Menhub Akan Cek Lokasi Bandara, Bendesa Pakraman Kubutambahan Siapkan Peta
Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi dijadwalkan meninjau lokasi rencana pembangunan bandara internasional di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Minggu (30/12) hari ini.
Kepala Dishub Bali Mengaku Tidak Tahu
SINGARAJA, NusaBali
Menhub disebutkan ingin memastikan kesiapan lahan sebelum izin penetapan lokasi (Penlok) diterbitkan. Pihak Desa Pakraman Kubutambahan pun menyiapkan peta bidang lahan duwen pura, yang akan dijadikan lokasi bandara untuk ditunjukkan pada Menhub.
Informasi dihimpun, Menhub Budi Karya Sumadi menuju Buleleng dengan menaiki pesawat helikopter dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Helikopter berpenumpang Menhub akan mendarat di areal Sekolah Polisi Negara (SPN), Jalan Lingga Singaraja sekitar pukul 11.00 Wita.
Rombongan Menhub akan diterima oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, serta sejumlah pejabat Pemprov Bali.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Buleleng Gede Gunawan AP, membenarkan ada kunjungan Menhub Budi Karya Sumadi ke lokasi bandara di Desa Kubutambahan. Namun Gunawan mengaku belum mengetahui persis tujuan dari kunjungan tersebut. Sepengetahuannya, kunjungan itu sebatas meninjau lokasi lahan bandara. “Kalau melihat dari rundown kegiatannya, hanya meninjau lokasi bandara di Kubutambahan. Untuk sementara titik lokasinya kunjungan dipusatkan di kawasan Bukit Teletubise, Kubutambahan. Baru sebatas itu informasinya,” tutur Gunawan, Sabtu (29/12).
Sementara Bendesa Pakraman Kubutambahan Jero Pasek Ketut Warkadea yang ditemui di rumahnya, Jalan Komodo Singaraja, mengaku telah mendapat pemberitahuan soal rencana Menhub Budi Karya Sumadi meninjau lokasi bandara. Namun Jero Pasek Warkadea juga mengaku belum mengetahui persis apakah peninjauan lokasi bandara itu dalam rangka penerbitan izin penlok. Kendati demikian, Jero Pasek Warkadea telah menyiapkan dokumen berupa peta bidang lahan seluas 370 hektare yang akan dijadikan lokasi bandara. Lahan seluas 370 hektare itu seluruhnya merupakan lahan duwen pura (DP).
”Besok (Minggu hari ini) peta bidang lahan itu akan saya tunjukkan pada Pak Menteri. Keseluruhan lahan itu merupakan duwen pura, ya milik Adat Kubutambahan,” kata Jero Pasek Warkadea sambil menunjukkan gambar peta bidang lahan duwen pura.
Jero Pasek Warkadea juga akan melibatkan Desa Melinggih (Krama Negak) yang berjumlah 33 orang, untuk ikut hadir dalam agenda peninjauan lokasi bandara oleh Menhub Budi Karya Sumadi. “Saya libatkan Desa Melinggih, agar mereka juga mengetahui apa yang akan disampaikan oleh Menhub nanti. Mungkin nanti dari perangkat desa dinas juga akan hadir,” ujarnya.
Untuk diketahui, lahan seluas 370 hektare, milik Desa Pakraman Kubutambahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan bandara internasional sudah bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama pihak ketiga. Konon HGB itu berlaku hingga tahun 2026.
Desa Pakraman Kubutambahan memiliki lahan duwen desa seluas 425 hektare, yang berlokasi di dua Banjar, yakni Banjar Adat Kubuanyar dan Banjar Adat Tukad Ampel. Dari total lahan adat, seluas 370 hektare disewakan kepada PT Pinang Propertindo yang beralamat di Jakarta dengan status HGB, sejak tahun 1991 silam. PT Pinang Propertindo mengontrak dengan sewa sebesar Rp 300 per meter persegi, selama 30 tahun dan bisa diperpanjang lagi.
