nusabali

Dilaunching saat Hari Ibu, Diisi Treatrikal

  • www.nusabali.com-dilaunching-saat-hari-ibu-diisi-treatrikal

Treatikal ini dirasa cocok untuk mengingatkan kembali anak-anak, akan pentingnya sosok ibu dalam membimbing anak-anak lewat nasehat-nasehat kebaikan.

Album Bali Kumara V

DENPASAR, NusaBali
Sanggar Cressendo (Griya Musika Sukawati) bakal melaunching album Bali Kumara V bertepatan dengan Hari Ibu, pada Sabtu 22 Desember 2018 di Inna Grand Bali Beach, Sanur. Menariknya, launching akan diisi dengan pagelaran treatrikal ‘Ibu Ambu Swarga’ yang menceritakan rangkaian lagu-lagu dalam album tersebut yang banyak mengisahkan pesan-pesan kehidupan dari ibu kepada anaknya.

“Mereka ini adalah kelompok kelima. Ada 23 orang, yang berarti ada 23 lagu dalam satu album yang berjudul Sutasoma. Mereka berasal dari hampir seluruh wilayah yang ada di Bali,” ujar sutradara pagelaran launching album Bali Kumara V, dr Made Tangkas SpOG, Selasa (18/12).

Dijelaskannya, adapun pesan-pesan yang disampaikan baik dalam lagu maupun treatrikal tersebut antara lain nilai kehidupan, keuletan, kesetiaan, kebaikan, dan banyak nilai lainnya. Treatikal ini, kata dia, dirasa cocok untuk mengingatkan kembali anak-anak, akan pentingnya sosok ibu dalam membimbing anak-anak lewat nasehat-nasehat kebaikan. “Kami memilih judul pagelarannya berjudul Ibu Ambu Swarga, bahwa ibu adalah jalan anak untuk menemukan kebahagiaan. Memang kami mencari momen, agar berkesan,” ungkapnya.

dr Tangkas menjelaskan, saat pembukaan akan diawali dengan seni tradisional, kemudian dilanjutkan dengan monolog puisi dengan tema keagungan ibu, dan disambung dengan tarian. Barulah setelah itu akan disajikan treatrikan Ibu Ambu Suarga. “Jadi yang disampaikan dalam pertunjukan nanti adalah inti dari pesan-pesan yang ada di lagu itu. Kami memvisualisasikan pesan berupa treatrikalnya. Sehingga antara satu lagu dengan lagu lainnya akan dihubungkan melalui treatrikal ini,” paparnya.

Diakui dr Tangkas, treatrikal ini menjadi pembeda dengan launching-launching sebelumnya. Menurutnya, treatrikal ini baru pertama kali ditampilkan, berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Menjadikan lagu-lagu terangkai dalam satu cerita, bagi dr Tangkas dan tim, adalah sebuah tantangan tersendiri. “Kalau launching sebelumnya kan sebagaimana pertunjukan pada umumnya. MC memanggil penyanyi dan mengenalkan judul lagunya. Nah, kali ini kami mencoba mengemasnya menjadi sebuah cerita, lagu-lagu ini,” jelasnya.

Sementara itu, dalam merampungkan album, kesibukan para siswa memang menjadi kendala tersendiri. Sebanyak 23 orang anak-anak ini berstatus pelajar mulai dari kelas 2 SD hingga X SMA. Proses merampungkan album dikatakan hampir delapan bulan. “Karena kita ini berbanyak, menyesuaikan waktu latihan memang jadi kendala manusiawi. Akan tetapi, kerjasama dengan orangtua saya rasa sangat bagus. Khusus untuk persiapan launching, kami baru latihan sejak tanggal 2 Desember,” tuturnya.

Lebih lanjut dijelaskan, misi Bali Kumara adalah untuk ikut serta mengajegkan seni budaya Bali melalui cara menumbuhkan bibit-bibit penyanyi cilik untuk menyanyi lagu berbahasa Bali. Dalam lagu yang diciptakan dalam album-album Bali Kumara, semua berisikan pesan dan nasehat yang secara tidak langsung bisa dipahami oleh anak-anak masa kini. “Mengajarkan anak-anak berbahasa Bali, dan mengenal bahasa Bali. Termasuk memasukkan pitutur dalam bentuk lagu. Karena kalau anak-anak dinasehati dalam bentuk kata-kata, biasanya lama dimengerti. Tapi kalau dia menyanyi sendiri, pasti cepat masuknya (diresapi, red). Selain itu, memang untuk mengembangkan bakat anak. Semoga nantinya diterima oleh masyarakat, dan dapat merangsang anak-anak secara luas untuk lebih mengenal bahasa Bali sejak dini,” tandasnya. *ind

Komentar