lagi-lagi 3 unit kapal ikan milik PT Inti Mas Surya terbakar di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa. Ketiga kapal ikan yang terbakar kemarin, masing-masing KM Hiroyosih 06, KM Mutiara 19, dan KM Hiroyosih 17.
Sebelum dilalap api, Minggu siang sekitar pukul 14.20 Wita, ketiga kapal ikan ini sedang sandar berderetan dari arah utara ke selatan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa. KM Hiroyosih 06 (dempet langsung di dermaga) berada dalam posisi paling utara, disusul KM Mutiara 19, dan KM Hiroyosih 17.
Proses pemadaman api yang melalap ketiga kapal ini dilakukan oleh 4 kapal pemadam, masing-masing milik PT Jaya Kota, PT Bandar Nelayan, PT Inti Mas Surya, dan PT TKF. Selain itu, pemadaman juga dilakukan 1 unit mobil pemadam milik Pelindo III dan 2 unit mobil pemadam milik BPBD Kota Denpasar. Upaya pemadaman berlangsung selama 1 jam hingga pukul 15.20 Wita.
Menurut kesaksian salah satu petugas security Pelabuhan Benoa, I Putu Putra Gargita, peristiwa kebakaran tiga kapal baru diketahui setelah terdengar teriakan para ABK yang melompat ke dermaga. Putra Gargita pun langsung bergegas menuju ke TKP yang berjarak sekitar 50 meter dari pos jaga.
Setibanya di TKP, dia melihat api telah berkobar di buritan KM Hiroyosih 17. Dalam sekejap, api membesar dan menyambar KM Mutiara 19 yang berada di sebelahnya. Kemudian, KM Hiroyosih 06 yang sandar berdempetan dengan dermaga berusaha untuk keluar dari lokasi. Namun naas, kapal ini tetap saja disambar kobaran api. “KM Hiroyosih 06 yang terakhir disambar api,” ungkap Putra Gargita saat ditemui NusaBali di Pelabuhan Benoa, Minggu kemarin.
Sedangkan salah seorang ABK KM Hirosih 06, Rosihana Andi, mengatakan saat awal terjadinya kebakaran, dia bersama 7 temanya sedang tidur siang. Mendengar teriakan ‘terjadi kebakaran’, mereka pun langsung bangun dan segera melompat ke dermaga untuk meyelamatkan diri. Saat itu, Rosihana melihat salah seorang ABK KM Mutiara 19 sedang main HP.
“Saya tidak tahu bagaimana awalnya, kami semua saat itu sedang tidur. Begitu mendengar teriakan, kami semua langsung meyelamatkan diri dengan melompat ke dermaga. Bahkan, saat saya melompat ke dermaga, salah seorang ABK KM Mutiara 19 terlihat sedang asyik main HP. Padahal, buritan kapalnya sudah terbakar,” cerita ABK asal Lombok Barat, NTB ini.
Sementara itu, perwakilan dari PT Inti Mas Surya, Amin, mengatakan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus kapal terbakar tersebut kepada polisi. “Kami serahkan kepada pihak kepolisian. Sebab, saat terjadi kebakaran, semua mesin kapal dalam keadaan mati. Dari mana munculnya api, kami tidak tahu. Untung saja kebakaran ini tidak sampai mengahnguskan mesin kapal,” tutur Amin yang kemarin terjun ke lokasi TKP.
Menurut Amin, tiga kapal ikan milik perusahaannya yang terbakar ini berlabuh di Pelabuhan Benoa dengan berbagai keperluan. KM Mutiara 19 izinnya sudah diper-panjang, namun belum memiliki jadwal untuk berlayar. Sedangkan KM Hiroyosih 17 sudah mendapatkan izin untuk naik dok dan sudah beberapa minggu berlabuh di Pelabuhan Benoa. Sebaliknya, KM Hirosih 06 dijadwalkan akan keluar, Selasa (18/12) besok.
Amim memperkirakan kerugian akibat musibah kebakaran 3 unit kapalnya ini mencapai sekitar Rp 100 juta. “Yang terbakar hanya bagian fibernya saja. Beruntung mesin tidak nyala. Saya tidak tahu apa penyebab kebakaran ini. Ketika ditanya, ABK malah saling menyalahkan,” katanya.
Di sisi lain, Kapolsek Benoa Kompol Ni Made Sukerti menyatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Berdasarkan pemeriksaan awal, kata Kompol Made Sukerti, api pertama kali muncul dari KM Hiroyosih 17 yang sandar di posisi paling utara. “Kami akan periksa saksi-saksi lain baik ABK maupun nakhoda yang berada di dalam kapal,” jelas Kompol Sukerti.
Ini untuk kedua kalinya dalam kurun 5 bulan terakhir terjadi musibah kebakaran kapal ikan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa. Sebelumnya, 9 Juli 2018 lalu, ada 45 unit kapal ikan yang ludes terbakar. Sebanyak 32 kapal di antaranya milik PT Bandar Bandar, sementara 7 kapal milik PT AFKI, dan 6 kapal lainnya milik PT Intimas.
Kapal pertama yang terbakar kala itu adalah KM Cilacap Jaya Karya, dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Kapal naas ini rencananya akan berlayar pagi hatinya ke Laut Aru. Kapal motor penangkap ikan tuna ini membawa sekitar 17 ABK. Namun, saat kejadian, hanya 12 ABK yang ada di atas kapal.
Beberapa jam belumnya, 8 Juli 2018 malam sekitar pukul 22.00 Wita, ABK KM Cilacap Jaya Karya memasok logistik seperti makanan, minuman, dan lainnya ke dalam ruang pendingin kapal. Selanjutnya, ABK juga sudah melakukan pemeriksaan pada panel-panel listrik di dalam kapal. Dari pemeriksaan, semuanya dinyatakan baik-baik saja. Dugaan awal, api berasal dari korsleting ruang pendingin di dalam kapal. Api dengan cepat melalap bagian kapal yang terbuat dari kayu dan fiber. Karena posisi kapal berdempetan dan angin bertiup kencang, api dengan cepat menyebar ke puluhan kapal di sebelahnya. *po
Komentar