Kejari Badung Turun Tangan
Pasca Ambruknya Rangka Baja Proyek Balai Budaya
DENPASAR, NusaBali
Setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan terkait ambruknya rangka atap berbahan baja (kremona) pada proyek pembangunan Balai Budaya Graha Mangu Mandala di kompleks Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, pada Rabu (12/12) lalu, kini giliran Kejari Badung yang turun tangan.
Kasi Intel Kejari Badung Waher Tarihoran mengatakan pascakejadian, Tim TP4D Kejari Badung sebagai pendamping sudah memberikan laporan lengkap terkait robohnya rangka atap baja Balai Budaya Puspem Badung.
Pihaknya juga sudah melakukan pertemuan dengan tim terkait di antaranya Dinas PU Badung sebagai pemilik proyek. “Kami sudah lakukan pertemuan dengan instansi terkait beberapa hari setelah kejadian,” tegasnya.
Terkait temuan-temuan seperti dugaan kelalaian dan pengurangan spek bahan yang digunakan dalam proyek, Waher belum mau berkomentar. Menurutnya, pihaknya sudah sempat turun ke lokasi untuk mengambil sampel bahan rangka atap baja yang roboh.
Nantinya sampel rangka atap baja ini akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. “Nanti hasilnya akan keluar seminggu lagi,” jelasnya. Hasil dari laboratorium ini juga akan mengungkap ada tidaknya pengurangan spek dalam pengerjaan Balai Budaya ini. Selain itu metode pengerjaan yang dilakukan kontraktor juga menjadi evaluasi tim kejaksaan. “Kami masih menunggu hasil penyelidikan,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Mengwi AKP I Gede Eka Putra Astawa mewakili Kapolres Badung AKBP Yudith Satriya Hananta, mengatakan pihaknya masih mendalami keterangan saksi-saksi terkait ambruknya rangka atap baja yang menyebabkan empat orang pekerja terluka. “Setelah menerima informasi, kami langsung melakukan olah TKP. Saksi-saksi juga telah kami periksa. Mulai dari para buruh (saksi mata) hingga penanggungjawab proyek (kontraktor),” ujarnya, Minggu (16/12).
Apakah ada unsur kelalaian dalam musibah tersebut? Astawa mengaku masih menelusuri hal tersebut, karena pemeriksaan saksi-saksi belum selesai dilakukan. “Belum bisa kami pastikan, apakah kelalaian atau murni kecelakaan. Kami akan selidiki sampai semuanya tuntas,” tuturnya.
Ditambahkannya, saat ini para korban sudah dalam kondisi membaik. “Keempat korban mengalami luka yang tidak terlalu parah. Semua biaya pengobatan ditanggung oleh kontraktor proyek itu,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan sebuah rangka atap berbahan baja (kremona) di proyek pembangunan Balai Budaya Graha Mangu Mandala di kompleks Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, ambruk pada Rabu (12/12) lalu. Akibat musibah tersebut, empat orang pekerja harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena menderita luka-luka.
Informasi yang berhasil dihimpun, Jumat (14/12), robohnya rangka baja terjadi pada Rabu pukul 10.00 Wita. Rangka baja yang hendak dipasang tiba-tiba jatuh dan menimpa crane yang tepat berada di bawahnya. Crane pun rusak parah pada bagian bodi. *rez
Setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan terkait ambruknya rangka atap berbahan baja (kremona) pada proyek pembangunan Balai Budaya Graha Mangu Mandala di kompleks Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, pada Rabu (12/12) lalu, kini giliran Kejari Badung yang turun tangan.
Kasi Intel Kejari Badung Waher Tarihoran mengatakan pascakejadian, Tim TP4D Kejari Badung sebagai pendamping sudah memberikan laporan lengkap terkait robohnya rangka atap baja Balai Budaya Puspem Badung.
Pihaknya juga sudah melakukan pertemuan dengan tim terkait di antaranya Dinas PU Badung sebagai pemilik proyek. “Kami sudah lakukan pertemuan dengan instansi terkait beberapa hari setelah kejadian,” tegasnya.
Terkait temuan-temuan seperti dugaan kelalaian dan pengurangan spek bahan yang digunakan dalam proyek, Waher belum mau berkomentar. Menurutnya, pihaknya sudah sempat turun ke lokasi untuk mengambil sampel bahan rangka atap baja yang roboh.
Nantinya sampel rangka atap baja ini akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. “Nanti hasilnya akan keluar seminggu lagi,” jelasnya. Hasil dari laboratorium ini juga akan mengungkap ada tidaknya pengurangan spek dalam pengerjaan Balai Budaya ini. Selain itu metode pengerjaan yang dilakukan kontraktor juga menjadi evaluasi tim kejaksaan. “Kami masih menunggu hasil penyelidikan,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Mengwi AKP I Gede Eka Putra Astawa mewakili Kapolres Badung AKBP Yudith Satriya Hananta, mengatakan pihaknya masih mendalami keterangan saksi-saksi terkait ambruknya rangka atap baja yang menyebabkan empat orang pekerja terluka. “Setelah menerima informasi, kami langsung melakukan olah TKP. Saksi-saksi juga telah kami periksa. Mulai dari para buruh (saksi mata) hingga penanggungjawab proyek (kontraktor),” ujarnya, Minggu (16/12).
Apakah ada unsur kelalaian dalam musibah tersebut? Astawa mengaku masih menelusuri hal tersebut, karena pemeriksaan saksi-saksi belum selesai dilakukan. “Belum bisa kami pastikan, apakah kelalaian atau murni kecelakaan. Kami akan selidiki sampai semuanya tuntas,” tuturnya.
Ditambahkannya, saat ini para korban sudah dalam kondisi membaik. “Keempat korban mengalami luka yang tidak terlalu parah. Semua biaya pengobatan ditanggung oleh kontraktor proyek itu,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan sebuah rangka atap berbahan baja (kremona) di proyek pembangunan Balai Budaya Graha Mangu Mandala di kompleks Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, ambruk pada Rabu (12/12) lalu. Akibat musibah tersebut, empat orang pekerja harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena menderita luka-luka.
Informasi yang berhasil dihimpun, Jumat (14/12), robohnya rangka baja terjadi pada Rabu pukul 10.00 Wita. Rangka baja yang hendak dipasang tiba-tiba jatuh dan menimpa crane yang tepat berada di bawahnya. Crane pun rusak parah pada bagian bodi. *rez
1
Komentar