Kapolda Bali Lanjutkan 9 Commander Wish 2018
Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose akan terus melanjutkan 9 commnander wish 2018 di tahun 2019 mendatang.
MANGUPURA, NusaBali
Kapolda Petrus Golose canangkan dua hal penting yang akan dilaksanakan bersamaan dengan 9 commader wish 2019 nanti, yakni menggelorakan semangat persatuan & kesatuan melalui empat konsen-sus kebangsaan dan pemberantasan narkotika.
Hal ini dipaparkan Kapolda Pettus Golose saat menggelar jumpa pers dalam rangka analisa dan evaluasi (Anev) Kamtibmas akhir tahun 2018 di Kudeta Restaurant Seminyak, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Jumat (28/12). Menurut Petrus, menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan penting dilakukan, mengingat 2019 akan digelar pesta gong demokrasi Pileg/Pilpres bersamaan, 17 April.
Sedangkan pemusatan perhatian terhadap masalah narkoba, kata Petrus, penting karena narkotika merupakan masalah transnational, masalah inter state, dan international crime. Disebutkan, masalah narkotika tidak gampang untuk memusnahkannya, apalagi Bali merupakan daerah tujuan wisata dunia.
Dalam menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan, kata Petrus, termasuk di dalamnya adalah pemberantasan aksi premanisme, narkotika, dan organized crime lainya. Baginya, tak ada ruang untuk aksi premanisme dan kejahatan lainya yang menyengsarakan rakyat kecil di Bali.
“Tidak boleh, tidak saya izinkan tindak pidana yang menyengsarakan rakyat kecil di Bali oleh aksi premanisme. Apabila mereka kembali menyengsarakan rakyat kecil, akan berhadapan dengan saya dan jajaran saya,” kata Jenderal Polisi Bintang Dua yang bikin tiarap aksi premanisme slama 2 tahun jadi Kapolda Bali ini.
Dalam jumpa pers yang yang dihadiri pimpinan media, jajaran perwira Polda Bali, dan Kapolresta/Kapolres se-Bali kemarin, Petrus mencanangkan untuk memutus narkoba jaringan internasional. Guna mewujudkan hal itu, pihaknya akan kerja sama dengan negara lain untuk memburu buronan narkotika internasional. Walaupun Bali ini adalah regional police, tapi seizin pinpinan Polri, Polda Bali juga melakukan kegiatan-kegiatan langsung police to police dengan negara lain.
Menurut Petrus, Bali bukan hanya leveling Polda, tapi juga merupakan representasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. “Kita mengguncang dunia dari Bali dengan menyampaikan pesan-pesan damai. Kita harus bersama-sama menyuarakan bahwa intoleran bukan ciri khas bangsa kita,” tegas Petrus.
Dalam kesempatan itu, Petrus juga mengungkap pencapaian Polda Bali selama 2018. Secara umum, pelayanan selama 2018, Polda Bali bisa melakukan tugas dengan optimal dalam menjaga dan menertibkan wilayah Bali. Polda Bali bisa melakukan pengungkapan-pengungkapan kasus transnational organized crime.
Selain itu, Polda Bali juga berhasil mengamankan sejumlah event berskala internasional, seperti Annual Meeting IMF-WB di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 8-14 Oktober 2018. Karena keberhasilannya dalam mengamankan event internasional yang dihadiri puluhan ribu delegasi dari 189 negara itu, Kapolda Bali mendapat pengharagan dari Menko Kemaritiman, Gubernur Bank Indonesia, dan Menteri Keuangan.
“Polda Bali dapat pengharagaan itu karena mampu menciptakan situasi yang amat sangat kondusif selama IMF-WB dengan zero crime. Selain itu, juga mampu mengatur pengaturan traffic dan penjagaan kepada para delegasi. Kita ketahui yang datang saat itu amat sangat VVIP,” tandas Petrus. *po
Hal ini dipaparkan Kapolda Pettus Golose saat menggelar jumpa pers dalam rangka analisa dan evaluasi (Anev) Kamtibmas akhir tahun 2018 di Kudeta Restaurant Seminyak, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Jumat (28/12). Menurut Petrus, menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan penting dilakukan, mengingat 2019 akan digelar pesta gong demokrasi Pileg/Pilpres bersamaan, 17 April.
Sedangkan pemusatan perhatian terhadap masalah narkoba, kata Petrus, penting karena narkotika merupakan masalah transnational, masalah inter state, dan international crime. Disebutkan, masalah narkotika tidak gampang untuk memusnahkannya, apalagi Bali merupakan daerah tujuan wisata dunia.
Dalam menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan, kata Petrus, termasuk di dalamnya adalah pemberantasan aksi premanisme, narkotika, dan organized crime lainya. Baginya, tak ada ruang untuk aksi premanisme dan kejahatan lainya yang menyengsarakan rakyat kecil di Bali.
“Tidak boleh, tidak saya izinkan tindak pidana yang menyengsarakan rakyat kecil di Bali oleh aksi premanisme. Apabila mereka kembali menyengsarakan rakyat kecil, akan berhadapan dengan saya dan jajaran saya,” kata Jenderal Polisi Bintang Dua yang bikin tiarap aksi premanisme slama 2 tahun jadi Kapolda Bali ini.
Dalam jumpa pers yang yang dihadiri pimpinan media, jajaran perwira Polda Bali, dan Kapolresta/Kapolres se-Bali kemarin, Petrus mencanangkan untuk memutus narkoba jaringan internasional. Guna mewujudkan hal itu, pihaknya akan kerja sama dengan negara lain untuk memburu buronan narkotika internasional. Walaupun Bali ini adalah regional police, tapi seizin pinpinan Polri, Polda Bali juga melakukan kegiatan-kegiatan langsung police to police dengan negara lain.
Menurut Petrus, Bali bukan hanya leveling Polda, tapi juga merupakan representasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. “Kita mengguncang dunia dari Bali dengan menyampaikan pesan-pesan damai. Kita harus bersama-sama menyuarakan bahwa intoleran bukan ciri khas bangsa kita,” tegas Petrus.
Dalam kesempatan itu, Petrus juga mengungkap pencapaian Polda Bali selama 2018. Secara umum, pelayanan selama 2018, Polda Bali bisa melakukan tugas dengan optimal dalam menjaga dan menertibkan wilayah Bali. Polda Bali bisa melakukan pengungkapan-pengungkapan kasus transnational organized crime.
Selain itu, Polda Bali juga berhasil mengamankan sejumlah event berskala internasional, seperti Annual Meeting IMF-WB di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 8-14 Oktober 2018. Karena keberhasilannya dalam mengamankan event internasional yang dihadiri puluhan ribu delegasi dari 189 negara itu, Kapolda Bali mendapat pengharagan dari Menko Kemaritiman, Gubernur Bank Indonesia, dan Menteri Keuangan.
“Polda Bali dapat pengharagaan itu karena mampu menciptakan situasi yang amat sangat kondusif selama IMF-WB dengan zero crime. Selain itu, juga mampu mengatur pengaturan traffic dan penjagaan kepada para delegasi. Kita ketahui yang datang saat itu amat sangat VVIP,” tandas Petrus. *po
Komentar