IPHB Buka Donasi untuk Korban Tsunami
Ikatan Pemuda Hindu Banten (IPHB) membuka donasi untuk korban tsunami Selat Sunda.
JAKARTA, NusaBali
Hari Raya Galungan, Rabu (26/12) menjadi momen bagi mereka dalam menggalang bantuan. Mereka akan menyalurkan bantuan tersebut pada Minggu (30/12) ke korban tsunami yang menerpa Pantai Anyer, Pandeglang Banten.
"Setelah terjadi tsunami di Anyer, kami memang berencana melakukan penggalangan bantuan. Namun baru bergerak dan bergerilya saat hari raya Galungan kemarin, karena banyak umat berdatangan ke Pura," ujar Humas IPHB I Ketut Yasa Giriana atau biasa Gading kepada NusaBali, Kamis (27/12).
Gading menyatakan, IPHB membuka donasi bagi korban tsunami Selat Sunda karena hati nurani mereka terketuk untuk meringankan beban korban. Apalagi kejadian masih berada di satu provinsi dengan mereka tinggal. Mereka tidak melihat etnis ketika memberikan bantuan.
"Namanya musibah, apa salahnya kita meringankan beban mereka tanpa melihat etnis dan suku," kata Gading. IPHB membuka posko di Pura se-Banten. Mulai dari Pura Eka Wira Anantha (Serang), Pura Kertajaya (Tangerang), Pura Parahyangan Agung Bhuwana Raksati (Tigaraksa, Tangerang). Lalu Pura Parahyangan Jagat Guru (BSD, Tangerang Selatan), Pura Dharma Sidhi (Ciledug, Kota Tangerang) dan Pura Merta Sari (Rempoa, Tangerang Selatan).
Bantuan bisa berupa dana tunai, baju layak pakai, makanan dan obat-obatan. Hari pertama pada Rabu (26/12), respon umat sangat tinggi. Terlebih penggalangan bantuan mereka lakukan pas Hari Raya Galungan sehingga umat bisa langsung menyalurkan bantuan kepada mereka.
Salah satunya di Pura Serang, mereka mendapat dana tunai Rp. 4 juta lebih dan 25 kardus berisi pakaian serta makanan ringan. IPHB membuka donasi sampai Sabtu (29/12). Semua bantuan dari posko lain nantinya di pusatkan ke Pura Serang.
Selanjutnya mereka menyerahkan bantuan kepada korban bencana tsunami di Anyer bersama PHDI provinsi Banten. Sampai saat ini, kata Gading, tidak ada korban dari krama Bali yang tinggal di Serang. Lantaran lokasi mereka tinggal, jauh dari kejadian.
Namun ada krama Bali yang bekerja di salah satu hotel di Anyer akan mengungsi di Pura Serang. "Namanya bapak Made Nada. Beliau mengabarkan akan mengungsi ke Pura, karena tempat tinggalnya terkena banjir. Saat ini beliau sedang packing barang-barangnya," jelas Gading. *k22
Hari Raya Galungan, Rabu (26/12) menjadi momen bagi mereka dalam menggalang bantuan. Mereka akan menyalurkan bantuan tersebut pada Minggu (30/12) ke korban tsunami yang menerpa Pantai Anyer, Pandeglang Banten.
"Setelah terjadi tsunami di Anyer, kami memang berencana melakukan penggalangan bantuan. Namun baru bergerak dan bergerilya saat hari raya Galungan kemarin, karena banyak umat berdatangan ke Pura," ujar Humas IPHB I Ketut Yasa Giriana atau biasa Gading kepada NusaBali, Kamis (27/12).
Gading menyatakan, IPHB membuka donasi bagi korban tsunami Selat Sunda karena hati nurani mereka terketuk untuk meringankan beban korban. Apalagi kejadian masih berada di satu provinsi dengan mereka tinggal. Mereka tidak melihat etnis ketika memberikan bantuan.
"Namanya musibah, apa salahnya kita meringankan beban mereka tanpa melihat etnis dan suku," kata Gading. IPHB membuka posko di Pura se-Banten. Mulai dari Pura Eka Wira Anantha (Serang), Pura Kertajaya (Tangerang), Pura Parahyangan Agung Bhuwana Raksati (Tigaraksa, Tangerang). Lalu Pura Parahyangan Jagat Guru (BSD, Tangerang Selatan), Pura Dharma Sidhi (Ciledug, Kota Tangerang) dan Pura Merta Sari (Rempoa, Tangerang Selatan).
Bantuan bisa berupa dana tunai, baju layak pakai, makanan dan obat-obatan. Hari pertama pada Rabu (26/12), respon umat sangat tinggi. Terlebih penggalangan bantuan mereka lakukan pas Hari Raya Galungan sehingga umat bisa langsung menyalurkan bantuan kepada mereka.
Salah satunya di Pura Serang, mereka mendapat dana tunai Rp. 4 juta lebih dan 25 kardus berisi pakaian serta makanan ringan. IPHB membuka donasi sampai Sabtu (29/12). Semua bantuan dari posko lain nantinya di pusatkan ke Pura Serang.
Selanjutnya mereka menyerahkan bantuan kepada korban bencana tsunami di Anyer bersama PHDI provinsi Banten. Sampai saat ini, kata Gading, tidak ada korban dari krama Bali yang tinggal di Serang. Lantaran lokasi mereka tinggal, jauh dari kejadian.
Namun ada krama Bali yang bekerja di salah satu hotel di Anyer akan mengungsi di Pura Serang. "Namanya bapak Made Nada. Beliau mengabarkan akan mengungsi ke Pura, karena tempat tinggalnya terkena banjir. Saat ini beliau sedang packing barang-barangnya," jelas Gading. *k22
Komentar