Mesin Konventer Kit Cepat Rusak
Kecepatan mesin tak bisa diatur. Jika dihidupkan gas tancap terus, kecepatannya dikurangi mesin mati.
AMLAPURA, NusaBali
Bantuan mesin konventer kit berbahan bakar elpiji sebanyak 1.081 unit dari Kementerian Kemaritiman cepat rusak. Mesin cepat mengkarat dan tidak cocok digunakan untuk menangkap ikan tongkol karena kecepatan mesin tidak bisa diatur. Nelayan penerima bantuan pun mengeluh sebab belum ada teknisi untuk memperbaiki mesin itu.
Ketua Kelompok Nelayan Camplung Indah, I Nyoman Ariyasa, mengatakan mesin bantuan pemerintah itu sudah mengkarat pada busi dan baling-baling. "Sakral saat dipegang ada strum," ungkap Ariyasa ditemui di Pantai Banjar Tegal Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Minggu (23/12). Dikatakan, Kelompok Nelayan Camplung Indah menerima 12 mesin konventer kit. Anggota kelompok sebanyak 37 nelayan tak bisa menggunakan mesin itu dengan optimal.
Ariyasa mengatakan, mesin konverter kit itu tidak bisa digunakan menangkap ikan tongkol. Kecepatannya tidak bisa diatur. Jika dihidupkan, tancap gas terus, jika dikurangi kecepatannya, mesin mati. "Kami menangkap ikan tongkol gunakan pancing, saat umpan dimakan ikan, mestinya jukung berjalan lambat. Jika terus melaju cepat, tali pancing bisa putus," kata Ariyasa. Menurutnya, mesin konverter kit hanya cocok digunakan menangkap ikan dengan jaring. "Di satu sisi memang irit bahan bakar menggunakan elpiji, tetapi kurang efektif digunakan menangkap ikan menggunakan pancing, lagi pula cepat rusak, bagian-bagian mesin mulai mengkarat," tambahnya.
Nelayan lainnya, Gede Putu Suadnyana, Made Kartika, dan Made Sariana menunjukkan bagian mesin dan pipa penghubung baling-baling yang mengkarat. "Mesin jukung pada umumnya lama tidak mengkarat dan mudah diservice. Mesin bantuan ini tidak," kata Made Sariana. Dijelaskan, bantuan mesin yang diterima nelayan dengan kekuatan satu mesin 6,5 PK, ditambah dua tabung gas elpiji, nilai bantuan per paket Rp 10 juta.
Mesin konventer kit merupakan rangkaian komponen khusus untuk mengkonversi atau mengubah pemakaian bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas atau elpiji yang dimasukkan atau diinjeksikan ke dalam ruang bahan bakar pada silinder mesin kendaraan bermotor. Saat penyerahan bantuan, hadir teknisi Amin Bingas dari Desa/Kecamatan Kelopak Kedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Bantuan 1.081 mesin diserahkan pada tahun 2018 dari 1.200 nelayan yang diverifikasi. Bantuan diserahkan untuk nelayan di empat kecamatan masing-masing Kecamatan Kubu 345 mesin, Kecamatan Abang sebanyak 380 mesin, Kecamatan Karangasem dan Manggis sebanyak 356 mesin.
Kepala Dinas Perikanan Karangasem, I Ketut Artama, mengakui belum ada teknisi di Karangasem untuk service mesin konventer kit. Dinas Perikanan Karangasem sedang melatih tenaga teknisi dari nelayan setempat dengan instruktur Anin Bingas. "Harapan ke depan, agar semua nelayan bisa jadi teknisi," katanya. *k16
Bantuan mesin konventer kit berbahan bakar elpiji sebanyak 1.081 unit dari Kementerian Kemaritiman cepat rusak. Mesin cepat mengkarat dan tidak cocok digunakan untuk menangkap ikan tongkol karena kecepatan mesin tidak bisa diatur. Nelayan penerima bantuan pun mengeluh sebab belum ada teknisi untuk memperbaiki mesin itu.
Ketua Kelompok Nelayan Camplung Indah, I Nyoman Ariyasa, mengatakan mesin bantuan pemerintah itu sudah mengkarat pada busi dan baling-baling. "Sakral saat dipegang ada strum," ungkap Ariyasa ditemui di Pantai Banjar Tegal Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Minggu (23/12). Dikatakan, Kelompok Nelayan Camplung Indah menerima 12 mesin konventer kit. Anggota kelompok sebanyak 37 nelayan tak bisa menggunakan mesin itu dengan optimal.
Ariyasa mengatakan, mesin konverter kit itu tidak bisa digunakan menangkap ikan tongkol. Kecepatannya tidak bisa diatur. Jika dihidupkan, tancap gas terus, jika dikurangi kecepatannya, mesin mati. "Kami menangkap ikan tongkol gunakan pancing, saat umpan dimakan ikan, mestinya jukung berjalan lambat. Jika terus melaju cepat, tali pancing bisa putus," kata Ariyasa. Menurutnya, mesin konverter kit hanya cocok digunakan menangkap ikan dengan jaring. "Di satu sisi memang irit bahan bakar menggunakan elpiji, tetapi kurang efektif digunakan menangkap ikan menggunakan pancing, lagi pula cepat rusak, bagian-bagian mesin mulai mengkarat," tambahnya.
Nelayan lainnya, Gede Putu Suadnyana, Made Kartika, dan Made Sariana menunjukkan bagian mesin dan pipa penghubung baling-baling yang mengkarat. "Mesin jukung pada umumnya lama tidak mengkarat dan mudah diservice. Mesin bantuan ini tidak," kata Made Sariana. Dijelaskan, bantuan mesin yang diterima nelayan dengan kekuatan satu mesin 6,5 PK, ditambah dua tabung gas elpiji, nilai bantuan per paket Rp 10 juta.
Mesin konventer kit merupakan rangkaian komponen khusus untuk mengkonversi atau mengubah pemakaian bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas atau elpiji yang dimasukkan atau diinjeksikan ke dalam ruang bahan bakar pada silinder mesin kendaraan bermotor. Saat penyerahan bantuan, hadir teknisi Amin Bingas dari Desa/Kecamatan Kelopak Kedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Bantuan 1.081 mesin diserahkan pada tahun 2018 dari 1.200 nelayan yang diverifikasi. Bantuan diserahkan untuk nelayan di empat kecamatan masing-masing Kecamatan Kubu 345 mesin, Kecamatan Abang sebanyak 380 mesin, Kecamatan Karangasem dan Manggis sebanyak 356 mesin.
Kepala Dinas Perikanan Karangasem, I Ketut Artama, mengakui belum ada teknisi di Karangasem untuk service mesin konventer kit. Dinas Perikanan Karangasem sedang melatih tenaga teknisi dari nelayan setempat dengan instruktur Anin Bingas. "Harapan ke depan, agar semua nelayan bisa jadi teknisi," katanya. *k16
Komentar