Pasar Murah Sekaligus Sosialisasi Tanpa Kantong Plastik
Kendati Perwali Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik baru berlaku pada 1 Januari 2019, namun Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar sudah mulai mencoba menerapkan tanpa penggunaan kantong plastik saat menggelar pasar murah di Parkir Utara Taman Kota Lumintang, Selasa (18/12).
DENPASAR, NusaBali
Sekitar 400 tas kantong ramah lingkungan disiapkan dalam pasar murah tersebut. Kepala Distan Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra saat ditemui di lokasi mengungkapkan, sebelum Perwali itu diterapkan per tanggal 1 Januari 2019 mendatang, pihaknya mencoba menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik pada pasar murah yang akan digelar hingga Sabtu (22/12) mendatang. Terutama pada proses pembungkusan bahan yang dibeli masyarakat.
Masyarakat pada pasar murah tersebut diberikan kantong daur ulang secara gratis sebagai pengganti kantong plastik. "Iya saat ini selain pasar murah yang kami gelar setiap tahun, di dalamnya ada sosialisasi dan sekaligus penerapan tanpa penggunaan kantong plastik. Para pedagang yang menyiapkan kantong daur ulang tersebut dan diberikan secara gratis kepada pembeli untuk membungkus barang belanjaannya," terangnya.
Kendati warga sudah mulai membiasakan diri untuk berbelanja dengan menggunakan tas daur ulang, namun pedagang tampaknya masih mengalami kendala tanpa menggunakan kantong plastik. Salah satunya pedagang kembang rampe dan bunga pacah galuh.
Pedagang terpaksa masih menggunakan kantong plastik karena mengaku sulit mencari bahan yang digunakan untuk membungkus bahan tersebut. Sebab, bunga pacah galuh dan kembang rampe mudah kering jika menggunakan bahan kain untuk membungkusnya. "Kami bingung mau pakai tas daur ulang takut kering soalnya bunga dan kembang rampe ini kan gak bisa kena angin, kalau pakai kain juga sama airnya terserap dan cepat kering. Takutnya gak bisa kepakai sampai rumah pembeli," ujar salah satu pedagang, Ni Luh Suparmiati, 57, yang tinggal di Jalan Kecubung, Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur ini. *mi
Masyarakat pada pasar murah tersebut diberikan kantong daur ulang secara gratis sebagai pengganti kantong plastik. "Iya saat ini selain pasar murah yang kami gelar setiap tahun, di dalamnya ada sosialisasi dan sekaligus penerapan tanpa penggunaan kantong plastik. Para pedagang yang menyiapkan kantong daur ulang tersebut dan diberikan secara gratis kepada pembeli untuk membungkus barang belanjaannya," terangnya.
Kendati warga sudah mulai membiasakan diri untuk berbelanja dengan menggunakan tas daur ulang, namun pedagang tampaknya masih mengalami kendala tanpa menggunakan kantong plastik. Salah satunya pedagang kembang rampe dan bunga pacah galuh.
Pedagang terpaksa masih menggunakan kantong plastik karena mengaku sulit mencari bahan yang digunakan untuk membungkus bahan tersebut. Sebab, bunga pacah galuh dan kembang rampe mudah kering jika menggunakan bahan kain untuk membungkusnya. "Kami bingung mau pakai tas daur ulang takut kering soalnya bunga dan kembang rampe ini kan gak bisa kena angin, kalau pakai kain juga sama airnya terserap dan cepat kering. Takutnya gak bisa kepakai sampai rumah pembeli," ujar salah satu pedagang, Ni Luh Suparmiati, 57, yang tinggal di Jalan Kecubung, Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur ini. *mi
1
Komentar