Pasar Musiman Pergung Kembali Digelar
Pasar musiman di Lapangan Umum Pergung, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang sempat ditiadakan saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, 30 Mei dan 9 Juni lalu, dipastikan kembali digelar serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan, 26 Desember 2018 dan 5 Januari 2019 nanti.
NEGARA, NusaBali
Pasar musiman kali ini akan digelar selama 13 hari mulai Penampahan Galungan, Selasa (25/12) hingga Umanis Kuningan, Minggu (6/12). Ketua Panitia I Nengah Ridja, mengatakan untuk penyelengaraan pasar musiman atau Pasar Adat Pergung pada Galungan dan Kuningan mendatang, sudah mendapat izin dari desa dinas maupun desa adat setempat. Begitu juga koordinasi dengan instansi terkait, pihak kecamatan maupun Polsek Mendoyo.
“Untuk pedagang sudah disiapkan. Ada sekitar 200-an pedagang yang akan berdagang di pasar adat nanti. Konsepnya masih sama seperti sebelum-sebelumnya,” kata Ridja, Rabu (19/12).
Menurut Ridja, Pasar Adat Pergung yang rutin digelar setiap Hari Raya Galungan dan Kuningan sejak tahun 1980 lalu, hanya sempat ditiadakan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, 30 Mei dan 9 Juni 2018 lalu. Saat itu pihaknya tidak menggelar Pasar Adat Pergung karena mengikuti kesepakatan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Mendoyo, yang meminta Pasar Adat Pergung ditiadakan karena alasan keamanan, serangkaian sejumlah aksi terorisme di Jawa. “Ya, kami menghormati pertimbangan keamanan saat Galungan sebelumnya,” ujarnya.
Namun karena gelaran pasar musiman ditiadakan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan sebelumnya, banyak warga yang merasa kecewa. Pasalnya, Pasar Adat Pergung yang buka setiap enam bulan sekali (sesuai kalender Bali, Red) ini sangat identik dengan Galungan dan Kuningan.
“Banyak yang merasa tidak lengkap Galungan dan Kuningan tanpa Pasar Adat Pergung. Tetapi sekarang karena tidak ada masalah gangguan keamanan, ya kami adakan kembali. Waktu ditiadakan sebelumnya, masyarakat setempat juga agak kecewa. Karena mereka biasanya dapat rezeki dari Pasar Adat Pergung,” tandas Ridja yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Kebangkitan Masyarakat Jembrana. *ode
Pasar musiman kali ini akan digelar selama 13 hari mulai Penampahan Galungan, Selasa (25/12) hingga Umanis Kuningan, Minggu (6/12). Ketua Panitia I Nengah Ridja, mengatakan untuk penyelengaraan pasar musiman atau Pasar Adat Pergung pada Galungan dan Kuningan mendatang, sudah mendapat izin dari desa dinas maupun desa adat setempat. Begitu juga koordinasi dengan instansi terkait, pihak kecamatan maupun Polsek Mendoyo.
“Untuk pedagang sudah disiapkan. Ada sekitar 200-an pedagang yang akan berdagang di pasar adat nanti. Konsepnya masih sama seperti sebelum-sebelumnya,” kata Ridja, Rabu (19/12).
Menurut Ridja, Pasar Adat Pergung yang rutin digelar setiap Hari Raya Galungan dan Kuningan sejak tahun 1980 lalu, hanya sempat ditiadakan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, 30 Mei dan 9 Juni 2018 lalu. Saat itu pihaknya tidak menggelar Pasar Adat Pergung karena mengikuti kesepakatan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Mendoyo, yang meminta Pasar Adat Pergung ditiadakan karena alasan keamanan, serangkaian sejumlah aksi terorisme di Jawa. “Ya, kami menghormati pertimbangan keamanan saat Galungan sebelumnya,” ujarnya.
Namun karena gelaran pasar musiman ditiadakan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan sebelumnya, banyak warga yang merasa kecewa. Pasalnya, Pasar Adat Pergung yang buka setiap enam bulan sekali (sesuai kalender Bali, Red) ini sangat identik dengan Galungan dan Kuningan.
“Banyak yang merasa tidak lengkap Galungan dan Kuningan tanpa Pasar Adat Pergung. Tetapi sekarang karena tidak ada masalah gangguan keamanan, ya kami adakan kembali. Waktu ditiadakan sebelumnya, masyarakat setempat juga agak kecewa. Karena mereka biasanya dapat rezeki dari Pasar Adat Pergung,” tandas Ridja yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Kebangkitan Masyarakat Jembrana. *ode
1
Komentar