Siat Yeh, Melebur Aura Negatif di Tahun Baru
Siat Yeh (perang air) di Desa Pakraman Suwat, Desa Suwat, Kecamatan Gianyar, Gianyar, sudah menjadi tradisi menggawali tahun baru.
GIANYAR, NusaBali
Siat Yeh rutin digelar setiap tanggal 1 Januari. Seperti dilakukan oleh ratusan warga, Selasa (1/1) sore.
Kegiatan ini berlangsung di Catus Pata Desa Suwat, diikuti ratusan warga baik laki-laki maupun perempuan. Ketua Panitia Siat Yeh Putu Darmen Sidanta menjelaskan perang itu sebagai memerangi emosi dan sifat negatif di dalam diri selama setahun. Siat Yeh ini yang ke empat kalinya, namun pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan selama empat hari. "Sekarang hanya dua hari saja, berawal dari Mendak Tirta, lanjut distanakan di Pura Melanting, Desa Suwat," papar dia.
Darmen mengatakan, hari sebelumnya diadakan hiburan berupa perlombaan menangkap itik di persawahan. "Kami bersihkan secara sekala dan niskala rasa kebencian, emosi, dan sifat negatif lainnya dengan perang air ini. Perangnya dalam artian memerangi aura negatif yang ada dalam diri tersebut ditandai saling siram air satu sama lain," jelas Darmen.
Disinggung perbedaan apa yang dirasakan sebelum dan sesudah ikut perang air, dia mengaku jawabannya hanya ada pada diri setiap peserta. Namun secara pribadi dia merasakan sebuah momen revolusi diri. Karena setiap tahunnya sudah melewati segala dan berbagai rasa dalam diri. Sekarang melalui perang air ini dilepaskan, dan untuk menyongsong tahun ke depannya sudah siap dengan hal lebih positif maupun etikad baik kembali.
"Pelaksanaan perang dilakukan di Catus Pata karena di sini terdapat semua energi dari segala penjuru. Makanya sebelum perang juga dilakukan prosesi upacara oleh Jero Mangku Khayangan Tiga dengan lokasinya ngider bhuwana. Sedangkan peserta perang ada di empat arah, yaitu sebelah utara, timur, selatan, dan barat," ungkap dia.
Darmen menambahkan, selain warga Suwat, peserta perang juga bisa dilakukan oleh masyarakat umum. Yaitu warga di luar Desa Suwat bisa ikut perang dengan mengikuti peraturan yang ada, hanya menggunakan pakaian adat madya tanpa baju (khusus bagi laki-laki). Sehingga setiap pelaksanaan perang air pesertanya bisa mencapai 200 hingga 300 orang. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan selama 30 hingga 40 menit yang dimulai pada pukul 16.00 Wita.*nvi
Siat Yeh rutin digelar setiap tanggal 1 Januari. Seperti dilakukan oleh ratusan warga, Selasa (1/1) sore.
Kegiatan ini berlangsung di Catus Pata Desa Suwat, diikuti ratusan warga baik laki-laki maupun perempuan. Ketua Panitia Siat Yeh Putu Darmen Sidanta menjelaskan perang itu sebagai memerangi emosi dan sifat negatif di dalam diri selama setahun. Siat Yeh ini yang ke empat kalinya, namun pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan selama empat hari. "Sekarang hanya dua hari saja, berawal dari Mendak Tirta, lanjut distanakan di Pura Melanting, Desa Suwat," papar dia.
Darmen mengatakan, hari sebelumnya diadakan hiburan berupa perlombaan menangkap itik di persawahan. "Kami bersihkan secara sekala dan niskala rasa kebencian, emosi, dan sifat negatif lainnya dengan perang air ini. Perangnya dalam artian memerangi aura negatif yang ada dalam diri tersebut ditandai saling siram air satu sama lain," jelas Darmen.
Disinggung perbedaan apa yang dirasakan sebelum dan sesudah ikut perang air, dia mengaku jawabannya hanya ada pada diri setiap peserta. Namun secara pribadi dia merasakan sebuah momen revolusi diri. Karena setiap tahunnya sudah melewati segala dan berbagai rasa dalam diri. Sekarang melalui perang air ini dilepaskan, dan untuk menyongsong tahun ke depannya sudah siap dengan hal lebih positif maupun etikad baik kembali.
"Pelaksanaan perang dilakukan di Catus Pata karena di sini terdapat semua energi dari segala penjuru. Makanya sebelum perang juga dilakukan prosesi upacara oleh Jero Mangku Khayangan Tiga dengan lokasinya ngider bhuwana. Sedangkan peserta perang ada di empat arah, yaitu sebelah utara, timur, selatan, dan barat," ungkap dia.
Darmen menambahkan, selain warga Suwat, peserta perang juga bisa dilakukan oleh masyarakat umum. Yaitu warga di luar Desa Suwat bisa ikut perang dengan mengikuti peraturan yang ada, hanya menggunakan pakaian adat madya tanpa baju (khusus bagi laki-laki). Sehingga setiap pelaksanaan perang air pesertanya bisa mencapai 200 hingga 300 orang. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan selama 30 hingga 40 menit yang dimulai pada pukul 16.00 Wita.*nvi
Komentar