Selamat Setelah Jatuh ke Jurang 12 Meter
Seorang petani terperosok ke jurang sedalam 12 meter di wilayah Subak Penasan, Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Rabu (19/12).
SEMARAPURA, NusaBali
Ajaibnya, korban I Wayan Mondoran, 78, petani asal asal Banjar Mungguna, Desa Tihingan berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Korban Wayan Mondoran selamat dari maut dalam kondisi cedera kepala belakang, luka lecet di sejumlah bagian tubuh, serta patah tulang paha, lengan, dan rahang. Setelah berhasil dievakuasi dari dasar jurang, petani sepuh berusia 78 tahun ini kemarin langsung dilarikan ke IGD RSUD Klungkung di Semarapura untuk menjalani perawatan intensif.
Informasi yang dihimpun NusaBali di lapangan, sebelum peristiwa naas terperosok ke jurang sedalam 12 meter ini, korban Wayan Mondoran datang ke sawahnya di Subak Penasan, Desa Tihingan sejak pagi. Biasanya, korban sudah pulang ke rumah siang pukul 12.00 Wita. Namun, Rabu kemarin korban tak kunjung pulang dari sawah.
Karena koorban belum pulang hingga siang pukul 12.00 Wita, maka keponakannya, Agus Saputra, 25, menyusul ke sawah. “Saya langsung mencari paman ke sawah, karena tak kunjung pulang untuk makan siang. Ternyata, paman tidak ada di gubuk sawah,” cerita Agus Saputra.
Selanjutnya, Agus Suputra mencari korban dengan menyusuri seluruh jelinjingan sawah. Ketika lakukan penelusuran di atas jurang pinggir sawah, Agus Suputra tiba-tiba melihat ada sabit dan bekas longsoran. Setelah dilihat ke bawah, Agus Suputra melihat topi pamannya tergeletak di dasar jurang.
Agus Suputra pun langsung lari ke rumah untuk meminta pertolongan warga. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Banjarangkan dan BPBD Klungkung. Tak berselang lama, petugas gabungan dan warga berdatangan ke lokasi TKP sekitar pukul 13.00 Wita. Petugas dan warga kemudian bahu membahu mengevakuasi korban Wayan Mondoran dari dasar jurang.
Proses evakuasi berjalan alot, karena medan yang sulit dan sempit. Dengan menggunakan tali pengaman, dua petugas BPBD Klungkung, yakni Wayan Ariawan dan Agus Sudanta, turun ke dasar jurang. Pada saat bersamaan, krama subak menutup saluran air di hulu yang mengalir ke jurang tersebut untuk memudahkan proses evakuasi.
Dua petugas BPBD yang turun menggunakan tali, menemukan korban Wayan Mondoran terduduk di dasar jurang dalam kondisi masih hidup dan sadar. “Kemungkinan korban saat jatuh ke dasar jurang dalam posisi berdiri. Di bawah ada saluran air semacam terowongan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, kepada NusaBali.
Selanjutnya, korban Wayan Mondoran diikat dengan tali pengaman. Kemudian, puluhan petugas menarik korban dari atas. Setelah berhasil dievakuasi dari dasar jurang, korban lalu diangkat menggunakan tandu. Untuk bisa sampai ke jalan raya, petugas dan warga harus berjalan kaki sejauh 5 km, hingga proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Setelah tiba di jalan raya, korban kemudian dilarikan ke IGD RSUD Klungkung dengan ambulans.
Sedangkan dua petugas BPBD Klungkung yang turun ke dasar jurang untuk mengevakuasi korban, yakni Wayan Ariawan dan Agus Sudanta, langsung lemas saat sampai di atas. Keduanya lemas karena kekurangan Oksigen saat proses evakuasi di dasar jurang.
Sementara itu, Direktur RSUD Klugkung, dr I Nyoman Kesuma, mengatakan korban Wayan Mondoran tiba di IGD dalam kondisi kesadaran menurun. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban mengalami cedera kepala sedang, luka-luka lecet pada beberapa bagian tubuh, benjol di kepala, serta dicurigai patah tulang paha, lengan, dan rahang.
