Jam Terbang Kendala Taekwondoin Bali
Pengprov TI Bali mengambil hikmah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Junior Taekwondo, di Gedung POPKI Jakarta, yang berakhir Minggu (16/12) lalu.
DENPASAR, NusaBali
Dengan raihan 1 emas, 3 perak dan 5 perunggu, TI Bali menilai taekwondoin Bali minim jam bertanding. Indikasinya, atlet yang tampil sering terlihat panik di tengah arena. Padahal dari sisi kualitas dan persaingan, mampu memberikan perlawanan ketat dan merepotkan awan. “Ini karena minim pengalaman bertanding. Dengan fakta seperti itu TI Bali akan berburu pertandingan dengan memperbanyak ikut kejuaraan di level nasional," ucap Ketua Umum Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Bali, Anak Agung Lanang Agung Ananda di Denpasar, Selasa (18/12).
Lan Ananda mengakui Jawa Barat menyapu bersih emas poomsae, sedangkan runner up poomsae disapu diraih oleh Jateng. "Kami bersyukur Bali mampu mengambil di putri kategori kyorugi di kelas 46 kg putri lewat Ni Kadek Heni Prikasih," terang Lan Ananda.
Lan Ananda menambahkan, Bali saat ini merupakan salah satu provinsi yang diperhitungkan dalam prestasi. Hanya saja penekannya soal jam terbang saja. Seperti atlet Dewa Gede Tridharma Duta di kelas under 59 kg putra. Saat final melawan atlet DKI unggul secara angka, namun harus dikalahkan oleh wasit karena melakukan pelanggaran mencapai 10. Hal ini menandakan bahwa atlet TI Bali kurang jam bertanding.
Untuk itu program 2019 bahwa atlet Pelatda akan selalu berburu pertandingan. Jangan sampai sudah unggul justru dikalahkan wasit karena melakukan pelanggaran terlalu banyak. "Ke depannya harus mampu menghindari pelanggaran. Apalagi di fase final. Emas di depan mata jadi raib," jelas Lan Ananda. *dek
Lan Ananda mengakui Jawa Barat menyapu bersih emas poomsae, sedangkan runner up poomsae disapu diraih oleh Jateng. "Kami bersyukur Bali mampu mengambil di putri kategori kyorugi di kelas 46 kg putri lewat Ni Kadek Heni Prikasih," terang Lan Ananda.
Lan Ananda menambahkan, Bali saat ini merupakan salah satu provinsi yang diperhitungkan dalam prestasi. Hanya saja penekannya soal jam terbang saja. Seperti atlet Dewa Gede Tridharma Duta di kelas under 59 kg putra. Saat final melawan atlet DKI unggul secara angka, namun harus dikalahkan oleh wasit karena melakukan pelanggaran mencapai 10. Hal ini menandakan bahwa atlet TI Bali kurang jam bertanding.
Untuk itu program 2019 bahwa atlet Pelatda akan selalu berburu pertandingan. Jangan sampai sudah unggul justru dikalahkan wasit karena melakukan pelanggaran terlalu banyak. "Ke depannya harus mampu menghindari pelanggaran. Apalagi di fase final. Emas di depan mata jadi raib," jelas Lan Ananda. *dek
Komentar