Berbiaya Tinggi, Olah Air Laut Jadi Air Bersih
Untuk memproduksi air laut itu biayanya sekitar Rp 23 ribu per meter kubik. Sedangkan sesuai perda, PDAM hanya boleh jual maksimal Rp 17 ribu per meter kubik.
MANGUPURA, NusaBali
Rencana pemanfaatan air laut untuk dijadikan air bersih layak konsumsi sudah diwacanakan sejak lama. Namun kenyataannya sampai sekarang rencana tersebut belum juga terealisasi. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama, Kabupaten Badung, berdalih penjajakan pemanfaatan air laut terus dikaji hingga sekarang, termasuk soal biaya (cost) produksi yang disebut sangat tinggi.
“Karena kami perusahaan daerah harus mengikuti aturan dalam pengadaan barang dan jasa. Sementara, kalau kami memproduksi air laut itu biayanya tinggi sekitar Rp 23 ribu per meter kubik. Sedangkan sesuai peraturan daerah, kami hanya boleh jual maksimal Rp 17 ribu per meter kubik. Ini yang sedang kami bahas secara matang,” ungkap Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama Wayan Suyasa didampingi Direktur Umum PDAM Tirta Mangutama Ida Ayu Eka Dewi Wijaya kepada wartawan, Senin (17/12).
Menurut dia, memang dari segi keunggulan pengolahan air laut banyak manfaatnya. Selain bersih, air yang sudah diolah menggunakan alat yang disebut sea water reverse osmosis (SWRO), bisa sekaligus langsung dikonsumsi tanpa perlu pengolahan lagi. “Makanya, kami akan meminta petunjuk dulu mengenai pengolahan air laut ini kepada pimpinan,” imbuhnya.
Sambil menunggu keputusan dari pimpinan, lanjut Suyasa yang notabene mantan anggota DPRD Badung, PDAM Tirta Mangutama tengah fokus meningkatkan produksi air dari sumber-sumber mata air yang dimiliki saat ini. Sebab, dari hasil perhitungan, beberapa sumber mata air masih bisa ditingkatkan produksinya.
Saat ini, aku Suyasa, PDAM Tirta Mangutama memproduksi air bersih sebanyak 1.400 liter per detik. Produksi tersebut berasal dari empat lokasi, yakni Dam Estuari (Suwung, Denpasar Selatan), Belusung, Sungai Petanu, dan Penet. Namun demikian, jumlah tersebut dikatakan masih kurang 236 liter per detik.
“Makanya kami akan coba memaksimalkan potensi yang ada. Seperti dari Belusung, bisa menambah pasokan hingga 225 liter per detik. Selain itu, dari dam estuari serta pasokan dari provinsi yakni 100 liter per detik. Saat ini baru 58 liter per detik,” tuturnya. *asa
Rencana pemanfaatan air laut untuk dijadikan air bersih layak konsumsi sudah diwacanakan sejak lama. Namun kenyataannya sampai sekarang rencana tersebut belum juga terealisasi. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama, Kabupaten Badung, berdalih penjajakan pemanfaatan air laut terus dikaji hingga sekarang, termasuk soal biaya (cost) produksi yang disebut sangat tinggi.
“Karena kami perusahaan daerah harus mengikuti aturan dalam pengadaan barang dan jasa. Sementara, kalau kami memproduksi air laut itu biayanya tinggi sekitar Rp 23 ribu per meter kubik. Sedangkan sesuai peraturan daerah, kami hanya boleh jual maksimal Rp 17 ribu per meter kubik. Ini yang sedang kami bahas secara matang,” ungkap Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama Wayan Suyasa didampingi Direktur Umum PDAM Tirta Mangutama Ida Ayu Eka Dewi Wijaya kepada wartawan, Senin (17/12).
Menurut dia, memang dari segi keunggulan pengolahan air laut banyak manfaatnya. Selain bersih, air yang sudah diolah menggunakan alat yang disebut sea water reverse osmosis (SWRO), bisa sekaligus langsung dikonsumsi tanpa perlu pengolahan lagi. “Makanya, kami akan meminta petunjuk dulu mengenai pengolahan air laut ini kepada pimpinan,” imbuhnya.
Sambil menunggu keputusan dari pimpinan, lanjut Suyasa yang notabene mantan anggota DPRD Badung, PDAM Tirta Mangutama tengah fokus meningkatkan produksi air dari sumber-sumber mata air yang dimiliki saat ini. Sebab, dari hasil perhitungan, beberapa sumber mata air masih bisa ditingkatkan produksinya.
Saat ini, aku Suyasa, PDAM Tirta Mangutama memproduksi air bersih sebanyak 1.400 liter per detik. Produksi tersebut berasal dari empat lokasi, yakni Dam Estuari (Suwung, Denpasar Selatan), Belusung, Sungai Petanu, dan Penet. Namun demikian, jumlah tersebut dikatakan masih kurang 236 liter per detik.
“Makanya kami akan coba memaksimalkan potensi yang ada. Seperti dari Belusung, bisa menambah pasokan hingga 225 liter per detik. Selain itu, dari dam estuari serta pasokan dari provinsi yakni 100 liter per detik. Saat ini baru 58 liter per detik,” tuturnya. *asa
Komentar