Warung Terbakar, 1 Tewas, 3 Luka
Korban tewas terpanggang adalah pengendara motor yang jatuh di tengah kobaran api usai tabrak tembok warung dan bensin eceran
Diawali Pengendara Motor Tabrak Tempat Jual Bensin
DENPASAR, NusaBali
Kebakaran maut menimpa warung makan dan warung kelontong di Jalan Taman Pancing Nomor 4 Gelogor Carik, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Senin (17/12) dinihari pukul 04.15 Wita. Musibah maut ini menyebabkan satu orang tewas terpanggang dan tiga korban luka bakar.
Korban tewas dalam kebakaran maut ini adalah pengendara motor Yamaha Soul warna hitam DR 2679 MC, yang belum diketahui identitasnya. Sedangkan tiga korban luka bakar, termasuk sasangan suami istri pemilik warung yang terbakar, Anifan, 59 dan Supini, 49. Korban luka bakar satunya lagi adalah Ni Made Sukani, ibu rumah tangga yang kebetulan sedang belanja di warung terbakar itu.
Informasi di lapangan, kebakaran maut yang menghanguskan warung milik pasutri Anifan dan Supini ini berawal dari kecelakaan lalulintas yang dialami pengendara motor Soul DR 2679 MC, Senin dinihari pukul 04.15 Wita. Saat kecelakaan terjadi, motor warna hitam tersebut melaju kencang dari arah selatan.
Begitu tiba di lokasi TKP, motor Soul DR 2679 MC yang belum diketahui identitas pengendaranya ini langsung menabrak sudut tembok kanan depan warung milik pasutri Anifan dan Supini. Saking kerasnya tabrakan, sudut tembok yang rapuh itu sampai pecah, kemudian motor motor DR 2679 MC menerobos masuk melewati tembok hingga menabrak tempat jualan bensin eceran berisi deretan botol kaca penuh dengan BBM jenis Pertamax dan Pertalite.
Walhasil, botol berisi BBM itu jatuh berantakan hingga isinya tumpah berhamburan ke arah dapur yang berjarak sekitar 5 meter. Celakanya, saat itu pemilik warung, Supini, sedang memasak di dapur. Kebakaran pun tak terelakkan. Dalam sekejap, bangunan warung ukuran 6 meter x 3 meter yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu ludes terbakar.
Pengendara motor DR 2679 MC yang belum diketahui identitasnya, tewas terpanggang karena berada di tengah kobaran api bersama motornya. Sedangkan pemilik warung, Anifan dan Supini, selamat dari maut dalam kondisi luka bakar cukup serius. Pasutri ini kemarin dilarikan ke RS Sanglah untuk menjalani perawatan intensif. Demikian pula korban luka bakar lainnya, Ni Made Sukani.
Menurut kesaksian Mucthar, 51, penghuni kamar yang berada di belakang warung terbakar, dirinya baru pulang kerja saat api berkobar. Mucthar kaget melihat mayat gosong tergelak di tengah kobaran api. Mayat itu diduga pengendara motor yang menabrak tembok dan tempat jualan bensin eceran.
“Korban yang meninggal itu diduga awalnya menabrak tembol toko, hingga seruduk botol bensin eceran yang berada di sudut selatan warung. Saat terjadi tabrakan, pemilik toko sedang masak di dapur,” cerita Muchtar.
Sementara, Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya, mengatakan pihaknya masih menyelidiki proses terjadinya peritiwa kebakaran maut yang merenggut satu nyawa dan dua korban luka ini. Hingga kemarin sore, pihaknya juga masih menyelidiki identitas korban tewas.
Dari hasil pemeriksaan awal korban tewas, tidak ditemukan kartu identitas berupa KTP atau SIM. Menurut Kompol Wirajaya, polisi hanya menemukan foto dalam dashboard motor DR 2679 MC. Orang dalam foto tersebut mengenakan seragam petugas bandara. “Namun, belum bisa dipastikan apakah foto tersebut milik korban atau tidak. Sebab, wajah korban sulit dikenali akibat luka bakar,” jelas Kompol Wirajaya.
Sementara itu, tiga korban luka bakar hingga Senin sore masih ditangani di IGD RS Sanglah. Korban Anifan mengalami luka bakar di bagian punggung, badan depan, lengan kiri, dan paha kiri. Sedangkan istrinya, Supini, mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Seluruh tubuhnya dibalut dengan perban. Meski demikian, Supini dalam keadaan sadar. Sebaliknya, korban Ni Made Sukani mengalami luka bakar di tubuh bagian kiri.
“Istri saya paling parah, karena waktu kejadian sedang memasak di dapur, mempersiapkan dagangan untuk hari ini (kemarin). Ibu (panggilan ke istri) sulit keluar, saya tarik-tarik, akhirnya bisa selamat dari kebakaran itu,” tutur Anifan saat ditemui NusaBali di IGD RS Sanglah, Senin kemarin.
Sedangkan korban Made Sukani, kata Anifan, saat itu dibantu oleh orang lain yang saat kejadian segera datang menolong. Sementara pengendara motor yang menabrak barang dagangan bensin miliknya, tidak bisa diselamatkan. Pengendara motor yang tak diketahui identitasnya itu langsung tewas terpanggang. Anifan mengakui tidak mengetahui siapa pengendara motor tersebut. Hingga sore kemarin, jenazah pengendara motor tersebut pun masih berstatus Mr X di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah.
Anifan sendiri saat kejadian mengaku baru saja pulang dari pasar setelah membeli kebutuhan untuk barang dagangan. Sesampainya di warung, dia kemudian bergegas mandi, karena sudah waktunya menunaikan ibadah shalat. Namun, baru mau mengguyur badan dengan air, tiba-tiba terdengar suara ledakan, karena seorang pengendara motor menubruk barang dagangan bensinnya. Anifan mendapati bensin yang dijual sudah menjalar membakar warungnya.
“Saya baru mau mandi saat itu. Tapi, belum sempat mandi, sudah terdengar suara ledakan. Bensin sudah menjalar ke mana-mana. Saya dengan keadaan nggak pakai apa-apa, karena saat itu mau mandi, terpaksa mengambil kain seadanya untuk menutupi tubuh. Kejadiannya sangat cepat,” cerita Anifan.
“Orang yang nabrak itu mungkin dalam mabuk atau gimana, tidak ada yang menolong. Saya sendiri berusaha menyelamatkan istri saya yang sulit keluar. Ibu sudah tidak kuat saya lihat, tapi saya tarik-tarik agar bisa keluar. Sementara pembantu yang bantu-bantu ibu masak kemarin, justru tidak kenapa-napa,” papar Anifan.
Pasutri Anifan dan Supini sudah sekitar 9 tahun berjualan di warungnya yang ludes terbakar itu. Mereka mengontrak dua warung sekaligus. Satu warung digunakan untuk jualan makanan, satu warung lagi untuk jualan sembako sambil jualan bensin dalam wadah botol. Saat kejadian, botol bensinnya terisi penuh dalam dua deret. “Kalau kira-kira, jarak dari tempat bensin ke dapur itu sekitar 4 meter. Mungkin api dari kompor itu yang cepat menyambar sama bensinnya,” katanya.
Sedangkan untuk tempat tidur sehari-hari, Anifan mengaku tidur di kosan anaknya yang berjarak 500 meter dari warungnya. Sementara sang istri dan pembantunya tidur di warung. Sebelum ada pembantu, Anifan dan Supini tinggal di warung. *po,ind
1
Komentar