Konon PT Pinang Propertindo rencananya membangun sarana prasarana pendukung pariwisata seperti hotel dan lapangan golf. Namun sejak dikontrak, tidak ada aktivitas. PT Pinang Propertindo kemudian memperpanjang kontrak hingga 3 kali, sampai tahun 2026.
Sementara Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra dihubungi NusaBali, Sabtu (29/12), mengatakan kegiatan Menhub Budi Karya Sumadi masih tentatif. Humas dan Protokol Pemprov Bali pun sudah menerima informasi dan pemberitahuan bahwa Menhub akan hadir di Buleleng. “Itu masih tentatif, memang rundown sudah ada. Rencananya Menhub akan datang ke Bali melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan Bandara Buleleng besok (hari ini),” kata Dewa Mahendra.
Menurut Dewa Mahendra kegiatan Menhub tidak ada lagi selain meninjau lokasi pembangunan Bandara Buleleng didampingi sejumlah Dirjen Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan. “Rencananya hanya meninjau lokasi pembangunan Bandara Buleleng di Kubutambahan, belum ada agenda lain. Kan langsung dari Jakarta ke Bali,” tegasnya.
Tetapi rencana kunjungan Menhub ini tidak diketahui Kepala Dishub Provinsi Bali. Kadishub Bali I Gusti Agung Sudarsana ketika dikonfirmasi NusaBali, Sabtu siang kemarin mengaku tidak tahu Menhub Budi Karya Sumadi akan hadir di Bali. “Wah, saya nggak tahu. Belum dapat info saya. Apakah Pak Menhub akan ke Bali, kami di Bali belum dikasih tahu,” ujar mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali ini.
Agung Sudarsana menyebutkan perkembangan terakhir soal Bandara Buleleng adalah sesuai dengan yang dipaparkan Gubernur Bali Wayan Koster di Lovina, Buleleng, pekan lalu. “Ya perkembangan pembangunan Bandara Buleleng itu sesuai dengan paparan Pak Koster di Lovina beberapa waktu lalu. Bandara Buleleng di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Ya itu saja, perkembangan pembangunan saya nggak tahu,” ujar Sudarsana. *k19, nat
SINGARAJA, NusaBali
Menhub disebutkan ingin memastikan kesiapan lahan sebelum izin penetapan lokasi (Penlok) diterbitkan. Pihak Desa Pakraman Kubutambahan pun menyiapkan peta bidang lahan duwen pura, yang akan dijadikan lokasi bandara untuk ditunjukkan pada Menhub.
Informasi dihimpun, Menhub Budi Karya Sumadi menuju Buleleng dengan menaiki pesawat helikopter dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Helikopter berpenumpang Menhub akan mendarat di areal Sekolah Polisi Negara (SPN), Jalan Lingga Singaraja sekitar pukul 11.00 Wita.
Rombongan Menhub akan diterima oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, serta sejumlah pejabat Pemprov Bali.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Buleleng Gede Gunawan AP, membenarkan ada kunjungan Menhub Budi Karya Sumadi ke lokasi bandara di Desa Kubutambahan. Namun Gunawan mengaku belum mengetahui persis tujuan dari kunjungan tersebut. Sepengetahuannya, kunjungan itu sebatas meninjau lokasi lahan bandara. “Kalau melihat dari rundown kegiatannya, hanya meninjau lokasi bandara di Kubutambahan. Untuk sementara titik lokasinya kunjungan dipusatkan di kawasan Bukit Teletubise, Kubutambahan. Baru sebatas itu informasinya,” tutur Gunawan, Sabtu (29/12).
Sementara Bendesa Pakraman Kubutambahan Jero Pasek Ketut Warkadea yang ditemui di rumahnya, Jalan Komodo Singaraja, mengaku telah mendapat pemberitahuan soal rencana Menhub Budi Karya Sumadi meninjau lokasi bandara. Namun Jero Pasek Warkadea juga mengaku belum mengetahui persis apakah peninjauan lokasi bandara itu dalam rangka penerbitan izin penlok. Kendati demikian, Jero Pasek Warkadea telah menyiapkan dokumen berupa peta bidang lahan seluas 370 hektare yang akan dijadikan lokasi bandara. Lahan seluas 370 hektare itu seluruhnya merupakan lahan duwen pura (DP).
