Ulun Danu Beratan Bakal Terapkan Parkir Elektronik
Tekan angka kebocoran, Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, berencana menerapkan parkir elektronik.
TABANAN, NusaBali
Saat ini sedang dirancang dan dilakukan penjajakan dengan beberapa bank. Jika disetujui oleh pihak badan pengelola, pada Juni 2019 parkir elektronik ditarget sudah berjalan. Manajer DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika, menerangkan memang sistem parkir di DTW Ulun Danu Beratan akan dirancang parkir elektronik. Dia telah melakukan penjajakan ke dua bank yakni BNI dan BPD Bali. Bahkan sudah sempat melakukan study banding ke Jakarta. “Study banding pada 30 November lalu,” imbuhnya, Minggu (23/12).
Dikatakan, parkir elektronik yang akan diterapkan mirip dengan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Yakni menggunakan sistem barrier gate (palang parkir). Cara singkatnya, pengunjung yang datang ke DTW Ulun Danu Beratan sebelum parkir, memencet mesin tombol karcis terlebih dahulu, kemudian palang parkir akan terbuka. Setelah selesai berkunjung baru membayar parkir. “Bayar parkir bisa menggunakan e-money (uang elektronik) atau secara tunai,” kata Mustika.
Lantaran di DTW Ulun Danu Beratan selain dikunjungi wisatawan, juga ada pamedek yang tangkil, Mustika menegaskan akan merancang sistem parkir elektronik sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan konflik. Akan disiapkan dua pintu masuk dan dua pintu keluar sehingga kekroditan dapat diantisipasi. “Pamedek tetap dikenakan parkir masuk, tetapi tidak masuk di sistem barrier gate, karena kami sediakan parkir khusus,” akunya.
Mustika menambahkan, untuk penerapan parkir elektronik tersebut direncanakan akan membeli sendiri dua unit mesin barrier gate yang diperkirakan per unit memakan biaya Rp 300 juta. Sehingga total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 750 juta. Rencana ini segera akan dikoordinasikan dalam rapat badan pengelola. Jika sudah disetujui secepatnya akan diterapkan. “Paling lambat bulan enam (Juni) 2019 sudah berjalan, dan mesinnya juga rencananya beli sendiri, tinggal sistemnya yang akan bekerjasama dengan bank,” ucapnya.
Diakui Mustika penerapan sistem parkir elektronik bertujuan untuk memanfaatkan teknologi yang ada agar sistem berjalan efisien. Termasuk untuk menekan kebocoran meskipun di DTW Ulun Danu diakuinya tidak ada kebocoran yang dimaksud. “Meskipun rencana adanya penerapan parkir elektronik, sementara ini tidak ada kenaikan tarif parkir maupun tiket, kemungkinan kenaikan tiket akan dilakukan di tahun 2020,” tandas Mustika.
Untuk saat ini parkir masuk ke DTW Ulun Danu Beratan untuk kendaraan bus sebesar Rp 10.000, kendaraan roda empat Rp 5.000, bus mini sejenis elf Rp 5.000, dan roda dua Rp 3.000. *de
Saat ini sedang dirancang dan dilakukan penjajakan dengan beberapa bank. Jika disetujui oleh pihak badan pengelola, pada Juni 2019 parkir elektronik ditarget sudah berjalan. Manajer DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika, menerangkan memang sistem parkir di DTW Ulun Danu Beratan akan dirancang parkir elektronik. Dia telah melakukan penjajakan ke dua bank yakni BNI dan BPD Bali. Bahkan sudah sempat melakukan study banding ke Jakarta. “Study banding pada 30 November lalu,” imbuhnya, Minggu (23/12).
Dikatakan, parkir elektronik yang akan diterapkan mirip dengan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Yakni menggunakan sistem barrier gate (palang parkir). Cara singkatnya, pengunjung yang datang ke DTW Ulun Danu Beratan sebelum parkir, memencet mesin tombol karcis terlebih dahulu, kemudian palang parkir akan terbuka. Setelah selesai berkunjung baru membayar parkir. “Bayar parkir bisa menggunakan e-money (uang elektronik) atau secara tunai,” kata Mustika.
Lantaran di DTW Ulun Danu Beratan selain dikunjungi wisatawan, juga ada pamedek yang tangkil, Mustika menegaskan akan merancang sistem parkir elektronik sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan konflik. Akan disiapkan dua pintu masuk dan dua pintu keluar sehingga kekroditan dapat diantisipasi. “Pamedek tetap dikenakan parkir masuk, tetapi tidak masuk di sistem barrier gate, karena kami sediakan parkir khusus,” akunya.
Mustika menambahkan, untuk penerapan parkir elektronik tersebut direncanakan akan membeli sendiri dua unit mesin barrier gate yang diperkirakan per unit memakan biaya Rp 300 juta. Sehingga total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 750 juta. Rencana ini segera akan dikoordinasikan dalam rapat badan pengelola. Jika sudah disetujui secepatnya akan diterapkan. “Paling lambat bulan enam (Juni) 2019 sudah berjalan, dan mesinnya juga rencananya beli sendiri, tinggal sistemnya yang akan bekerjasama dengan bank,” ucapnya.
Diakui Mustika penerapan sistem parkir elektronik bertujuan untuk memanfaatkan teknologi yang ada agar sistem berjalan efisien. Termasuk untuk menekan kebocoran meskipun di DTW Ulun Danu diakuinya tidak ada kebocoran yang dimaksud. “Meskipun rencana adanya penerapan parkir elektronik, sementara ini tidak ada kenaikan tarif parkir maupun tiket, kemungkinan kenaikan tiket akan dilakukan di tahun 2020,” tandas Mustika.
Untuk saat ini parkir masuk ke DTW Ulun Danu Beratan untuk kendaraan bus sebesar Rp 10.000, kendaraan roda empat Rp 5.000, bus mini sejenis elf Rp 5.000, dan roda dua Rp 3.000. *de
Komentar