“Pasien sedang ditangani dengan terapi cairan, karena tensinya rendah. Pasien direncanakan untuk di-rontgen dan CT Scan untuk memastikan apakah ada fraktur dan kelainan di otak,” jelas dr Kesuma saat dikonfirmasi kemarin sore. *wan
Ajaibnya, korban I Wayan Mondoran, 78, petani asal asal Banjar Mungguna, Desa Tihingan berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Korban Wayan Mondoran selamat dari maut dalam kondisi cedera kepala belakang, luka lecet di sejumlah bagian tubuh, serta patah tulang paha, lengan, dan rahang. Setelah berhasil dievakuasi dari dasar jurang, petani sepuh berusia 78 tahun ini kemarin langsung dilarikan ke IGD RSUD Klungkung di Semarapura untuk menjalani perawatan intensif.
Informasi yang dihimpun NusaBali di lapangan, sebelum peristiwa naas terperosok ke jurang sedalam 12 meter ini, korban Wayan Mondoran datang ke sawahnya di Subak Penasan, Desa Tihingan sejak pagi. Biasanya, korban sudah pulang ke rumah siang pukul 12.00 Wita. Namun, Rabu kemarin korban tak kunjung pulang dari sawah.
Karena koorban belum pulang hingga siang pukul 12.00 Wita, maka keponakannya, Agus Saputra, 25, menyusul ke sawah. “Saya langsung mencari paman ke sawah, karena tak kunjung pulang untuk makan siang. Ternyata, paman tidak ada di gubuk sawah,” cerita Agus Saputra.
Selanjutnya, Agus Suputra mencari korban dengan menyusuri seluruh jelinjingan sawah. Ketika lakukan penelusuran di atas jurang pinggir sawah, Agus Suputra tiba-tiba melihat ada sabit dan bekas longsoran. Setelah dilihat ke bawah, Agus Suputra melihat topi pamannya tergeletak di dasar jurang.
Agus Suputra pun langsung lari ke rumah untuk meminta pertolongan warga. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Banjarangkan dan BPBD Klungkung. Tak berselang lama, petugas gabungan dan warga berdatangan ke lokasi TKP sekitar pukul 13.00 Wita. Petugas dan warga kemudian bahu membahu mengevakuasi korban Wayan Mondoran dari dasar jurang.
Proses evakuasi berjalan alot, karena medan yang sulit dan sempit. Dengan menggunakan tali pengaman, dua petugas BPBD Klungkung, yakni Wayan Ariawan dan Agus Sudanta, turun ke dasar jurang. Pada saat bersamaan, krama subak menutup saluran air di hulu yang mengalir ke jurang tersebut untuk memudahkan proses evakuasi.
Dua petugas BPBD yang turun menggunakan tali, menemukan korban Wayan Mondoran terduduk di dasar jurang dalam kondisi masih hidup dan sadar. “Kemungkinan korban saat jatuh ke dasar jurang dalam posisi berdiri. Di bawah ada saluran air semacam terowongan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, kepada NusaBali.
Selanjutnya, korban Wayan Mondoran diikat dengan tali pengaman. Kemudian, puluhan petugas menarik korban dari atas. Setelah berhasil dievakuasi dari dasar jurang, korban lalu diangkat menggunakan tandu. Untuk bisa sampai ke jalan raya, petugas dan warga harus berjalan kaki sejauh 5 km, hingga proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Setelah tiba di jalan raya, korban kemudian dilarikan ke IGD RSUD Klungkung dengan ambulans.
Sedangkan dua petugas BPBD Klungkung yang turun ke dasar jurang untuk mengevakuasi korban, yakni Wayan Ariawan dan Agus Sudanta, langsung lemas saat sampai di atas. Keduanya lemas karena kekurangan Oksigen saat proses evakuasi di dasar jurang.
Sementara itu, Direktur RSUD Klugkung, dr I Nyoman Kesuma, mengatakan korban Wayan Mondoran tiba di IGD dalam kondisi kesadaran menurun. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban mengalami cedera kepala sedang, luka-luka lecet pada beberapa bagian tubuh, benjol di kepala, serta dicurigai patah tulang paha, lengan, dan rahang.
“Pasien sedang ditangani dengan terapi cairan, karena tensinya rendah. Pasien direncanakan untuk di-rontgen dan CT Scan untuk memastikan apakah ada fraktur dan kelainan di otak,” jelas dr Kesuma saat dikonfirmasi kemarin sore. *wan
1
Komentar