”Besok (Minggu hari ini) peta bidang lahan itu akan saya tunjukkan pada Pak Menteri. Keseluruhan lahan itu merupakan duwen pura, ya milik Adat Kubutambahan,” kata Jero Pasek Warkadea sambil menunjukkan gambar peta bidang lahan duwen pura.
Jero Pasek Warkadea juga akan melibatkan Desa Melinggih (Krama Negak) yang berjumlah 33 orang, untuk ikut hadir dalam agenda peninjauan lokasi bandara oleh Menhub Budi Karya Sumadi. “Saya libatkan Desa Melinggih, agar mereka juga mengetahui apa yang akan disampaikan oleh Menhub nanti. Mungkin nanti dari perangkat desa dinas juga akan hadir,” ujarnya.
Untuk diketahui, lahan seluas 370 hektare, milik Desa Pakraman Kubutambahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan bandara internasional sudah bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama pihak ketiga. Konon HGB itu berlaku hingga tahun 2026.
Desa Pakraman Kubutambahan memiliki lahan duwen desa seluas 425 hektare, yang berlokasi di dua Banjar, yakni Banjar Adat Kubuanyar dan Banjar Adat Tukad Ampel. Dari total lahan adat, seluas 370 hektare disewakan kepada PT Pinang Propertindo yang beralamat di Jakarta dengan status HGB, sejak tahun 1991 silam. PT Pinang Propertindo mengontrak dengan sewa sebesar Rp 300 per meter persegi, selama 30 tahun dan bisa diperpanjang lagi.
Konon PT Pinang Propertindo rencananya membangun sarana prasarana pendukung pariwisata seperti hotel dan lapangan golf. Namun sejak dikontrak, tidak ada aktivitas. PT Pinang Propertindo kemudian memperpanjang kontrak hingga 3 kali, sampai tahun 2026.
Sementara Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra dihubungi NusaBali, Sabtu (29/12), mengatakan kegiatan Menhub Budi Karya Sumadi masih tentatif. Humas dan Protokol Pemprov Bali pun sudah menerima informasi dan pemberitahuan bahwa Menhub akan hadir di Buleleng. “Itu masih tentatif, memang rundown sudah ada. Rencananya Menhub akan datang ke Bali melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan Bandara Buleleng besok (hari ini),” kata Dewa Mahendra.
Menurut Dewa Mahendra kegiatan Menhub tidak ada lagi selain meninjau lokasi pembangunan Bandara Buleleng didampingi sejumlah Dirjen Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan. “Rencananya hanya meninjau lokasi pembangunan Bandara Buleleng di Kubutambahan, belum ada agenda lain. Kan langsung dari Jakarta ke Bali,” tegasnya.
Tetapi rencana kunjungan Menhub ini tidak diketahui Kepala Dishub Provinsi Bali. Kadishub Bali I Gusti Agung Sudarsana ketika dikonfirmasi NusaBali, Sabtu siang kemarin mengaku tidak tahu Menhub Budi Karya Sumadi akan hadir di Bali. “Wah, saya nggak tahu. Belum dapat info saya. Apakah Pak Menhub akan ke Bali, kami di Bali belum dikasih tahu,” ujar mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali ini.
Agung Sudarsana menyebutkan perkembangan terakhir soal Bandara Buleleng adalah sesuai dengan yang dipaparkan Gubernur Bali Wayan Koster di Lovina, Buleleng, pekan lalu. “Ya perkembangan pembangunan Bandara Buleleng itu sesuai dengan paparan Pak Koster di Lovina beberapa waktu lalu. Bandara Buleleng di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Ya itu saja, perkembangan pembangunan saya nggak tahu,” ujar Sudarsana. *k19, nat
1
Komentar