Asita Dukung Wisata Minat Khusus
Siasati Dongkrak Kunjungan Wisman ke Bali
DENPASAR, NusaBali
DPD Asita Bali menyatakan sepakat dan mendukung upaya pemerintah bersama stakeholder terkait mengembangkan ragam daya tarik wisata dengan minat khusus, untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan memperpanjang masa tinggal wisman di Bali. Hal tersebut sebagai salah satu usaha untuk menjaga kontinuitas bisnis kepariwisataan di Bali sebagai penyumbang terbesar pada perekonomian Bali.
Hal tersebut terungkap dari penjelasan Ketua DPD Asita Bali I Ketut Ardana, Jumat (21/12). Dalam pertemuan akhir tahun dengan kalangan pengurus Asita, Ardana menyatakan sejumlah peristiwa maupun kejadian selama tahun 2018 berpengaruh terhadap kunjungan wisman ke Bali. Kejadian tersebut di antaranya, gempa bumi di Lombok dan Sulawesi, tragedi kecelakaan Lion Air, juga kasus jual murah wisata Bali di China. “Inilah dalam perjalanannya, ada yang membuat kita harus berpikir,” ujar Ardana didampingi sejumlah pengurus Asita Bali, di antaranya Tanto Ruwiyadi, (Bidang Tata Niaga ), Wisnu Arimbawa ( Bidang Tata Krama dan Etika) dan beberapa pengurus lainnya.
“Karena bagaimana pun wisatawan yang ingin berlibur pasti ingin tahu bagaimana kondisi daerah atau tempat wisata mereka,” jelas Ardana, terkait dinamika kunjungan menyusul kejadian bencana alam seperti gempa bumi dan kejadian lainnya.
Terkait pengembangan pasar-pasar wisata minat khusus, Asita kata Ardana, mesti berakar pada pariwisata budaya (Bali). Wisata dengan minat khusus tersebut seperti health tourism, sport tourism, spiritual tourism, desa wisata selain pariwisata meetings incentives conventions and exhibitions (MICE) yang memang selama ini sudah sangat dikenal.
Selain itu pengembangan pasar alternatif, di antaranya kawasan Eropa Tengah, Timur Tengah dan Eropa Timur, Rusia serta beberapa kawasdan di Afrika yang memiliki potensi cukup besar dan daya beli yang tinggi.
Kata Ardana, wisata minat khusus dan pasar- pasar alternatif, diyakini mampu mendukung upaya pemerataan distribusi wisatawan dan optimalisasi peran dan fungsi masing destinasi wisata di Bali. Meski hambatan terkait beberapa peristiwa tersebut, Ardana merasa optimis target 6,5 juta wisatawan ke Bali bisa tercapai 2018.
Sebelumnya rencana pengembangan wisata minat khusus disampaikan Wagub Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana daya Sukawati. Wisatawan minat khusus tersebut selain merupakan tarik baru, juga bertujuan meningkatkan lama tinggal wisman di Bali. *k17
DPD Asita Bali menyatakan sepakat dan mendukung upaya pemerintah bersama stakeholder terkait mengembangkan ragam daya tarik wisata dengan minat khusus, untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan memperpanjang masa tinggal wisman di Bali. Hal tersebut sebagai salah satu usaha untuk menjaga kontinuitas bisnis kepariwisataan di Bali sebagai penyumbang terbesar pada perekonomian Bali.
Hal tersebut terungkap dari penjelasan Ketua DPD Asita Bali I Ketut Ardana, Jumat (21/12). Dalam pertemuan akhir tahun dengan kalangan pengurus Asita, Ardana menyatakan sejumlah peristiwa maupun kejadian selama tahun 2018 berpengaruh terhadap kunjungan wisman ke Bali. Kejadian tersebut di antaranya, gempa bumi di Lombok dan Sulawesi, tragedi kecelakaan Lion Air, juga kasus jual murah wisata Bali di China. “Inilah dalam perjalanannya, ada yang membuat kita harus berpikir,” ujar Ardana didampingi sejumlah pengurus Asita Bali, di antaranya Tanto Ruwiyadi, (Bidang Tata Niaga ), Wisnu Arimbawa ( Bidang Tata Krama dan Etika) dan beberapa pengurus lainnya.
“Karena bagaimana pun wisatawan yang ingin berlibur pasti ingin tahu bagaimana kondisi daerah atau tempat wisata mereka,” jelas Ardana, terkait dinamika kunjungan menyusul kejadian bencana alam seperti gempa bumi dan kejadian lainnya.
Terkait pengembangan pasar-pasar wisata minat khusus, Asita kata Ardana, mesti berakar pada pariwisata budaya (Bali). Wisata dengan minat khusus tersebut seperti health tourism, sport tourism, spiritual tourism, desa wisata selain pariwisata meetings incentives conventions and exhibitions (MICE) yang memang selama ini sudah sangat dikenal.
Selain itu pengembangan pasar alternatif, di antaranya kawasan Eropa Tengah, Timur Tengah dan Eropa Timur, Rusia serta beberapa kawasdan di Afrika yang memiliki potensi cukup besar dan daya beli yang tinggi.
Kata Ardana, wisata minat khusus dan pasar- pasar alternatif, diyakini mampu mendukung upaya pemerataan distribusi wisatawan dan optimalisasi peran dan fungsi masing destinasi wisata di Bali. Meski hambatan terkait beberapa peristiwa tersebut, Ardana merasa optimis target 6,5 juta wisatawan ke Bali bisa tercapai 2018.
Sebelumnya rencana pengembangan wisata minat khusus disampaikan Wagub Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana daya Sukawati. Wisatawan minat khusus tersebut selain merupakan tarik baru, juga bertujuan meningkatkan lama tinggal wisman di Bali. *k17
Komentar